LANGKAH-LANGKAH YANG BISA DILAKUKAN UNTUK MENDAPATKAN KETENANGAN JIWA
Betapa mahalnya harga ketenangan jiwa .Mungkin dari sebagian
anda Merasa Risau Karena Sering Di Ganggu tmen di kelas atau dimanapun , Banyak yang mengorbankan apa saja untuk
mendapatkannya. Namun, tak sedikit juga yang keliru. Lihat saja apabila seseorang
ingin mendapatkan ketenangan jiwa, sangup menghabiskan masa berjam-jam untuk
berhibur sambil mengambil minuman keras. Tak sedikit yang menghabiskan wang
ribuan ringgit untuk mendapatkan pil penenang. Sementara, ketenangan yang
diperolehi hanya sebentar saja. Akibatnya bukan ketenangan jiwa yang diperolehi
tetapi kerosakan dan kehancuran yang diterima.
Kehidupan setiap hari dengan berbagai-bagai masaalah
menyebabkan seseorang mendapat stress, risau, bimbang, gangguan emosi dan
kemurungan. Kehidupan yang mencabar, keperluan dan tuntutan kehidupan yang
meningkat, kos sara hidup yang tinggi kesemuanya menyumbang kepada keadaan jiwa
yang tidak tenang dan memberikan tekanan jiwa yang amat membimbangkan. Apabila
keadaan ini tak dapat dikawal dikhuatiri berbagai masaalah yang akan timbul,
dan kadangkala boleh mengakibatkan seseorang itu bertindak diluar batasan
manusia yang sihat. Contohnya faktor bunuh diri, penderaan seksual, penyiksaan
fizikal terhadap kanak-kanak dan pembantu rumah,membuang dan membunuh bayi yang
baru dilahirkan, hinggakan ianya boleh sampai keperingkat membunuh orang lain.
Sahabat yang dimuliakan,
Hakikat sebenarnya, tak ada seorang pun boleh terlepas dari
masaalah kehidupan. Itulah sunatullah yang berlaku di dunia. Kekayaan, pangkat dan
kedudukan takkan mampu menghalanginya.
Namun, Islam memberikan penyelesaian terhadap tekanan hidup
itu agar jiwa menjadi tenang. Tak ada istilah stress atau kecewa bagi seorang
Mukmin. Persoalannya Islam telah memberikan penyelesaian untuk menghadapi tekanan
hidup.
Berikut adalah
langkah-langkah yang boleh dilakukan untuk mendapat ketenangan jiwa:
1. Membaca dan
mendengarkan kitab suci al-Qur'an :
Suatu ketika seseorang datang kepada Ibnu Mas’ud, salah
seorang sahabat utama Rasulullah s.a.w.. Ia mengeluh, “Wahai Ibnu Mas’ud,
nasihatilah aku dan berilah ubat bagi jiwaku yang gelisah ini. Hari-hariku
penuh dengan perasaan tak tenteram, jiwaku gelisah, dan fikiranku kusut. Makan
tak lalu, tidur pun tak lena," kata orang tersebut.
Ibnu Mas’ud menjawab, ”Kalau penyakit itu yang menimpamu,
maka bawalah hatimu mengunjungi tiga tempat :
Pertama, tempat orang membaca al-Quran. Engkau baca al-Quran
atau engkau dengar baik-baik orang yang membacanya.
Kedua, engkau pergi ke majlis ilmu yang mengingatkan hatimu
kepada Allah
Ketiga, engkau cari waktu dan tempat yang sunyi, di sana
engkau berkhalwat mengabdikan diri kepada Allah.
Nasihat sahabat Nabi itu segera dilaksanakan orang tersebut.
Sampai saja di rumah, segera ia berwudhu kemudian diambilnya al-Qur'an dan
dibacanya dengan khusyuk. Selesai membaca, ia segera dapati hatinya memperoleh
ketenteraman, dan jiwanya pun tenang. Fikirannya segar kembali, hidupnya terasa
seronok kembali. Padahal, ia baru melaksanakan satu dari tiga nasihat yang
disampaikan sahabat Rasulullah s.a.w tersebut.
2. Menyayangi orang
miskin :
Rasulullah s.a.w memerintahkan kepada Muslim yang punya
kelebihan harta untuk memberikan perhatian kepada orang miskin. Ternyata, sikap
dermawan itu boleh mendatangkan ketenangan jiwa. Mengapa? Dalam sebuah hadis
dijelaskan bahwa para Malaikat selalu mendoakan orang-orang dermawan:
Rasulullah s.a.w bersabda yang maksudnya :“Setiap pagi hari
dua Malaikat senantiasa mendampingi setiap orang. Salah satunya mengucapkan
do'a: ' Ya Allah! Berikanlah balasan kepada orang yang bersedekah. Dan Malaikat
yang kedua pun berdo'a :' Ya Allah! Berikanlah kepada orang yang kedekut itu
kebinasaan."
Dari hadis tersebut dapat disimpulkan bahwa orang yang
dermawan itu memperoleh dua balasan. Pertama, ia mendapatkan ganjaran atas apa
yang diberikannya kepada orang lain. Kedua, mendapatkan limpahan ketenangan
jiwa dan belas kasihan dari Allah s.w.t.
3. Melihat orang yang
di bawah, jangan lihat orang di atas :
Ketenangan jiwa akan diperoleh jika kita senantiasa
bersyukur atas segala pemberian Allah s.w.t, meskipun nampak sedikit. Rasa
syukur itu akan muncul bila kita senantiasa melihat orang-orang yang lebih
rendah taraf kehidupannya dari kita, baik dalam segi harta kekayaan, tahap
kesihatan, rupa paras, pekerjaan dan pendidikannya. Betapa ramai di dunia ini
orang yang kurang bernasib baik. Rasa syukur itu selain mendatangkan ketenangan
jiwa, juga akan mendapat ganjaran dari Allah s.w.t
Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud :
"Siapa yang tidak bersyukur dengan pemberian yang
sedikit, dia juga tidak akan bersyukur dengan pemberian yang banyak. Siapa yang
tidak mensyukuri manusia, bererti dia juga tidak mensyukuri Allah.
Memperkatakan nikmat Allah adalah tanda syukur, dan mengabaikannya adalah
kufur. Berjemaah itu dirahmati, sedangkan berpecah belah itu mengundang
azab."
(Hadis Riwayat Ahmad dalam Musnad Ahmad)
4. Menjaga
perhubungan silaturahim :
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang memerlukan
perhubungan sesama manusia, untuk bantu membantu sesama mereka. Berbagai
keperluan hidup tak mungkin diperolehi tanpa bantuan orang lain. Oleh itu, di
dalam hadis Rasulullah s.a.w diperintahkan untuk tetap menjalin hubungan
silaturahim, sekalipun terhadap orang yang melakukan permusuhan.
Rasulullah s.a.w. juga pernah bersabda bahwa silaturahmi
dapat memanjangkan umur dan memurahkan rezeki . Hubungan yang baik di dalam
keluarga, maupun dengan jiran tetangga akan mendatangkan ketenangan, kedamaian
dan kemesraan. Hubungan yang baik itu juga akan menyelesaikan berbagai masaalah
yang dihadapi oleh masyarakat.
Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud, "Barangsiapa
menjamin untukku satu perkara, aku jamin untuknya empat perkara. Hendaklah dia
bersilaturahim (menjalinkan hubungan baik) nescaya keluarganya akan
mencintainya, diperluas baginya rezeki, ditambah umurnya dan Allah s.w.t.
memasukkan ke dalam Syurga."(Hadis Riwayat Ar-Rabii)
5. Banyak mengucapkan
kalimah "la hawla wa la quwwata illa billah." dan berzikir kepada
Allah.
Sumber ketenangan jiwa yang hakiki adalah bersumberkan dari
Allah s.w.t. Oleh itu hendaklah kita selalu menghubungkan hati dengan Allah
s.w.t. dalam semua keadaan, baik dalam keadaan senang maupun susah.
Banyakkanlah berzikir dan membaca kalimah-kalimah Allah. Perhubungan yang kuat
dengan Allah s.w.t. akan membuat jiwa seseorang menjadi kuat, tak mudah
diganggu gugat oleh sesiapa pun, apabila hati sentiasa mengingati Allah maka
syaitan laknatullah tidak akan dapat mempengaruhi hati dan fikiran kita.
6. Mengatakan
kebenaran walaupun ianya pahit didengar :
Hidup ini harus dijaga agar senantiasa berada di atas jalan
kebenaran. Kebenaran harus diperjuangan. Pelanggaran terhadap kebenaran akan
mendatangkan kegelisahan. Ketenangan jiwa akan terbina apabila kita tidak
melanggar nilai-nilai kebenaran. Sebaliknya, pelanggaran terhadap kebenaran
akan berpengaruh terhadap ketenangan jiwa. Lihat saja orang-orang kerap berbuat
maksiat, kehidupannya dipengaruhi kegelisahan.
7. Sentiasa berlapang
dada terhadap kecaman orang lain asalkan yang kita lakukan benar-benar kerana
Allah
Salah satu faktor yang membuat jiwa seseorang tidak tenang
adalah kerena selalu mengambil perhatian kecaman orang lain terhadap dirinya.
Sedangkan seseorang akan memiliki pendirian yang kuat jika berpegang kepada
prinsip-prinsip yang datang dari Allah s.w.t. iaitu Islam sebagai cara hidup.
Sekiranya kita ikuti apa yang berlaku di dunia sekarang ini, ianya akan
menganggu ketenagan jiwa kita.
8. Tidak
meminta-minta kepada orang lain :
"Tangan di atas (memberi) lebih mulia dari tangan di
bawah" adalah hadis Rasulullah s.a.w yang memotivasi setiap mukmin untuk
hidup berdikari. Tidak bergantung dan meminta-minta kepada orang lain, kerana
jiwanya akan kuat dan sikapnya lebih berani dalam menghadapi kehidupan.
Sebaliknya, orang yang selalu meminta-minta menggambarkan jiwa yang lemah. Hal
ini tentu membuat jiwanya tidak tenang.
9. Menjauhkan diri
dari berhutang :
Dalam sebuah hadis Rasulullah s.a.w dengan tegas mengatakan
yang bermaksud : “Janganlah engkau jadikan dirimu ketakutan setelah merasakan
keamanan!”
(Para sahabat) bertanya:" Bagaimana boleh terjadi
seperti itu!"
Sabdanya :" Kerana hutang.”
Begitulah kenyataanya. Orang yang berhutang akan senantiasa
bimbang dan risau, kerena ia akan didatangi oleh orang yang memberi hutang
kepadanya. Inilah salah satu faktor yang membuat banyak orang mengalami tekanan
jiwa. Rasulullah s.a.w juga mengatakan dalam hadisnya yang bermaksud :
“Hendaklah kamu jauhi hutang, kerena hutang itu menjadi beban fikiran di malam
hari dan rasa rendah diri di siang hari."
10. Selalu berfikiran
positif :
Mengapa seseorang mudah stress dan jiwa tak tenang? Salah
satu faktornya kerena ia selalu berfikiran negatif. Selalu mencela dan
menyesali kekurangan diri. Padahal, setiap kita diberikan oleh Allah s.w.t.
berbagai kelebihan. Ubahlah fikiran negatif itu menjadi positif. Ubahlah
perasaan keluh kesah yang membuat muka berkerut, lemah badan dan kecewa dengan
ucapan yang mengembirakan. Ucapan yang mengembirakan akan membuat kita mudah
tersenyum, jiwa menjadi lebih bersemangat. Bukankah di balik kesulitan dan
kegagalan ada hikmah yang boleh jadi pelajaran? Dan bukankah disebalik
kesulitan ada kemudahan?
Demikian,,, semoga bermanfaat bagi anda yang sedang
membutuhkan ketenangan jiwa
0 comments :
Post a Comment