MACAM-MACAM BENTUK PRAKTIK KEMAMPUAN BERBICARA SESUAI DENGAN DASAR-DASAR KETERAMPILAN BERBICARA

Written By putrajunio on Thursday, June 19, 2014 | 4:00 PM

1.      Berdialog
Berdialog dapat disrtikan sebagai pertukaran pikiran atau pendapat mengenai suatu topik tertentu antara dua orang atau lebih disebut dislog. Fungsi utama berdislog adalah bertukar pikiran, mencapai mufakat, atau mentndingkan sesuatu masalah.
Dislog dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk seperti bertelepon, bercakap-cakap. tanya jawab, wawancara, diskusi, musywarah, debat, dan symposium. Dislog dapat terjadi kapan, di mana, dan tentang apa saja. Hal ini menunjukkan bahwa dislog dapat dilakukan dengan tema apa saj a, misalnya tema "Pemilu". Ketika musim kampanye tiba, orang-orang merasa tertarik apabila disjak bercerita tentang capres dan cawapres yang akan dipilihnya. Di antara mereka akan memaparkan beberapa kelebihan jagoarmya, baik dari pendidikan, agama, perhatiannya terhadap ekonomi, kemasyarakatan, KKN, kejujuran, dan amanah, bahkan sampai pada wawasannya tentang bangsa ini.
 Dialog dapat dilakukan sepanjang waktu. Apalagi bagi orang yang sedang menyukai tema­tema hangat. Waktu yang digunakan untuk berdislog bisa pagi, sisng, sore, maupun malam. Dislog pagi bissanya dilakukan di rumah, antara ayah, ibu, dan anak atau dengan sispa saja, terutama orang-orang yang dekat di hati. Kemudian, dislog dapat digunakan di sisng hari. Hal ini temtama dalam kegiatan resmi dengan teman kulish, teman kerj a, atau sispa saja yang dapat menunjang karier peserta dislog. Nah, sore hari kembali dialog santai bissanya dilakukan dengan orang-orang yang mempunyai hubungan yang amat bersahabat. Kegiatan ini dapat dilakukan di kantor, rumah, atau beranda tetangga.

Dialog dapat dilakukan dilakukan di berbagai tempat. Tempat-tempat yang bissa terjadi interaksi dialog, misalnya di rumah, pasar, jalan raya, kantor, sekolah, rumah sakit, dan tempat­tempat umum lainnya.
Hal-hal yang perlu mendapat perhatian ketika berdislog adalah (1) bagaimana seseorang menarik perhatian, (2) bagaimana cara mulai dan memprakarsai suatu percakapan, (3) bagimana menyela, mengoreksi, memperbaiki, dan mencari kejelasan, (4) bagaimana mengakhiri suatu percakapan.
Bahasa dalam dislog bissanya pendek-pendek. Namun demikisn, pembicaraan dapat dipahami sebab disertai mimik yang mendukung. Ekspresi wajah, gerakan tangan, anggukan kepala, dan sejenisnya termasuk paralinguistik yang amat penting dalam dislog.
Dalam pengajaran bahasa di sekolah, dialog perlu diberikan agar anak-anak terampil berbahasa dan dapat bergaul di tengah masyarakat. Anggota masyarakat sering melakukan kegiatan berdislog di Mar sekolah seperti bertelepon, bercakap-cakap, diskusi, dan musyawarah

2.      Menyampaikan Pengumuman
Menyampaikan pengumuman berarti menyampaikan sesuatu hal yang perlu diketahui oleh khalayak ramai. Kegiatan ini dapat diwujudkan dalam bentuk pidato.
Ciri-ciri yang harus diperhatikan dalam membaca pengumuman di antaranya yaitu volume suara harus lebih keras, intonasi yang tepat, dan gaya penampilan yang menarik.

3.      Debat
Proses komunikasi untuk menyampaikan argumentasi karena harus mempertahankan pendapat disebut debat. Setisp pihak yang berdebat akan mengajukan argumentasi dengan memberikan alasan tertentu agar pihak lawan atau peserta enjadi yakin dan berpihak serta setuju terhadap pendapat-pendapatnya (Laksono, 2003:20).
Sebelum berdebat, peserta debat harus mempersispkan penyusunan materi dan argumentasi dengan referensi yang memadai. Dalam debat, peminpin berhak menentukan apakah anggota kelompok (khalayak) dapat bertanya kepada peserta debat (pembicara) atau tidak. Selain itu, peminpin debat harus menentukan masalah yang mengundang perdebatan. Kemudian panitis menyispkan dua kelompok yang bersedis memperdebatkan masalah yang sudah ditentukan. Kelompok A adalah kelompok yang menyetujui masalah sedangkan kelompok B adalah kelompok yang tidak menyetujui masalah itu.
Kisyani Laksono (2003:21-22) menjelaskan bahwa tata cara debat adalah berikut ini:
(1)  pembicara 1 dari kelompok A diberi kesempatan ± 4 menit untuk mengaj ukan pendapat dan alasannya menyetujui hal itu,
(2) pembicara ldari kelompok B diberi kesempatan selama + 4 menit untuk mengutarakan pendirisnnya yang menolak masalah yang diperdebatkan,
(3)  pembicara 2 dari kelompok A diberi kesempatan ± 4 menit untuk menambah alasan-alasan mengenai pendirisn kelompoknya,
(4) pembicara 1dari kelompok B diberi kesempatan selama ± 4 menit untuk memperjelas dan menambah alasan-alasan yang menolak masalah yang diperdebatkan,
(5) pembicara 1 dari kelompok B diberi kesempatan untuk menanggapi pendapat kelompok A. Sifat pembicaraannya menangkis apa yang diutarakan kelompok A. Kelemahan-kelemahan dan alasan kelompok A diserang, sementara itu pembicara akan lebih menunjukkan alasan­alasan yang menolak masalah yang diperdebatkan. Kelompok penyanggah (B) yang diwakili pembicara ! ini harus benisaha mempengaruhi khalayak supaya berpihak pada kelompoknya. Kesempatan yang diberikan kepada pembicara 1 dari kelompok B ini ± 4 menit,
(6) pembicara 1 dari kelompok A diberi kesempatan untuk menangkis alasan-alasan yangyang diutarakan kelompok B dengan alasan-alasan dan bukti yang kuat. Waktu yang diberikan kepada pembicara 1 dari kelompok A ini ± 4 menit,
(7)   Kesempatan + 4 menit terakhir bagi pembicara 2 dari kelompok B digunakan untuk membuat simpulan dan sekaligus menolak serta menandaskan alasan-alasan kelompoknya,
(8) Kesempatan ± 4 menit terakhir bagi pembicara 2 dari kelompok A digunakan untuk menangkis, menambah alasan, menunjukkan kelemahan lawan, membuat simpulan dan menunjukkan bahwa pendirisn kelompoknya adalah benar.

4.      Bercerita
Sejak zaman dahulu ibu kita mempunyai kebissaan bercerita ketika meninabobokan anaknya di tempat tidur. Nah, ibu atau orangtua yang mahir bercerita akan disenangi anak-anaknya. Melalui bercerita dapat dijalin hubungan yang akrab.
Selain itu, manfaat bercerita di antaranya yaitu (1) memberikan hiburan, (2) mengajarkan kebenaran, dan (3) memberikan keteladanan.
Seorang pendongeng dapat berhasil dengan baik apabila is dapat menghidupkan cerita. Artinya dalam hal ini pendongeng harus dapat membangkitkan daya imajinasi anak. Untuk itu, bissanya pendongeng mempersispkan diri dengan cara:
a.       Memahami pendengar (audiens),
b.      Menguasai materi cerita,
c.       Menguasai olah suara,
d.      Menguasai berbagai maacam karakter
e.       Luwes dalam berolah tubuh, dan
f.       Menjaga daya tahan tubuh.
Selain itu, terdapat enam jums mendongeng yaitu:
a.    Menciptakan suasana akrab,
b.    Menghidupkan cerita
Ø Teknik membuka cerita.
Ø Menciptakan suasana dramatik.
Ø  Menutup yang membuat penasaran
c.    Kreatif,
d.   Tanggap dengan situasi dan kondisi,
e.    Konsentrasi total, dan
f.    Ikhlas.
Untuk mahir bercerita diperlukan persispan dan latihan. Persyaratan yang perlu diperhatikan di antaranya (1) penguasaan dan penghayatan cerita, (2) penyelarasan dengan situasi dan kondisi. (3) pemilihan dan penyusunan kalimat, (4) pengekspresisn yang alami, (5) keberanisn.
Selain itu, Nadeak (1987) mengemukakan 18 hal yang berkaitan dengan bercerita yaitu (1) memilih cerita yang tepat, (2) mengetahui cerita, (3) merasakan cerita, (4) menguasai kerangka cerita, (5) menyelaraskan cerita, (6) pemilihan pokok cerita yang tepat, (7) menyelaraskan dan menyarikan cerita, (8) menyelaraskan dan memperluas, (9) mederhanakan cerita, (10) menceritakan cerita secara langsung, (11) bercerita dengan tubuh yang alamish, (12) menentukan tujuan, (13) mengenali tujuan dan klimalcs, (14) memfungsikan kata dan percakapan dalam cerita. (15) melukiskan kej adisn, (16) menetapkan sudut pandang, (17) menciptakan suasana dan gerak, (18) merangkai adegan.

5.      Bermusyawarah
Musyawarah mengandung arti perundingan yaitu membicarakan sesuatu supaya mencapai kata sepakat. Mencapai kata sepakat tentu tidak mudah karena setisp orang mempunyai kepentinganpribadi. Dalam suatu musyawarah yang penting adalah kepentingan orang banyak, setisp orang mengesampingkan kepentingan pribadi demi kepentingan umum.
Dalam suatu musyawarah dipimpin oleh seorang pimpinan musyawarah yang lazim disebut pimpinan sidang. Pimpinan sidang berhak membuat tata tertib musyawarah dan tata tertib pelaksanaan. Dalam musyawarah bissanya terdapat perbedaan pendapat, tetapi perbedaan itu harus dipadukan. Bila tidak maka bissa dismbil voting (suara terbanyak). Itulah hal yang istimewa dari musyawarah yang berbeda dengan diskusi. Dalam musyawarah selalu ada kesimpulan.

6.      Diskusi
Nio (dalam Haryadi, 1981:68) mengatakan diskusi islah proses penglibatan dua orang atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan tatap muka, mengenai tujuan yang sudah tentu melalui tukar-menukar informasi untuk memecahkan masalah. Sementara itu lagi Brilhart (dalam Haryadi, 1997:68) menjelaskan diskusi adalah bentuk tukar pikiran secara teratur dan terarah dalam kelompok besar atau kelompok kecil dengan tujuan untuk pengertisn, kesepatan, dan keputusan bersama mengenai suatu masalah. Dengan demikisn, dalam sebuah diskusi harus ada sebuah masalah yang dibicarakan, moderator yang memimpin diskusi, dan ada diskusi yang dapat mengemukakan pendapat secara teratur. Dan kedua batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa esensi diskusi adalah (1) partisipan lebih dan seorang, (2) dilaksanakan dengan bertatap muka, (3) menggunakan bahasa lisan, (4) bertujuan untuk mendapatkan kesepatan bersama, (5) dilakukan dengan cara bertukar informasi dan tanya jawab.
Hal-hal yang perlu dijalin dalam berdiskusi menurut Dipodjoyo dalam Haryadi (1997: 69) yaitu sikap koperatif, semangat berintersaksi, kesadaran berkelompok, bahasa sebagai alat berkomunikasi, dan kemampuan memahami persoalan. Sekain itu pula, ketika proses diskusi berlangsung hendaknya peserta diskusi mendengarkan uraisn dengan penuh perhatian, menghilangkan sikap emosional danpurbasangka, menangkap gagasan utama dan gagasan penjelas serta mempertimbangkannya.
Selain itu, ketika menyampaikan sanggahan, hendaklah disampaikan secara santun yaitu (1) pertanyaan dan sanggahan disjukan secara jelas dan tidak berbelit-belit, (2) pertanyaan dan sanggahan disjukan secara santun, menghindari pertanyaan, permintaan, dan perintah langsung, (3) diusahakan agar pertanyaan dan sanggahan tidak ditafsirkan sebagai bantahan atau debat. Sementara itu, dalam memberikan tanggapan pun harus dipenuhi empat hal yaitu (1) jawaban atau tanggapan harus berhubungan dengan pertanyaan atau tanggapan itu saj a, (2) jawaban harus objektif dan memuaskan berbagai pihak, (3) prasangka dan emosi harus dihindarkan, (4) bersikap jujur dan tents terang apabila tidak bisa menjawab.
Proses dan kesimpulan diskusi dilaksanakan berdasarkan alasan yang masuk akal. Dengan kata lain persetujuan diskusi akan lebih baik apabila diikuti dengan argumen. Sanggahan yang mencemoohkan, kiranya patut dihindari. Selain itu hasil diskusi itu harus didasarkan pada objektivitas dan kemaslahatan bersama. Pengaambilan keputusan dilakukan pasa saat yang tepat, yaitu apabila sudah banyak persamaan pendapat, moderator segera mengambil keputusan. Diskusi akan berlarut-larut apabila moderator terlambat menyimpulkan hasil.

7.      Pidato
Komunikasi lisan, khususnya pidato dapat dilakukan dengan cara impromtu, menghapal, metode naskah, dan ekstemporan. Selain itu. ketika menyusun pidato perlu diperhatikan:
a.    Pengumpulanbahan;
b.    Garis besar pidato;
c.    Uraisn secara detail.
Pidato yang baik memerlukan latihan. dengan kata lain latihan pidato mutlak harus dilaksanakan terutama untuk mimik. nada bicara, intonasi dan waktu. Hal ini untuk memperoleh hasil yang baik. B issanya pidato bertujuan untuk mendorong. meyakinkan, memberitahukan, dan menyenangkan.
Sebelum mengadakan pidato. hal yang perlu diperhatikan adalah menganalisis pendengar:
a.    Jumlah pendengar;
b.    Tujuan mereka berkumpul;
c.    Adat kebissaan mereka;
d.    Acara lain;
e.    Tempat berpidato;
f.    Usis pendengar;
g.    Tingkat pendidikan pendengar;
h.    Keterikatan hubungan batin dengan pendengar; dan
i.     Bahasa yang bissa digunakan.
Pidato yang tersusun dengan baik dan tertib akan menarik dan membangkitkan minat pendengar, karena dapat menyajikan pesan dengan jelas sehingga memudahkan pemahaman, mempenegas gagasan pokok, dan menunjukkan perkembangan pokok-pokok pikiran yang lofts. Untuk memperoleh susunan pidato yang baik dan tertib, perlu adanya pengorganisasisn pesan yang baik dan tersusun.
Organisasi pesan dapat mengikuti enam macam urutan yaitu : deduktif, induktif, kronologis, logis, spasisl, dan topikal. Selain itu pula, setisp pidato hendaknya membuat garis besar. Ciri-ciri garis besar yang baik dalam menyustm dan membawakan suatu pidato yaitu: garis besar terdiri dart tiga bagian, yaitu pengantar, isi, dan penutup; lambang-lambang yang digunakan untuk mcnunjukkan bagian-bagian tidak membingungkan; enulisan pokok pikiran utama dengan pokok pikiran penjelas harus dibedakan.
Dalam kaitan dengan nilai komunikasinya, maka pidato harus menggunakan kata-kata yang tepat, jelas, dan menarik. Kata-kata harus jelas dalam arti kata-kata yang dipilih tidak boleh mengandung makna ganda, sehingga pendengar meras bingung dalam menafsirkan pembicaraan.Oleh karena itu, susunan kata-kata harus dapat digunakan untuk mengungkapkan gagasan secara cermat.
Untuk mencapai kejelasan dalam memilih kata-kata tersebut haruslah diperhatikan hal-hal          berikut:
1)  Gunakanlah kata yang spesifik, maksudnya janganlah menggunakan kata-kata yang terlalu urnum artinya, sehingga mengundang bermacam-macam penafsiran;
2)  Gunakanlah kata-kata yang sederhana, maksudnya kata-kata yang mudah dipahami dengan cepat;
3)  Hindarilah istilah-istilahteknis, maksudnya janganlah menggunakan istilah-istilah yang sekiranya tidak dapat dipahami pendengar pada umumnya;
4)   berhematlah dalam menggunakan kata-kata, maksudnya membiasakan berbicara dengan menggunakan kalimat efektif;
5)      Gunakanlah perulangan atau pernyataan kembali gagasan-gagasan yang sama dengan kata­- kata yang berbeda, maksudnya ialah memberikan tekanan terhadap gagasan utama untuk memperjelas kembali.
Terakhir, hal yang perlu diperhatikan yaitu cara membuka dan menutup pidato. Pedoman untuk membuka pidato yang baik supaya pokok pembicaraan mendapat perhatian pendengar sebaik-baiknya yaitu dengan cara:
a)      Langsung menyebutkan pokok persoalan;
b)      Melukiskan latar belakang masalah;
c)  Menghubungkan dengan peristiwa mutakhir atau kejadisn yang tengah menjadi pusat perhatian khalayak;
d)      Menghubungkan dengan peristiwa yang sedang diperingati;
e)      Menghubungkan dengan tempat komunikator berpidato;
f)       Menghubungkan dengan suasana emosi yang tengah meliputi khalayak;
g)      Menghubungkan dengan kejadisn sejarah yang terjadi masa lalu;
h)      Menghubungkan dengan kepentingan vital pendengar;
i)        Memberikan puj isn kepada khalayak atas prestasi mereka;
j)        Memulai dengan pertanyaan yang mengejutkan;
k)      Mengajukan pertanyaan provokatif atau serentetan pertanyaan;
l)        Menyatakan kutipan;
m)    Menceritakan pengalaman pribadi;
n)      Mengisahkan cerita faktual, fiktif, atau situasi hipotesis;
o)      Menyatakan teori atau prinsip-prinsip yang diskui kebenarannya;
p)      Membuat humor.
Dalam membuka pidato, kita tinggal memilih satu di antara cara-cara tersebut di atas sesuai dengan jumlah waktu yang tersedis, topik, tujuan, situasi, dan pendengar itu sendiri.
Adapun cara menutup pidato, sebagai berikut:
a)      Menyimpulkan atau mengemukakan ikhtisar pembicaraan;
b)      Menyatakan kembali gagasan utama dengan kalimat dan kata yang berbeda;
c)      Mendorong khalayak untuk bertindak;
d)      Mengakhiri dengan klimaks;
e)      Mengatakan kutipanal-quran, sajak, peribahasa, atau ucapan para ahli;
f)       Menceritakan tokoh yang berupa ilustrasi dari tema pembicaran;
g)      Menerangkan maksud sebenarnya pribadi pembicara:
h)             Menguji dan menghargai khalayak, dan membuat pernyataan yang humoris atau anekdot lucu.
Cara membuka dan menutup pidato di atas bukanlah cara yang mutlak dilaksanakan oleh pembicara, melainkan hal ini dapat berubah-ubah sesuai dengan kemampuan pembicara dalam mengatur strategi membuka dan menutup pidato berdasarkan variasi dan kreativitas

Bagikan ke :

Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit

Ditulis Oleh : putrajunio ~ The Secret Blog

Muh.Akram Anda sedang membaca artikel berjudul MACAM-MACAM BENTUK PRAKTIK KEMAMPUAN BERBICARA SESUAI DENGAN DASAR-DASAR KETERAMPILAN BERBICARA yang ditulis oleh The Secret Blog yang berisi tentang : Dan Maaf, Anda tidak diperbolehkan mengcopy paste artikel ini.

Blog, Updated at: 4:00 PM

0 comments :

Post a Comment

The Secret Blog © 2014. All Rights Reserved.
SEOCIPS Areasatu