Glaukoma ditandai oleh meningkatnya tekanan intraokular yang disertai oleh pencengkungan diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang. Pada sebagian besar kasus, tidak terdapat penyakit mata lain.
Glaukoma adalah penyebab
kebutaan utama kedua di Indonesia, yang rata-rata terjadi pada orang-orang
berusia 40 tahun ke atas.Berdasarkan analisa WHO tahun 2012, glaukoma merupakan
penyebab kebutaan kedua di dunia.Glaukoma sudut
terbuka primer merupakan bentuk glaukoma yang tersering, yang menyebabkan
pengecilan lapangan pandang bilateral progresif asimtomatik yang timbul
perlahan dan sering tidak terdeteksi sampai terjadi pengecilan lapang pandang
yang ekstensif.
Mekanisme peningkatan tekanan intraocular pada glaukoma adalah gangguan
aliran keluar humor akueus akibat kelainan sistem drainase sudut kamera
anterior (glaukoma sudut terbuka) atau gangguan akses humor akueus ke sistem
drainase (glaukoma sudut tertutup).
Penurunan pembentukan humor akueus adalah suatu metode untuk menurunkan
tekanan intraokular pada semua bentuk glaukoma.Beberapa obat dapat menurunkan
pembentukan humor akueus.Tindakan-tindakan bedah dapat dilakukan untuk
menurunkan pembentukan humor akueus setelah terapi medis yang diberikan gagal.
Pada semua pasien glaukoma, perlu tidaknya terapi segera diberikan dan
efektivitasnya dinilai dengan melakukan pengukuran tekanan intraocular
(tonometry), inspeksi diskus optikus dan pengukuran lapangan pandang secara teratur.
Penatalaksanaan glaucoma sebaiknya dilakukan oleh ahli oftalmologi,
tetapi besar masalah dan pentingnya deteksi kasus-kasus asimtomatik mengharuskan
adanyanya kerjasama dengan petugas kesehatan yang lain.
DEFINISI GLAUKOMA
Glaukoma merupakan kelompok
penyakit yang biasanya memiliki satu gambaran berupa kerusakan nervus optikus
yang bersifat progresif yang disebabkan karena peningkatan tekanan intraokular.
Sebagai akibatnya akan terjadi gangguan lapang pandang dan kebutaan.
Glaukoma biasanya menimbulkan
gangguan pada lapang pandang perifer pada tahap awal dan kemudian akan
mengganggu penglihatan sentral. Glaukoma ini dapat tidak bergejala karena
kerusakan terjadi lambat dan tersamar. Glaukoma dapat diobati jika dapat
terdeteksi secara dini.
EPIDEMIOLOGI
Di seluruh dunia, glaukoma
dianggap sebagai penyebab kebutaan yang tinggi. Sekitar 2 % dari penduduk
berusia lebih dari 40 tahun menderita glaukoma. Glaukoma juga didapatkan pada usia 20 tahun, meskipun
jarang. Pria lebih banyak diserang daripada wanita.
ETIOLOGI
Glaukoma terjadi apabila
terdapat ketidakseimbangan antara pembentukan dan pengaliran humor akueus. Pada sebagian besar kasus, tidak terdapat penyakit mata lain
(glaukoma primer). Sedangkan
pada kasus lainnya, peningkatan tekanan intraokular, terjadi sebagai
manifestasi penyakit mata lain (glaukoma sekunder).
FAKTOR RESIKO
Banyak faktor yang boleh
menyebabkan terjadinya glaukoma. Antara faktor resiko yang dapat mengarah pada glaukoma
adalah :
1.
Tekanan
darah rendah atau tinggi
2.
Fenomena
autoimun
3.
Degenerasi
primer sel ganglion
4.
Usia
di atas 45 tahun
5.
Keluarga
mempunyai riwayat glaucoma
6.
Miopia
atau hipermetropia
7.
Pasca
bedah dengan hifema atau infeksi
Sedangkan beberapa hal yang
memperberat resiko glaukoma adalah :
1.
Tekanan
bola mata, makin tinggi makin berat
2.
Makin
tua usia, makin berat
3.
Hipertensi,
resiko 6 kali lebih sering
4.
Kerja
las, resiko 4 kali lebih sering
5.
Keluarga
penderita glaukoma, resiko 4 kali lebih sering
6.
Tembakau,
resiko 4 kali lebih sering
7.
Miopia,
resiko 2 kali lebih sering
8.
Diabetes
melitus, resiko 2 kali lebih sering
GEJALA UMUM GLAUKOMA
Kebanyakan
penderita tidak memberikan gejala pada mata kecuali bila keadaan dimana terjadi
gangguan penglihatan. Bila saraf optik mulai rusak akan terjadi pengecilan lapangan pandang dan bila kerusakan telah lanjut maka akan terjadi
kebutaan.
Pada
glaukoma sudut sempit dimana tekanan bola mata mendadak naik maka akan terdapat
keluhan penglihatan kabur, rasa sakit yang berat, sakit kepala, halo, rasa mual
dan muntah. Glaukoma sudut sempit jarang terjadi akan tetapi adalah keadaan
gawat bila terjadi.
Pada
keadaan dimana sudut pengaliran cairan mata keluar sempit, pembendungan dapat
terjadi mendadak. Hal ini mudah terjadi pada glaukoma sudut sempit dimana
tekanan bola mata dapat mencapai lebih dari 60-70. Pada serangan tekanan bola
mata yang meningkat ini pasien akan merasa sangat sakit disertai mual dan
muntah. Penglihatan akan kabur disertai dengan penglihatan pelangi.
0 comments :
Post a Comment