RINGKASAN MATERI TENTANG JENIS-JENIS TERAPI MEDIKAMENTOSA TERHADAP PENDERITA GLUKOMA

Written By putrajunio on Wednesday, April 16, 2014 | 10:23 PM



Terapi Medikamentosa 
Obat antiglaukoma berdasarkan pada cara kerjanya :
1.    Mengurangi produksi akuosa humor
2.    Menambah curahan trabekular
3.     Menambah curahan uveosklera
4.     Penurunan Volume Korpus Vitreum

Mengurangi produksi akuos humor
Dikenal sistem yang berhubungan dengan pembentukan akuos humor
·      Reseptor beta adrenergik dan reseptor alfa
·      Karbonik anhidrase inhibitor

1.    Beta adrenergik antagonis
Di dalam mata yang berperan besar pada produksi cairan mata adalah beta-1 (β1) reseptor. Dengan menghambat reseptor beta maka dengan sendirinya produksi akuos humor berkurang.Dikenal beberapa bentuk Beta blocker topikal
a.    Nonselektif  beta blocker (timolol, levobunolol, carteolol, metipranolol)
·      Termasuk ke dalam kelompok ini yang mempunyai efek pada kedua reseptor beta-l (β1) dan beta-2 (β2), mempunyai potensi menurunkan TIO dengan memungkinkan mata memproduksi akuos lebih sedikit daripada normal
b.    Selekfif (betaxolol)
·      “Selektif” beta blocker adalah "cardioselective". Pada usia lanjut toleransi obat ini lebih baik karena efeknya kurang pada pernafasan, dengan efek menurunkan TIO yang kurang.
Secara umum dapat disimpulkan beta blocker akan memberikan efek samping iritasi alergik, penglihatan kabur, dan kadang-kadang mata kering. Beta blocker nonselektif dapat memberikan efek samping terhadap jantung dan pernafasan dimana :
a.    Beta 1(β1) : tekanan darah menurun dan bradikardi
b.    Beta 2(β2) : paru, konstriksi bronkiol

2.                       Alfa adrenergik agonis
(Obat alfa adrenergik agonis)
a.    Apradonidine (0.5-1.0 %)

3.                       Karbonik anhidrase inhibitor
Karbonik anhidrase inhibitor oral (acetazolamide, methazolamide), menurunkan tekanan bola mata melalui enzim yang membentuk akuos humor. Carbonic anhydrase adalah enzim katalisis hidrasi karbondioksida jadi asam karbonik yang kemudian berdisosiasi jadi ion bikarbonat dan hydrogen.
·      CO2 + H20 à CA àH2C03àH+  +  HCO3-
·      CAI menghambat pembentukan HCO3-
·      Difusi HCO3- di dalam mata hipertonik dibanding dengan plasma sehingga cairan masuk ke dalam mata dari plasma
·      Hambatan pembentukan akuos dengan memperlambat pembentukan bicarbonat pada sel sekretori neuroepitel badan siliar.
Karbonik anhidrase inhibitor dikenal Acetazolamide (D'amox), Methazolamide (Neptazane), Dorzolamide (Trusopt 2%), Brinzolamide (Azopt).

Menambah curahan trabekular
1.           Adrenergik agonis
a.  Brominidine (alphagen, alergan)
·      Brominidin merupakan alfa 2 agonis selektif
·      Efek sama dengan timolol
·      Menaikkan curahan akuos humor uveosklera
·      Side efek kurang dari timolol
·      Alergi
·      Menurunkan tekanan bola mata 4-6 mmHg

b.    Epinefrin
·      Epinefrin merupakan adrenergik agonis yang bekerja terhadap reseptor di dalam mata, dikenal sebagai sisi alfa 1 (pengurangan produksi) dan beta 1-2 di dalam mata yang mengakibatkan bertambahnya pengaliran keluar cairan mata. Pada pasien yang tidak mempunyai toleransi terhadap kejang akomodasi dan iritasi akibat miotik epinefrin merupakan pengganti. Tidak banyak dipakai akibat banyak obat pengganti
·      Dosis : Epitrate 2%, Epifrin 0.25%, 0.5%, 1%, 2%, Glaukon 1%, 2%, EpiN 0.5%.E Pilo 1%, dipakai 2 kali sehari.
·      Efek samping epinefrin
-     Dilatasi pupil dan penglihatan akan kabur
-     Sakit pada dahi, sakit kepala, mata berair
-     Iritasi lokal yang dapat mengakibatkan mata merah
-     Alergi pada pemakaian lama
·      Kontraindikasi epinefrin pada glaukoma sudut tertutup, penyakit kardiovaskular. Epinefrin hampir tidak dipakai pada saat ini.

c.    Dipiverine
·       Dipiverine merupakan obat yang dapat dirubah tubuh menjadi epinefrin. Dipiverine dapat menembus kornea yang bila telah masuk kedalam bola mata dirubah tubuh menjadi epinefrin. Adalah wajar dipiverine memberi kurang keluhan pedes dan iritasi.

d.  Kombinasi obat mata
·      Kombinasi akan memberi 2 tipe obat dalam satu tetes obat, seperti:
-     E-pilo, kombinasi epinefrin dengan pilokarpin
-     Tim pilo, kombinasi pilokarpin dan timolol.

2.           Agen kolinergik
Efek pada mata
a.    Iris, miosis
b.    Badan siliar.
·         Akomodasi
·         Membuka anyaman trabekular, meningkatkan curahan akuos humor

3.           Obat miotik
Pemakaian miotik untuk glaukoma kepopulerannya berkurang akibat banyaknya efek samping dan terdapat banyak obat baru.
Miotik mempercepat keluarnya akuos dari mata dengan kontraksi otot dalam mata. Otot mata menarik kanal saluran dan sedikit membukanya yang memungkinkan akuos lebih cepat keluar. Obat ringan dibagi dan bila tidak berhasil diperkuat. Miotik adalah kolinergik yang mengecilkan pupil yang memungkinkan pengaliran keluar cairan mata. Miotik memberikan efek membuka untuk mengeluarkan cairan mata. Miotik merangsang sel drainase untuk memberikan efek ini. Pilokarpin dan karbakol merupakan miotik yang sering dipergunakan. Efek sistemik parasimpatis:
a.    Meningkatkan aktivitas kelenjar
b.    Menurunkan akitivitas jantung
c.    Pembuluh darah dilatasi
d.   Konstriksi bronkiol

Parasimpatis memberikan keluhan terhadap fluktuasi penglihatan, sakit kepala, dan ukuran pupil kecil. yang meningkatkan risiko ablasi retina. Miotik lemah adalah pilocarpin sedang yang kuat carbachol dan phospholine iodide.
a.  Pilokarpin
·      Obat anti glaukoma yang tertua yang tidak kuat.
·      Pilokarpin akan mengakibatkan miosis mulai dalam 15-20 menit pertama yang berlangsung untuk selama 4-8-jam.
·      Pupil dapat dilihat saat miosis.
b.  Karbakol
·      Karbakol mempunyai efek yang sama dengan pilokarpin dan dipergunakan bila toleransi terhadap pilokarpin kurang
·      3% karbakol ekivalen dengan pilokarpin 4%
·      Karbakol tidak dapat menembus bola mata seperti pilokarpin sehingga, diperlukan bahan pelarut, sedang bahan pelarut ini dapat mengakibatkan reaksi sensitivitas pada orang tertentu.

Meningkatkan curahan uveosklera
1.           Latanaprost 0.005% ( Xalatan )
·      Prostaglandin E2 agonis
·      Menaikkan sklerouvea flow, menurunkan tekanan intraokular
·      Tidak tergantung pada tekanan vena episklera atau akibat meningkatnya tekanan vena episklera
·      Menurunkan TIO 27-33%
·      Efektivitas sama dengan non-selektif beta blocker
·      Obat yang baik untuk NTG, dan menurunkan TIO 20 %
·      Prostaglandin Analog, Prostaglandin umumnya merupakan media peradangan yang dapat menaikkan TIO, akan tetapi bila diberikan pada dosis rendah prostaglandin secara bermakna menurunkan TIO.

Penurunan Volume Korpus Vitreum
Obat-obat hiperosmotik menyebabkan darah menjadi hipertonik sehingga air tertarik keluar dari korpus vitreum dan terjadi penciutan korpus vitreum. Selain ini, juga terjadi penurunan produksi humor akueus. Penurunan volume korpus vitreum bermanfaat dalam pengobatan glaukoma sudut tertutup akut dan glaucoma maligna yang menyebabkan pergeseran lensa kristalina ke depan (disebabkan oleh perubahan volume korpus vitreum atau koroid) dan menyebabkan penutupan sudut (glaukoma sudut tertutup sekunder). Gliserin (gliserol) oral, 1 mL/kg berat dalam suatu larutan 50% dingin dicampur dengan sari lemon, adalah obat yang paling sering digunakan, tetapi pemakaiannya pada pengidap diabetes harus berhati-hati. Pilihan lain adalah isosorbin oral dan urea atau manitol intravena.

Bagikan ke :

Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit

Ditulis Oleh : putrajunio ~ The Secret Blog

Muh.Akram Anda sedang membaca artikel berjudul RINGKASAN MATERI TENTANG JENIS-JENIS TERAPI MEDIKAMENTOSA TERHADAP PENDERITA GLUKOMA yang ditulis oleh The Secret Blog yang berisi tentang : Dan Maaf, Anda tidak diperbolehkan mengcopy paste artikel ini.

Blog, Updated at: 10:23 PM

0 comments :

Post a Comment

The Secret Blog © 2014. All Rights Reserved.
SEOCIPS Areasatu