Pembelajaran Menjelajah Lingkungan
Cara mempelajari Biologi melalui eksplorasi alam sekitar,
disebut sebagai cara/pendekatan jelajah lingkungan. Sementara itu Ridlo (2005)
menyatakan bahwa pembelajaran demikian disebut jelajah alam sekitar atau JAS.
Lebih lanjut dinyatakan bahwa alam sekitar siswa ialah lingkungan di sekitar
siswa, dapat berupa lingkungan alam, sosial, budaya, agama, dan sebagainya.
Dalam proses pembelajaran yang dirancang dengan menerapkan pendekatan JAS,
kegiatan belajar dilaksanakan dengan mengajak siswa untuk mengenal obyek,
mengenal gejala dan permasalahannya, serta menelaah dan menemukan kesimpulan
atau konsep tentang hal yang dipelajari. Kegiatan belajar semacam itu akan
mendorong siswa untuk melakukan berbagai tidakan yang akan memberikan
pengalaman langsung dan konkrit bagi mereka. (Wiwin Isnaeni, 2007).
kegiatan belajar melalui penjelajahan alam sekitar akan
memberi peluang lebih luas kepada siswa, untuk mempelajari obyek-obyek biologi
yang menjadi pusat perhatiannya, atau yang lebih sesuai dengan kebutuhan setiap
siswa. Pembelajaran dengan jelajah lingkungan akan memberikan dampak yang
positif bagi siswa diantaranya adalah: sikap, kepercayaan dan persepsi diri
yang lebih baik. Selain itu pembelajaran dengan jelajah lingkungan dapat
meningkatkan ketrampilan sosial, kerjasama, dan komunikasi yang lebih baik. Selain
itu kemampuan akademik siswa dan kesadaran lingkungan menjadi lebih baik.
Selain itu pembelajaran jelajah lingkungan/alam sekitar
mendukung untuk kesehatan dan pertumbuhan siswa karena fisik siswa terlibat
aktif dan bebas bergerak, meningkatkan kepercayaan diri siswa, member
kesempatan lebih luas bagi anak untuk berkomunikasi dengan orang lain,
meningkatkan keaktifan anak di dalam belajar. Pembelajaran jelajah lingkungan
sekitar juga mengembangkan anak untuk beelajar keamanan dan pemantauan karena belajar
dalam situasi yang baru dan resiko yang lebih tinggi, mengembangkan kreatifitas
dan kemampuan menyelesaikan masalah, meningkatkan daya imajinasi, penemuan dan
kemampuan nalar siswa. Member kesempatan siswa untuk kontak langsung dengan
dunia nyata dan member suatu pengalaman yang unik yang tidak ditemukan di dalam
kelas atau secara teksbook.
Ciri dari pembelajaran jelajah lingkungan atau alam sekitar
siswa adalah adanya kegiatan eksplorasi sehingga metode yang sering digunakan
adalah discovery dan inquiry. Semenatara itu obyek yang dipelajari adalah
lingkungan sekitar siswa. Kegiatan ini mengajak peserta didik aktif
mengeksplorasi lingkungan sekitarnya untuk mencapai kecakapan kognitif afektif,
dan psikomotornya sehingga memiliki penguasaan ilmu dan keterampilan. Ciri
kedua adalah selalu ada kegiatan berupa peramalan (prediksi), pengamatan, dan
penjelasan. Ciri ketiga adalah ada laporan untuk dikomunikasikan baik secara
lisan, tulisan, gambar, foto atau audiovisual. Ciri keempat kegiatan
pembelajarannya dirancang menyenangkan sehingga menimbulkan minat untuk belajar
lebih lanjut.
Lingkungan belajar diluar kelas sangat bervariasi dan luas. Untuk itu perlu dilakukan pemilihan tempat sehingga pembelajaran jelajah lingkungan dapat memperoleh hasil yang optimal.
Lingkungan belajar diluar kelas sangat bervariasi dan luas. Untuk itu perlu dilakukan pemilihan tempat sehingga pembelajaran jelajah lingkungan dapat memperoleh hasil yang optimal.
Adapun kriteria lokasi yang dapat digunakan untuk
pembalajaran jelajah lingkungan antara lian adalah:
1. Keamanan
Perlu diperhatikan tampat studi membahayakan, ada potensi bencana, tanaman beracun, dekat jalan raya. Selain itu tempat tersebut mudah bagi anak untuk melakukan eksplorasi dan guru mudah menlakukan pengawasan.
2. Aksesibilitas
Mudah dijangkau dan guru maupun siswa mudah untuk berpindah tempat dari indoor ke outdoor.
1. Keamanan
Perlu diperhatikan tampat studi membahayakan, ada potensi bencana, tanaman beracun, dekat jalan raya. Selain itu tempat tersebut mudah bagi anak untuk melakukan eksplorasi dan guru mudah menlakukan pengawasan.
2. Aksesibilitas
Mudah dijangkau dan guru maupun siswa mudah untuk berpindah tempat dari indoor ke outdoor.
3. Ukuran
Usahakan lokasi tersebut dapat memuat seluruh siswa satu kelas sehingga akan lebih nyaman dalam belajar dan dapat kontak dengan teman di area tersebut.
4. Keanekaragaman
Idealnya lokasi yang akan diselidiki memiliki kelengkapan keanekaragaman obyek belajar. Contohnya: pohon, herba, semak, rumput, ranting-ranting kering, seresah.
Usahakan lokasi tersebut dapat memuat seluruh siswa satu kelas sehingga akan lebih nyaman dalam belajar dan dapat kontak dengan teman di area tersebut.
4. Keanekaragaman
Idealnya lokasi yang akan diselidiki memiliki kelengkapan keanekaragaman obyek belajar. Contohnya: pohon, herba, semak, rumput, ranting-ranting kering, seresah.
Mengorganisasi
dan mengelola pembelajaran jelajah lingkungan.
Sikap dan perilaku guru sangat menentukan anak belajar diluar kelas. Pembelajaran di luar kelas akan efektif dan berkualitas tinggi jika guru terlibat dalam pengelolaan dan mengenali serta menaksir resiko sehingga dapat membatasi pengalaman siswa yang akan diperoleh. Guru aktif untuk menentukan tempat yang akan digunakan untuk studi. Anak-anak memiliki keterlibatan dalam kelancaran pembelajaran di luar kelas. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam menerapkan Pembelajaran jelajah lingkungan antara lain.
Sikap dan perilaku guru sangat menentukan anak belajar diluar kelas. Pembelajaran di luar kelas akan efektif dan berkualitas tinggi jika guru terlibat dalam pengelolaan dan mengenali serta menaksir resiko sehingga dapat membatasi pengalaman siswa yang akan diperoleh. Guru aktif untuk menentukan tempat yang akan digunakan untuk studi. Anak-anak memiliki keterlibatan dalam kelancaran pembelajaran di luar kelas. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam menerapkan Pembelajaran jelajah lingkungan antara lain.
a) Guru bertindak sebagai fasilitator sekaligus motivator
yang tercermin dalam kegiatan yang dikembangkan dalam pembelajaran.
b) Pembelajaran memungkinkan peserta didik belajar dalam kelompok.
c) Guru senantiasa berupaya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengekspresikan kemampuan dan gagasannya, baik melalui lisan, performance, maupun tulisan.
b) Pembelajaran memungkinkan peserta didik belajar dalam kelompok.
c) Guru senantiasa berupaya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengekspresikan kemampuan dan gagasannya, baik melalui lisan, performance, maupun tulisan.
Sekolah Proyek
Komunitas
Sekolah proyek komunitas atau Pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) adalah sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks (Waras Kamdi, 2007).
Sekolah proyek komunitas atau Pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) adalah sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks (Waras Kamdi, 2007).
Fokus pembelajaran ini terletak pada konsep-konsep dan
prinsip-prinsip inti dari suatu disiplin studi, melibatkan pebelajar dalam
investigasi pemecahan masalah dan kegiatan tugas-tugas bermakna yang lain,
memberi kesempatan pebelajar bekerja secara otonom mengkonstruk pengetahuan
mereka sendiri, dan mencapai puncaknya menghasilkan produk nyata.
Proyek memfokuskan pada pengembangan produk atau unjuk kerja
(performance), yang secara umum pelajar melakukan kegiatan: mengorganisasi
kegiatan belajar kelompok mereka, melakukan pengkajian atau penelitian,
memecahkan masalah, dan mensintesis informasi. Proyek seringkali bersifat
interdisipliner. Misalnya, suatu proyek merancang draft untuk bangunan struktur
(konstruksi bangunan tertentu) melibatkan pebelajar dalam kegiatan investigasi
pengaruh lingkungan, pembuatan dokumen proses pembangunan, dan mengembangkan
lembar kerja, yang akan meliputi penggunaan konsep dan keterampilan yang
digambarkan dari matakuliah matematika, drafting dan/atau desain, lingkungan
dan kesehatan kerja, dan mungkin perdagangan bahan dan bangunan.
Terdapat dua hal yang berkembang pada diri siswa selama
pembelajaran berbasis proyek yaitu pengetahuan dan teknologi. Melalui
pembelajaran berbasis proyek anak akan belajar ilmu pengetahuan dan sekaligus
teknologi yang berkaitan dengan penerapan ilmu pengetahuan yang dipelajarinya.
Melalui pembelajaran ini siswa akan ditantang untuk menyelesaikan masalah
secara komprehensif melalui proyek yang direncanakannya. Lebih lanjut, melalui
pembelajaran ini diharapkan siswa dapat meningkatkan kepercayaan diri, memiliki
kebanggan diri, memiliki motivasi yang kuat untuk belajar, serta tanggung jawab
yang lebih besar. Selain itu, melalui group project anak akan belajar membangun
ketrampilan social dan mencoba berperan sebagai bagian masyarakat yang baik.
Pembelajaran Berbasis Proyek melibatkan tantangan-tantangan
kehidupan nyata, berfokus pada pertanyaan atau masalah otentik (bukan
simulatif), dan pemecahannya berpotensi untuk diterapkan di lapangan yang
sesungguhnya. Proyek dapat mereduksi kompetisi di dalam kelas dan mengarahkan
pebelajar lebih kolaboratif daripada kerja sendiri-sendiri. Proyek juga dapat
menggeser fokus pembelajaran dari mengingat fakta ke eksplorasi ide. Oleh
karena itu, di dalam Pembelajaran Berbasis Proyek, guru atau instruktur tidak
lebih aktif dan melatih secara langsung, namun menjadi pendamping, fasilitator,
dan memahami pikiran pebelajar.
Terdapat 4 karakteristik utama dalam pembelajaran berbasis
proyek yaitu: isi, kondisi, aktivitas, dan hasil. Selengkapnya dapat dilihat
dalam Tabel 1. Dibawah ini.
I. ISI: memuat gagasan yang orisinil
1. Masalah kompleks
2. Siswa menemukan hubungan antar gagasan yang diajukan
3. Siswa berhadapan pada masalah yang ill-defined
4. Pertanyaan cenderung mempersoalkan masalah dunia nyata
1. Masalah kompleks
2. Siswa menemukan hubungan antar gagasan yang diajukan
3. Siswa berhadapan pada masalah yang ill-defined
4. Pertanyaan cenderung mempersoalkan masalah dunia nyata
II. KONDISI: mengutamakan otonomi siswa
1. Melakukan inquiry dalam konteks masyarakat
2. Siswa mampu mengelola waktu secara efektif dan efesien
3. Siswa belajar penuh dengan kontrol diri
4. Mensimulasikan kerja secara profesional]
1. Melakukan inquiry dalam konteks masyarakat
2. Siswa mampu mengelola waktu secara efektif dan efesien
3. Siswa belajar penuh dengan kontrol diri
4. Mensimulasikan kerja secara profesional]
III. AKTIVITAS: investigasi kelompok kolaboratif
1. Siswa berinvestigasi selama periode tertentu
2. Siswa melakukan pemecahan masalah kompleks
3. Siswa memformulasikan hubungan antar gagasan orisinilnya untuk mengkonstruksi keterampilan baru
4. Siswa menggunakan teknologi otentik dalam memecahkan masalah
5. Siswa melakukan umpan balik mengenai gagasan mereka berdasarkan respon ahli atau dari hasil tes
1. Siswa berinvestigasi selama periode tertentu
2. Siswa melakukan pemecahan masalah kompleks
3. Siswa memformulasikan hubungan antar gagasan orisinilnya untuk mengkonstruksi keterampilan baru
4. Siswa menggunakan teknologi otentik dalam memecahkan masalah
5. Siswa melakukan umpan balik mengenai gagasan mereka berdasarkan respon ahli atau dari hasil tes
IV. HASIL: produk nyata
1. Siswa menunjukan produk nyata berdasarkan hasil investigasi mereka
2. Siswa melakukan evaluasi diri
3. Siswa responsif terhadap segala implikasi dari kompetensi yang dimilikinya
4. Siswa mendemonstrasikan kompetensi sosial, manajemen pribadi, regulasi belajarnya.
Beberapa keuntungan pembelajaran berbasis proyek yaitu:
1. Motivasi belajar siswa meningkat.
2. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
3. Meningkatkan kolaborasi.
4. Meningkatkan keterampilan mengelola sumber.
1. Siswa menunjukan produk nyata berdasarkan hasil investigasi mereka
2. Siswa melakukan evaluasi diri
3. Siswa responsif terhadap segala implikasi dari kompetensi yang dimilikinya
4. Siswa mendemonstrasikan kompetensi sosial, manajemen pribadi, regulasi belajarnya.
Beberapa keuntungan pembelajaran berbasis proyek yaitu:
1. Motivasi belajar siswa meningkat.
2. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
3. Meningkatkan kolaborasi.
4. Meningkatkan keterampilan mengelola sumber.
Secara umum lima langkah utama penerapan pembelajaran
berabasis proyek yaitu:
1. Menetapkan tema proyek.
Tema proyek hendaknya memenuhi indikator-indikator berikut:
(a) memuat gagasan umum dan srisinil,
(b) penting dan menarik,
(c) mendeskripsikan masalah kompleks,
(d) mencerminkan hubungan berbagai gagasan,
(e) mengutamakan pemecahan masalah ill defined.
1. Menetapkan tema proyek.
Tema proyek hendaknya memenuhi indikator-indikator berikut:
(a) memuat gagasan umum dan srisinil,
(b) penting dan menarik,
(c) mendeskripsikan masalah kompleks,
(d) mencerminkan hubungan berbagai gagasan,
(e) mengutamakan pemecahan masalah ill defined.
2. Menetapkan konteks belajar.
Konteks belajar hendaknya memenuhi indikatorindikator berikut:
(a) Pertanyaan-pertanyaan proyek mempersoalkan masalah dunia nyata,
(b) mengutamakan otonomi siswa,
(c) Melakukan inquiry dalam konteks masyarakat,
(d) Siswa mampu mengelola waktu secara efektif dan efesien,
(e) Siswa belajar penuh dengan kontrol diri,
(f) Mensimulasikan kerja secara professional.
Konteks belajar hendaknya memenuhi indikatorindikator berikut:
(a) Pertanyaan-pertanyaan proyek mempersoalkan masalah dunia nyata,
(b) mengutamakan otonomi siswa,
(c) Melakukan inquiry dalam konteks masyarakat,
(d) Siswa mampu mengelola waktu secara efektif dan efesien,
(e) Siswa belajar penuh dengan kontrol diri,
(f) Mensimulasikan kerja secara professional.
3. Merencanakan aktivitas-aktivitas.
Pengalaman belajar terkait dengan merencanakan proyek adalah sebagai berikut:
(a) membaca,
(b) meneliti,
(c) observasi,
(d) interviu,
(e) merekam,
(f) mengunjungi obyek yang berkaitan dengan proyek,
(g) akses internet.
Pengalaman belajar terkait dengan merencanakan proyek adalah sebagai berikut:
(a) membaca,
(b) meneliti,
(c) observasi,
(d) interviu,
(e) merekam,
(f) mengunjungi obyek yang berkaitan dengan proyek,
(g) akses internet.
4. Memeroses aktivitas-aktivitas.
Indikator-indikator memeroses aktivitas meliputi antara lain:
(a) membuat sketsa,
(b) melukiskan analisa,
(c) menghitung ,
(d) mengenerate,
(e) mengembangkan prototipe.
Indikator-indikator memeroses aktivitas meliputi antara lain:
(a) membuat sketsa,
(b) melukiskan analisa,
(c) menghitung ,
(d) mengenerate,
(e) mengembangkan prototipe.
5. Penerapan aktivitas-aktivitas untuk menyelesaikan proyek.
Langkah-langkah yang dilakukan, adalah:
(a) mencoba mengerjakan proyek berdasarkan sketsa,
(b) menguji langkah-langkah yang telah dikerjakan dan hasil yang diperoleh,
(c) mengevaluasi hasil yang telah diperoleh,
(4) merevisi hasil yang telah diperoleh,
(d)melakukan daur ulang proyek yang lain,
(e) mengklasifikasi hasil terbaik.
(a) mencoba mengerjakan proyek berdasarkan sketsa,
(b) menguji langkah-langkah yang telah dikerjakan dan hasil yang diperoleh,
(c) mengevaluasi hasil yang telah diperoleh,
(4) merevisi hasil yang telah diperoleh,
(d)melakukan daur ulang proyek yang lain,
(e) mengklasifikasi hasil terbaik.
Adapun Implementasi langkah-langkah di atas di dalam
Pembelajaran di kelas antara lain sebagai berikut:
1. Memaparkan judul/topik proyek yang akan dibahas. Judul ini adalah suatu tema yang menarik dan kontekstual, yang didalamnya akan didalami dengan multidisipliner dalam satu kurikulum pertingkat jenjang kelas.
2. Tinjau proyek dari berbagai kompetensi dasar yang hendak dicapai.
3. Bagi siswa ke dalam kelompok kecil (maksimal per kelompok 5 orang)
4. Minta mereka untuk mencari data/bahan presentasi di berbagai sumber, merancang suatu percobaan untuk menemukan jawaban.
5. Buat deadline waktu pengerjaannya. Kapan dimulai, kapan presentasi.
6. Presentasi produk. Penilaian berdasarkan rubrik yang dibuat guru dan disepakati oleh siswa.
1. Memaparkan judul/topik proyek yang akan dibahas. Judul ini adalah suatu tema yang menarik dan kontekstual, yang didalamnya akan didalami dengan multidisipliner dalam satu kurikulum pertingkat jenjang kelas.
2. Tinjau proyek dari berbagai kompetensi dasar yang hendak dicapai.
3. Bagi siswa ke dalam kelompok kecil (maksimal per kelompok 5 orang)
4. Minta mereka untuk mencari data/bahan presentasi di berbagai sumber, merancang suatu percobaan untuk menemukan jawaban.
5. Buat deadline waktu pengerjaannya. Kapan dimulai, kapan presentasi.
6. Presentasi produk. Penilaian berdasarkan rubrik yang dibuat guru dan disepakati oleh siswa.
0 comments :
Post a Comment