Terapi Medikamentosa
Obat antiglaukoma berdasarkan pada
cara kerjanya :
1. Mengurangi produksi akuosa humor
2. Menambah curahan trabekular
3. Menambah curahan uveosklera
4. Penurunan Volume Korpus Vitreum
Mengurangi
produksi akuos humor
Dikenal sistem yang berhubungan dengan pembentukan akuos humor
· Reseptor beta adrenergik dan
reseptor alfa
· Karbonik anhidrase inhibitor
1. Beta adrenergik antagonis
Di dalam mata yang berperan
besar pada produksi cairan mata adalah beta-1 (β1) reseptor. Dengan menghambat
reseptor beta maka dengan sendirinya produksi akuos humor berkurang.Dikenal
beberapa bentuk Beta blocker topikal
a. Nonselektif beta blocker (timolol, levobunolol,
carteolol, metipranolol)
· Termasuk ke dalam kelompok ini
yang mempunyai efek pada kedua reseptor beta-l (β1) dan beta-2 (β2), mempunyai
potensi menurunkan TIO dengan memungkinkan mata memproduksi akuos lebih sedikit
daripada normal
b.
Selekfif
(betaxolol)
·
“Selektif” beta blocker adalah "cardioselective".
Pada usia lanjut toleransi obat ini lebih baik karena efeknya kurang pada
pernafasan, dengan efek menurunkan TIO yang kurang.
Secara
umum dapat disimpulkan beta blocker akan memberikan efek samping iritasi
alergik, penglihatan kabur, dan kadang-kadang mata kering. Beta blocker
nonselektif dapat memberikan efek samping terhadap jantung dan pernafasan
dimana :
a. Beta 1(β1) : tekanan darah
menurun dan bradikardi
b. Beta 2(β2) : paru, konstriksi
bronkiol
2.
Alfa adrenergik agonis
(Obat alfa adrenergik agonis)
a.
Apradonidine (0.5-1.0
%)
3.
Karbonik anhidrase inhibitor
Karbonik anhidrase inhibitor
oral (acetazolamide, methazolamide), menurunkan tekanan bola mata melalui enzim
yang membentuk akuos humor. Carbonic anhydrase adalah enzim katalisis hidrasi
karbondioksida jadi asam karbonik yang kemudian berdisosiasi jadi ion
bikarbonat dan hydrogen.
· CO2 +
H20 Ã CA Ã H2C03Ã H+ + HCO3-
· CAI menghambat
pembentukan HCO3-
· Difusi HCO3- di dalam mata
hipertonik dibanding dengan plasma sehingga cairan masuk ke dalam mata dari
plasma
· Hambatan pembentukan
akuos dengan memperlambat pembentukan bicarbonat pada sel sekretori neuroepitel
badan siliar.
Karbonik anhidrase inhibitor
dikenal Acetazolamide (D'amox), Methazolamide (Neptazane), Dorzolamide (Trusopt
2%), Brinzolamide (Azopt).
Menambah curahan trabekular
1. Adrenergik agonis
a. Brominidine (alphagen, alergan)
· Brominidin merupakan alfa 2
agonis selektif
· Efek sama dengan timolol
· Menaikkan curahan akuos humor
uveosklera
· Side efek kurang dari timolol
· Alergi
· Menurunkan tekanan bola mata
4-6 mmHg
b. Epinefrin
· Epinefrin merupakan adrenergik
agonis yang bekerja terhadap reseptor di dalam mata, dikenal sebagai sisi alfa
1 (pengurangan produksi) dan beta 1-2 di dalam mata yang mengakibatkan
bertambahnya pengaliran keluar cairan mata. Pada pasien yang tidak mempunyai
toleransi terhadap kejang akomodasi dan iritasi akibat miotik epinefrin
merupakan pengganti. Tidak banyak dipakai akibat banyak obat pengganti
· Dosis : Epitrate 2%, Epifrin
0.25%, 0.5%, 1%, 2%, Glaukon 1%, 2%, EpiN 0.5%.E Pilo 1%, dipakai 2 kali
sehari.
· Efek samping epinefrin
- Dilatasi pupil dan penglihatan akan kabur
- Sakit pada dahi, sakit kepala,
mata berair
- Iritasi lokal yang dapat
mengakibatkan mata merah
- Alergi pada pemakaian lama
· Kontraindikasi epinefrin pada
glaukoma sudut tertutup, penyakit kardiovaskular. Epinefrin hampir tidak
dipakai pada saat ini.
c. Dipiverine
· Dipiverine merupakan obat yang
dapat dirubah tubuh menjadi epinefrin. Dipiverine dapat menembus kornea yang
bila telah masuk kedalam bola mata dirubah tubuh menjadi epinefrin. Adalah
wajar dipiverine memberi kurang keluhan pedes dan iritasi.
d. Kombinasi obat mata
· Kombinasi akan memberi 2 tipe
obat dalam satu tetes obat, seperti:
- E-pilo, kombinasi epinefrin
dengan pilokarpin
- Tim pilo, kombinasi pilokarpin
dan timolol.
2. Agen kolinergik
Efek pada mata
a. Iris, miosis
b. Badan siliar.
·
Akomodasi
·
Membuka anyaman trabekular, meningkatkan curahan akuos humor
3. Obat miotik
Pemakaian miotik untuk glaukoma
kepopulerannya berkurang akibat banyaknya efek samping dan terdapat banyak obat
baru.
Miotik mempercepat keluarnya akuos
dari mata dengan kontraksi otot dalam mata. Otot mata menarik kanal saluran dan
sedikit membukanya yang memungkinkan akuos lebih cepat keluar. Obat ringan
dibagi dan bila tidak berhasil diperkuat. Miotik adalah kolinergik yang
mengecilkan pupil yang memungkinkan pengaliran keluar cairan mata. Miotik
memberikan efek membuka untuk mengeluarkan cairan mata. Miotik merangsang sel
drainase untuk memberikan efek ini. Pilokarpin dan karbakol merupakan miotik
yang sering dipergunakan. Efek sistemik parasimpatis:
a. Meningkatkan aktivitas
kelenjar
b. Menurunkan akitivitas jantung
c. Pembuluh darah dilatasi
d. Konstriksi bronkiol
Parasimpatis memberikan keluhan
terhadap fluktuasi penglihatan, sakit kepala, dan ukuran pupil kecil. yang
meningkatkan risiko ablasi retina. Miotik lemah adalah pilocarpin sedang yang
kuat carbachol dan phospholine iodide.
a. Pilokarpin
· Obat anti glaukoma yang tertua
yang tidak kuat.
· Pilokarpin akan mengakibatkan
miosis mulai dalam 15-20 menit pertama yang berlangsung untuk selama 4-8-jam.
· Pupil dapat dilihat saat
miosis.
b. Karbakol
· Karbakol mempunyai efek yang
sama dengan pilokarpin dan dipergunakan bila toleransi terhadap pilokarpin
kurang
· 3% karbakol ekivalen dengan
pilokarpin 4%
· Karbakol tidak dapat menembus
bola mata seperti pilokarpin sehingga, diperlukan bahan pelarut, sedang bahan
pelarut ini dapat mengakibatkan reaksi sensitivitas pada orang tertentu.
Meningkatkan curahan uveosklera
1. Latanaprost 0.005% ( Xalatan )
· Prostaglandin E2
agonis
· Menaikkan sklerouvea flow,
menurunkan tekanan intraokular
· Tidak tergantung pada tekanan
vena episklera atau akibat meningkatnya tekanan vena episklera
· Menurunkan TIO 27-33%
· Efektivitas sama dengan
non-selektif beta blocker
· Obat yang baik untuk NTG, dan menurunkan TIO 20 %
· Prostaglandin Analog,
Prostaglandin umumnya merupakan media peradangan yang dapat menaikkan TIO, akan
tetapi bila diberikan pada dosis rendah prostaglandin secara bermakna
menurunkan TIO.
Penurunan Volume Korpus
Vitreum
Obat-obat hiperosmotik menyebabkan darah menjadi
hipertonik sehingga air tertarik keluar dari korpus vitreum dan terjadi
penciutan korpus vitreum. Selain ini, juga terjadi penurunan produksi humor
akueus. Penurunan volume korpus vitreum bermanfaat dalam pengobatan glaukoma
sudut tertutup akut dan glaucoma maligna yang menyebabkan pergeseran lensa
kristalina ke depan (disebabkan oleh perubahan volume korpus vitreum atau
koroid) dan menyebabkan penutupan sudut (glaukoma sudut tertutup sekunder). Gliserin (gliserol) oral, 1 mL/kg
berat dalam suatu larutan 50% dingin dicampur dengan sari lemon, adalah obat
yang paling sering digunakan, tetapi pemakaiannya pada pengidap diabetes harus
berhati-hati. Pilihan
lain adalah isosorbin oral dan urea atau manitol intravena.
0 comments :
Post a Comment