PEMERIKSAAN
GLAUKOMA
Untuk
menentukan seseorang menderita glaukoma maka dokter akan melakukan beberapa
pemeriksaan. Berbagai alat diagnostik tambahan untuk menentukan ada atau tidak
adanya glaukoma pada seseorang dan berat atau ringannya glaukoma yang diderita,
serta dini atau lanjut glaukoma yang sedang diderita seseorang.
A.
Pemeriksaan tekanan bola mata
Tonometri merupakan pemeriksaan untuk
menentukan tekanan bola mata seseorang berdasarkan fungsinya dimana tekanan
bola mata merupakan keadaan mempertahankan mata bulat sehingga tekanan bola
mata yang normal tidak akan memberikan kerusakan saraf optik atau yang terlihat
sebagai kerusakan dalam bentuk kerusakan glaukoma pada papil saraf optik. Batas
tekanan bola mata tidak sama pada setiap individu, karena dapat saja tekanan
ukuran tertentu memberikan kerusakan pada papil saraf optik pada orang
tertentu. Untuk
hal demikian yang dapat kita temukan kemungkinan tekanan tertentu memberikan
kerusakan. Dengan tonometer Schiotz tekanan bola mata penderita diukur.Dikenal
4 bentuk cara pengukuran tekanan bola mata:
1.
Palpasi, kurang tepat karena tergantung faktor subjektif.
2.
Identasi tonometri, dengan memberi beban pada permukaan kornea.
3.
Aplanasi tonometri, mendatarkan permukaan kecil kornea.
4.
Tonometri udara (air tonometri), kurang tepat karena dipergunakan di ruang terbuka.
Pada keadaan normal tekanan bola mata
tidak akan mengakibatkan kerusakan pada papil saraf optik. Reaksi mata tidak
sama pada setiap orang, sehingga tidaklah sama tekanan normal pada setiap
orang. Tujuan pemeriksaan dengan tonometer atau tonometri untuk mengetahui
tekanan bola mata seseorang. Tonometer yang ditaruh pada permukaan mata atau kornea
akan menekan bola mata ke dalam. Tekanan ke dalam ini akan mendapatkan
perlawanan tekanan dari dalam bola mata melalui kornea.
B.
Pemeriksaan kelainan papil
saraf optik
Oftalmoskopi. pemeriksaan ke dalam
mata dengan memakai alat yang dinamakan oftalmoskop. Dengan oftalmoskop dapat
diiihat saraf optik didalam mata dan akan dapat ditentukan apakah tekanan bola
mata telah mengganggu saraf optik. Saraf optik dapat dilihat secara langsung.
Warna serta bentuk dari mangok saraf optik pun dapat menggambarkan ada atau
tidak ada kerusakan akibat glaukoma.
Kelainan pada pemeriksaan oftalmoskopi
dapat terlihat :
• Kelainan papil saraf optik
- Saraf optik pucat atau atrofi
- Saraf optik bergaung
• Kelainan serabut retina, serat yang pucat
atau atrofi akan berwarria hijau
• Tanda lainnya seperti perdarahan peripapilar
C.
Pemeriksaan Sudut Bilik Mata
Gonioskopi adalah suatu cara untuk
melihat langsung keadaan patologik sudut bilik mata, juga untuk melihat hal-hal
yang terdapat pada sudut bilik mata seperti benda asing. Dengan gonioskopi
dapat ditentukan klasifikasi glaukoma penderita apakah glaukoma sudut terbuka
atau glaukoma sudut tertutup, dan malahan dapat menerangkan penyebab suatu glaukoma
sekunder. Pada gonioskopi dipergunakan goniolens dengan suatu sistem prisma dan
penyinaran yang dapat menunjukkan keadaan sudut bilik mata.Dapat dinilai besar
atan terbukanya sudut:
• Derajat 0, bila tidak terlihat struktur sudut
dan terdapat kontak, kornea dengan iris, disebut sudut tertutup.
• Derajat 1, bila tidak terlihat 1/2 bagian
trabekulum sebelah belakang, dan garis Schwalbe terlihat disebut sudut sangat
sempit. Sudut
sangat sempit sangat mungkin menjadi sudut tertutup
• Derajat2, bila sebagian kana! Schlemm terlihat disebut sudut
sempit sedang kelainan ini mempunyai kemampuan untuk tertutup
• Derajat 3, bila bagian belakang kanal Schlemm
masih terlihat termasuk skleral spur, disebut sudut terbuka. Pada keadaan ini
tidak akan terjadi sudut tertutup.
• Derajat 4, bila badan siliar terlihat,
disebut sudut terbuka.
D.
Pemeriksaan Lapangan Pandang
Pemeriksaan lapangan pandang secara
teratur penting untuk diagnosis dan tindak lanjut glaukoma. Penurunan lapangan
pandang akibat glaukoma itu sendiri tidak spesifik, karena gangguan ini terjadi
akibat defek berkas serat saraf yang dapat dijumpai pada semua penyakit saraf
optikus, tetapi pola kelainan lapangan pandang, sifat progresivitasnya, dan
hubungannya dengan kelainan-kelainan diskus optikus adalah khas untuk penyakit
ini. Gangguan lapangan pandang akibat glaukoma terutama mengenai 30 derajat
lapangan pandang bagian tengah. Perubahan paling dini adalah semakin nyatanya
bintik buta. Berbagai cara untuk memeriksa lapangan pandang pada glaukoma
adalah layar singgung, perimeter Goldmann, Friedmann field analyzer, dan
perimeter otomatis.
E.
Tes Provokasi
Tes provokasi : dilakukan pada keadaan yang
meragukan.
PEMERIKSAAN UNTUK GLAUKOMA
SUDUT TERBUKA
1.
Tes minum air : penderita disuruh berpuasa, tanpa pengobatan selama 24 jam.
Kemudian disuruh minum 1 L air dalam 5 menit. Lalu tekanan intraokuler diukur
setiap 15 menit selama 1,5 jam. Kenaikan tensi 8 mmHg atau lebih, dianggap
mengidap glaukoma.
2.
Pressure congestion test: Pasang tensimeter pada ketinggian 50 - 60 mmHg, selama l menit. Kemudian ukur tensi intraokulernya.
Kenaikan 9 mmHg
atau lebih mencurigakan, sedang bila lebih dari 11 mm Hg pasti patologis.
3.
Kombinasi tes air minum dengan pressure congestion test : Setengah jam setelah tes minum air dilakukan pressure
congestion test. Kenaikan 11 mmHg mencurigakan, sedangkan kenaikan 39 mmHg atau
lebih pasti patologis.
4.
Tes Steroid : diteteskan larutan dexamethasone 3 - 4 dd gt 1, selama 2
minggu. Kenaikan tensi intraokuler 8 mmHg menunjukkan glaukoma.
PEMERIKSAAN UNTUK GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP
1.
Tes kamar gelap : orang sakit duduk ditempat gelap selama 1 jam, tak boleh
tertidur. Ditempat gelap ini terjadi midriasis, yang mengganggu aliran cairan
bilik mata ketrabekulum. Kenaikan tekanan lebih dari 10 mmHg pasti patologis,
sedang kenaikan 8 mmHg mencurigakan.
2.
Tes membaca : Penderita disuruh membaca huruf kecil pada jarak dekat
selama 45 menit. Kenaikan tensi 10 - 15 mmHg patologis.
3.
Tes midriasis : Dengan meneteskan midriatika seperti kokain 2%,
homatropin 1% atau neosynephrine 10%. Tensi diukur setiap 1/4 jam selama
1 jam. Kenaikan 5 mmHg mencurigakan sedangkan 7 mmHg atau lebih pasti
patologis. Karena tes ini mengandung bahaya timbulnya glaukoma akut, sekarang
sudah banyak ditinggalkan.
4.
Tes bersujud (prone position test) : Penderita disuruh bersujud selama 1
jam. Kenaikan tensi 8 - 10 mm Hg menandakan mungkin ada sudut yang tertutup,
yang perlu disusul dengan gonioskopi. Dengan bersujud, lensa letaknya lebih
kedepan mendorong iris kedepan, menyebabkan sudut bilik depan menjadi sempit.
0 comments :
Post a Comment