CIRI-CIRI PEMBELAJARAN JELAJAH LINGKUNGAN DAN LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Written By putrajunio on Thursday, June 5, 2014 | 4:13 AM

Pembelajaran Menjelajah Lingkungan
Cara mempelajari Biologi melalui eksplorasi alam sekitar, disebut sebagai cara/pendekatan jelajah lingkungan. Sementara itu Ridlo (2005) menyatakan bahwa pembelajaran demikian disebut jelajah alam sekitar atau JAS. Lebih lanjut dinyatakan bahwa alam sekitar siswa ialah lingkungan di sekitar siswa, dapat berupa lingkungan alam, sosial, budaya, agama, dan sebagainya. Dalam proses pembelajaran yang dirancang dengan menerapkan pendekatan JAS, kegiatan belajar dilaksanakan dengan mengajak siswa untuk mengenal obyek, mengenal gejala dan permasalahannya, serta menelaah dan menemukan kesimpulan atau konsep tentang hal yang dipelajari. Kegiatan belajar semacam itu akan mendorong siswa untuk melakukan berbagai tidakan yang akan memberikan pengalaman langsung dan konkrit bagi mereka. (Wiwin Isnaeni, 2007).

kegiatan belajar melalui penjelajahan alam sekitar akan memberi peluang lebih luas kepada siswa, untuk mempelajari obyek-obyek biologi yang menjadi pusat perhatiannya, atau yang lebih sesuai dengan kebutuhan setiap siswa. Pembelajaran dengan jelajah lingkungan akan memberikan dampak yang positif bagi siswa diantaranya adalah: sikap, kepercayaan dan persepsi diri yang lebih baik. Selain itu pembelajaran dengan jelajah lingkungan dapat meningkatkan ketrampilan sosial, kerjasama, dan komunikasi yang lebih baik. Selain itu kemampuan akademik siswa dan kesadaran lingkungan menjadi lebih baik.

Selain itu pembelajaran jelajah lingkungan/alam sekitar mendukung untuk kesehatan dan pertumbuhan siswa karena fisik siswa terlibat aktif dan bebas bergerak, meningkatkan kepercayaan diri siswa, member kesempatan lebih luas bagi anak untuk berkomunikasi dengan orang lain, meningkatkan keaktifan anak di dalam belajar. Pembelajaran jelajah lingkungan sekitar juga mengembangkan anak untuk beelajar keamanan dan pemantauan karena belajar dalam situasi yang baru dan resiko yang lebih tinggi, mengembangkan kreatifitas dan kemampuan menyelesaikan masalah, meningkatkan daya imajinasi, penemuan dan kemampuan nalar siswa. Member kesempatan siswa untuk kontak langsung dengan dunia nyata dan member suatu pengalaman yang unik yang tidak ditemukan di dalam kelas atau secara teksbook.

Ciri dari pembelajaran jelajah lingkungan atau alam sekitar siswa adalah adanya kegiatan eksplorasi sehingga metode yang sering digunakan adalah discovery dan inquiry. Semenatara itu obyek yang dipelajari adalah lingkungan sekitar siswa. Kegiatan ini mengajak peserta didik aktif mengeksplorasi lingkungan sekitarnya untuk mencapai kecakapan kognitif afektif, dan psikomotornya sehingga memiliki penguasaan ilmu dan keterampilan. Ciri kedua adalah selalu ada kegiatan berupa peramalan (prediksi), pengamatan, dan penjelasan. Ciri ketiga adalah ada laporan untuk dikomunikasikan baik secara lisan, tulisan, gambar, foto atau audiovisual. Ciri keempat kegiatan pembelajarannya dirancang menyenangkan sehingga menimbulkan minat untuk belajar lebih lanjut.
Lingkungan belajar diluar kelas sangat bervariasi dan luas. Untuk itu perlu dilakukan pemilihan tempat sehingga pembelajaran jelajah lingkungan dapat memperoleh hasil yang optimal.

Adapun kriteria lokasi yang dapat digunakan untuk pembalajaran jelajah lingkungan antara lian adalah:
1. Keamanan
Perlu diperhatikan tampat studi membahayakan, ada potensi bencana, tanaman beracun, dekat jalan raya. Selain itu tempat tersebut mudah bagi anak untuk melakukan eksplorasi dan guru mudah menlakukan pengawasan.
2. Aksesibilitas
Mudah dijangkau dan guru maupun siswa mudah untuk berpindah tempat dari indoor ke outdoor.
3. Ukuran
Usahakan lokasi tersebut dapat memuat seluruh siswa satu kelas sehingga akan lebih nyaman dalam belajar dan dapat kontak dengan teman di area tersebut.
4. Keanekaragaman
Idealnya lokasi yang akan diselidiki memiliki kelengkapan keanekaragaman obyek belajar. Contohnya: pohon, herba, semak, rumput, ranting-ranting kering, seresah.

Mengorganisasi dan mengelola pembelajaran jelajah lingkungan.
Sikap dan perilaku guru sangat menentukan anak belajar diluar kelas. Pembelajaran di luar kelas akan efektif dan berkualitas tinggi jika guru terlibat dalam pengelolaan dan mengenali serta menaksir resiko sehingga dapat membatasi pengalaman siswa yang akan diperoleh. Guru aktif untuk menentukan tempat yang akan digunakan untuk studi. Anak-anak memiliki keterlibatan dalam kelancaran pembelajaran di luar kelas. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam menerapkan Pembelajaran jelajah lingkungan antara lain.
a) Guru bertindak sebagai fasilitator sekaligus motivator yang tercermin dalam kegiatan yang dikembangkan dalam pembelajaran.
b) Pembelajaran memungkinkan peserta didik belajar dalam kelompok.
c) Guru senantiasa berupaya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengekspresikan kemampuan dan gagasannya, baik melalui lisan, performance, maupun tulisan.

Sekolah Proyek Komunitas
Sekolah proyek komunitas atau Pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) adalah sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks (Waras Kamdi, 2007).

Fokus pembelajaran ini terletak pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti dari suatu disiplin studi, melibatkan pebelajar dalam investigasi pemecahan masalah dan kegiatan tugas-tugas bermakna yang lain, memberi kesempatan pebelajar bekerja secara otonom mengkonstruk pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai puncaknya menghasilkan produk nyata.

Proyek memfokuskan pada pengembangan produk atau unjuk kerja (performance), yang secara umum pelajar melakukan kegiatan: mengorganisasi kegiatan belajar kelompok mereka, melakukan pengkajian atau penelitian, memecahkan masalah, dan mensintesis informasi. Proyek seringkali bersifat interdisipliner. Misalnya, suatu proyek merancang draft untuk bangunan struktur (konstruksi bangunan tertentu) melibatkan pebelajar dalam kegiatan investigasi pengaruh lingkungan, pembuatan dokumen proses pembangunan, dan mengembangkan lembar kerja, yang akan meliputi penggunaan konsep dan keterampilan yang digambarkan dari matakuliah matematika, drafting dan/atau desain, lingkungan dan kesehatan kerja, dan mungkin perdagangan bahan dan bangunan.

Terdapat dua hal yang berkembang pada diri siswa selama pembelajaran berbasis proyek yaitu pengetahuan dan teknologi. Melalui pembelajaran berbasis proyek anak akan belajar ilmu pengetahuan dan sekaligus teknologi yang berkaitan dengan penerapan ilmu pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pembelajaran ini siswa akan ditantang untuk menyelesaikan masalah secara komprehensif melalui proyek yang direncanakannya. Lebih lanjut, melalui pembelajaran ini diharapkan siswa dapat meningkatkan kepercayaan diri, memiliki kebanggan diri, memiliki motivasi yang kuat untuk belajar, serta tanggung jawab yang lebih besar. Selain itu, melalui group project anak akan belajar membangun ketrampilan social dan mencoba berperan sebagai bagian masyarakat yang baik.

Pembelajaran Berbasis Proyek melibatkan tantangan-tantangan kehidupan nyata, berfokus pada pertanyaan atau masalah otentik (bukan simulatif), dan pemecahannya berpotensi untuk diterapkan di lapangan yang sesungguhnya. Proyek dapat mereduksi kompetisi di dalam kelas dan mengarahkan pebelajar lebih kolaboratif daripada kerja sendiri-sendiri. Proyek juga dapat menggeser fokus pembelajaran dari mengingat fakta ke eksplorasi ide. Oleh karena itu, di dalam Pembelajaran Berbasis Proyek, guru atau instruktur tidak lebih aktif dan melatih secara langsung, namun menjadi pendamping, fasilitator, dan memahami pikiran pebelajar.
Terdapat 4 karakteristik utama dalam pembelajaran berbasis proyek yaitu: isi, kondisi, aktivitas, dan hasil. Selengkapnya dapat dilihat dalam Tabel 1. Dibawah ini.

I. ISI: memuat gagasan yang orisinil
1. Masalah kompleks
2. Siswa menemukan hubungan antar gagasan yang diajukan
3. Siswa berhadapan pada masalah yang ill-defined
4. Pertanyaan cenderung mempersoalkan masalah dunia nyata

II. KONDISI: mengutamakan otonomi siswa
1. Melakukan inquiry dalam konteks masyarakat
2. Siswa mampu mengelola waktu secara efektif dan efesien
3. Siswa belajar penuh dengan kontrol diri
4. Mensimulasikan kerja secara profesional]

III. AKTIVITAS: investigasi kelompok kolaboratif
1. Siswa berinvestigasi selama periode tertentu
2. Siswa melakukan pemecahan masalah kompleks
3. Siswa memformulasikan hubungan antar gagasan orisinilnya untuk mengkonstruksi keterampilan baru
4. Siswa menggunakan teknologi otentik dalam memecahkan masalah
5. Siswa melakukan umpan balik mengenai gagasan mereka berdasarkan respon ahli atau dari hasil tes

IV. HASIL: produk nyata
1. Siswa menunjukan produk nyata berdasarkan hasil investigasi mereka
2. Siswa melakukan evaluasi diri
3. Siswa responsif terhadap segala implikasi dari kompetensi yang dimilikinya
4. Siswa mendemonstrasikan kompetensi sosial, manajemen pribadi, regulasi belajarnya.
Beberapa keuntungan pembelajaran berbasis proyek yaitu:
1. Motivasi belajar siswa meningkat.
2. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
3. Meningkatkan kolaborasi.
4. Meningkatkan keterampilan mengelola sumber.

Secara umum lima langkah utama penerapan pembelajaran berabasis proyek yaitu:
1. Menetapkan tema proyek.
Tema proyek hendaknya memenuhi indikator-indikator berikut:
(a) memuat gagasan umum dan srisinil,
(b) penting dan menarik,
(c) mendeskripsikan masalah kompleks,
(d) mencerminkan hubungan berbagai gagasan,
(e) mengutamakan pemecahan masalah ill defined.

2. Menetapkan konteks belajar.
Konteks belajar hendaknya memenuhi indikatorindikator berikut:
(a) Pertanyaan-pertanyaan proyek mempersoalkan masalah dunia nyata,
(b) mengutamakan otonomi siswa,
(c) Melakukan inquiry dalam konteks masyarakat,
(d) Siswa mampu mengelola waktu secara efektif dan efesien,
(e) Siswa belajar penuh dengan kontrol diri,
(f) Mensimulasikan kerja secara professional.

3. Merencanakan aktivitas-aktivitas.
Pengalaman belajar terkait dengan merencanakan proyek adalah sebagai berikut:
(a) membaca,
(b) meneliti,
(c) observasi,
(d) interviu,
(e) merekam,
(f) mengunjungi obyek yang berkaitan dengan proyek,
(g) akses internet.

4. Memeroses aktivitas-aktivitas.
Indikator-indikator memeroses aktivitas meliputi antara lain:
(a) membuat sketsa,
(b) melukiskan analisa,
(c) menghitung ,
(d) mengenerate,
(e) mengembangkan prototipe.

5. Penerapan aktivitas-aktivitas untuk menyelesaikan proyek.
Langkah-langkah yang dilakukan, adalah:
(a) mencoba mengerjakan proyek berdasarkan sketsa,
(b) menguji langkah-langkah yang telah dikerjakan dan hasil yang diperoleh,
(c) mengevaluasi hasil yang telah diperoleh,
(4) merevisi hasil yang telah diperoleh,
(d)melakukan daur ulang proyek yang lain,
(e) mengklasifikasi hasil terbaik.

Adapun Implementasi langkah-langkah di atas di dalam Pembelajaran di kelas antara lain sebagai berikut:
1. Memaparkan judul/topik proyek yang akan dibahas. Judul ini adalah suatu tema yang menarik dan kontekstual, yang didalamnya akan didalami dengan multidisipliner dalam satu kurikulum pertingkat jenjang kelas.
2. Tinjau proyek dari berbagai kompetensi dasar yang hendak dicapai.
3. Bagi siswa ke dalam kelompok kecil (maksimal per kelompok 5 orang)
4. Minta mereka untuk mencari data/bahan presentasi di berbagai sumber, merancang suatu percobaan untuk menemukan jawaban.
5. Buat deadline waktu pengerjaannya. Kapan dimulai, kapan presentasi.
6. Presentasi produk. Penilaian berdasarkan rubrik yang dibuat guru dan disepakati oleh siswa.


Bagikan ke :

Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit

Ditulis Oleh : putrajunio ~ The Secret Blog

Muh.Akram Anda sedang membaca artikel berjudul CIRI-CIRI PEMBELAJARAN JELAJAH LINGKUNGAN DAN LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK yang ditulis oleh The Secret Blog yang berisi tentang : Dan Maaf, Anda tidak diperbolehkan mengcopy paste artikel ini.

Blog, Updated at: 4:13 AM

0 comments :

Post a Comment

The Secret Blog © 2014. All Rights Reserved.
SEOCIPS Areasatu