a.
Pengertian dan Rumusan Persamaan Dasar Akuntansi
b. Transaksi Keuangan dan Persamaan Akuntansi
Semua transaksi keuangan (peristiwa ekonomi) yang terjadi di perusahaan, dari yang paling sederhana sampai dengan yang paling kompleks akan mengakibatkan perubahan di antara ke tiga komponen persamaan dasar akuntansi tersebut. Perubahan yang dimaksud bisa menambah, mengurangi, atau merubah susunan aktiva, hutang, dan/atau modal. Penyelesaian persamaan itu merupakan hasil analisis dampak dari transaksi keuangan yang terjadi.
Setelah memiliki pemahaman
tentang konsep-konsep dasar akuntansi, marilah kita lanjutkan kegiatan kita
dengan penyelenggaraan proses akuntansi. Untuk mempermudah dalam melaksanakan
proses pencatatan dan pelaporan, sebaiknya kita mulai dari persamaan dasar akuntansi.
Persamaan ini merupakan ringkasan dari pencatatan hasil analisis setiap
peristiwa ekonomi atau transaksi keuangan yang terjadi. Coba Anda ingat-ingat
kembali pengertian peristiwa ekonomi atau transaksi keuangan yang telah
dikemukakan dalam bagian I modul ini! Jika terjadi transakasi keuangan akan menyebabkan terjadinya
perubahan pada aktiva, hutang, dan modal bukan? Perubahan itulah yang kita
ringkas dalam persamaan dasar akuntansi.
Anda telah mengetahui bukan, bahwa kekayaan yang
dimiliki oleh suatu organisasi bisnis (perusahaan) disebut asset, harta, atau aktiva sedangkan hak atau klaim terhadap
kekayaan tersebut disebut equities atau
passiva? Jika aktiva yang dimiliki oleh suatu perusahaan sejumlah Rp 10.000,00
maka equities (klaim terhadap asset tersebut) juga senilai Rp 10.000,00. Hubungan antara dua komponen tersebut jika digambarkan dalam sebuah
persamaan tampak sebagai berikut:Aktiva = Equities
Rp 10.000,00 = Rp 10.000,00
Di sisi lain, hak atau klaim terhadap aktiva tersebut dapat dikelompokkan
menjadi dua macam, yaitu haknya kreditor
dan haknya pemilik. Hak dari kreditor disebut hutang (liabilities) dan hak dari pemilik disebut modal (capital/owner’s equity). Dengan demikian
pengembangan dari persamaan tersebut menjadi sebagai berikut:
Aktiva = Liabilities + Capital
Dalam persamaan akuntansi, biasanya penyajian liabilities selalu
mendahului capital (modal). Hal
ini bukan hanya kebetulan saja, tetapi memiliki makna bahwa kreditor memiliki
hak terlebih dulu terhadap asset perusahaan dari pada pemilik perusahaan itu
sendiri seandainya perusahaan dilikuidasi (dibubarkan). Dengan demikian, hak
pemilik terhadap asset perusahaan dapat dirumuskan dalam persamaan berikut:
Capital = Aktiva - Liabilities
Seandainya
pada awal pendirian perusahaan, pemiliknya menyetor uang tunai atau benda lain
senilai Rp 5.000,00 untuk modal awal usahanya tanpa ada hutang, maka
persamaannya adalah:
Aktiva = Capital
Jadi, Rp 5.000,00 = Rp 5.000,00
Jika pemilik menambah modal Rp 2.500,00 dari hutang, maka persamaannya menjadi: Aktiva = Liabilities + Capital
Jadi, Rp 7.500,00 = Rp 2.500,00 + Rp 5.000,00
b. Transaksi Keuangan dan Persamaan Akuntansi
Semua transaksi keuangan (peristiwa ekonomi) yang terjadi di perusahaan, dari yang paling sederhana sampai dengan yang paling kompleks akan mengakibatkan perubahan di antara ke tiga komponen persamaan dasar akuntansi tersebut. Perubahan yang dimaksud bisa menambah, mengurangi, atau merubah susunan aktiva, hutang, dan/atau modal. Penyelesaian persamaan itu merupakan hasil analisis dampak dari transaksi keuangan yang terjadi.
Untuk mempermudah dalam memahami dampak dari
perubahan pada persamaan dasar akuntansi sebagai akibat terjadinya transaksi keuangan,
marilah kita cermati contoh kasus berikut ini.
Salon Sekarkedaton
milik Ny. Ayu, yang beralamat di Jl. Joyo Utomo
504 Malang, baru
dibuka awal tahun 2007, ditempatkan di
kamar paling depan rumahnya. Sementara kamar tersebut tidak
dimasukkan sebagai asset salon, tetapi dianggap menyewa. Selama bulan Januari
2007 transaksi keuangan yang dilakukan sebagai berikut:
1. Ny. Ayu menyetor uang tunai Rp
1.000.000,00 sebagai investasi pertamanya atau modal awalnya di Salon.
2. Membeli secara tunai peralatan salon
seharga Rp 300.000,00
5. Membayar uang sewa kamar untuk bulan Januari sebesar Rp 100.000,00
7. Membeli secara kredit dari
Toko Makmur peralatan salon seharga Rp 500.000,00 dan perlengkapan (suplies)
salon seharga Rp 200.000,00.
9. Dipinjam uang dari Bank
dengan menandatangani sebuah wesel jangka 3 bulan bunga 12% per tahun senilai Rp
750.000,00
14. Menyelesaikan pekerjaan merias pengantin putri Ny. Yuli senilai Rp 450.000,00 dan dan langsung dbayar tunai
15. Dibayar gaji pegawai untuk bulan
Januari Rp 150.000,00
20. Diselesaikan pekerjaan merias pengantin untuk Ibu Harmini senilai Rp
550.000,00. diterima tunai sebanyak Rp 250.000,00 dan sisanya akan dilunasi
bulan Pebruari 2007
22. Diangsur utang kepada
Toko Makmur sebesar Rp 200.000,00
25. Dibayar rekening listrik untuk bulan Januari Rp 75.000,00
29. Diterima dari Ibu Harmini angsuran utangnya kepada Salon sebanyak Rp
150.000,00
30. Diambil uang tunai oleh Ny. Ayu sebesar Rp 100.000,00 untuk kepentingan
pribadinya.
31. Dibayar bunga atas wesel
untuk bulan Januari sebesar Rp 7.500,00
Setiap transaksi keuangan pada tanggal-tanggal tersebut di atas akan
membawa dampak perubahan terhadap ketiga komponen persamaan dasar akuntansi
(aktiva, hutang, dan modal). Pengaruh setiap
transaksi keuangan itu terhadap persamaan dasar akuntansi dapat dilihat dalam
tabel berikut:
AKTIVA
|
HUTANG
|
MODAL
|
|||||
Tgl
|
Kas
|
Piutang Usaha
|
Peralatan
|
Perlengkapan
|
Hutang Usaha
|
Hutang wesel
|
Modal
|
1
|
1,000,000
|
1,000,000
|
|||||
2
|
-300,000
|
300,000
|
|||||
5
|
-100,000
|
-100,000
|
|||||
7
|
500,000
|
200,000
|
700,000
|
||||
9
|
750,000
|
750,000
|
|||||
14
|
450,000
|
450,000
|
|||||
15
|
-150,000
|
-150,000
|
|||||
20
|
250,000
|
300,000
|
550,000
|
||||
22
|
-200,000
|
-200,000
|
|||||
25
|
-75,000
|
-75,000
|
|||||
29
|
150,000
|
-150,000
|
|||||
30
|
-100,000
|
-100,000
|
|||||
31
|
-7,500
|
-7,500
|
|||||
1.667.500
|
150.000
|
800.000
|
200.000
|
500.000
|
750.000
|
1.567.500
|
Dalam praktiknya, sepanjang perjalanan periode persamaan tersebut dapat dimodifikasi menjadi:
Asset + Beban (biaya) = Liabilities + Penghasilan + Capital
Dengan demikan, data
transaksi dalam kasus yang terjadi pada salon Sekarkedaton di atas dapat
disusun persamaan dasar akuntansi sebagi berikut:
Tgl
|
Keterangan
|
Aktiva
+ Beban =
Hutang + Pendaptn + Modal
|
||||
1
|
Setoran pemilik
|
1.000.000
|
1.000.000
|
|||
2
|
Beli peralatan tunai
|
± 300.000
|
||||
5
|
Bayar sewa gedung
|
- 100.000
|
100.000
|
|||
7
|
Beli peralatan &
perlengkapan
|
700.000
|
700.000
|
|||
9
|
Utang wesel 12% p.a
|
750.000
|
750.000
|
|||
14
|
Hasil Rias pengantin
|
450.000
|
450.000
|
|||
15
|
Bayar Gaji
|
-150.000
|
150.000
|
|||
20
|
Hasil Rias pengantin
|
550.000
|
550.000
|
|||
22
|
Angsur utang
|
- 200.000
|
- 200.000
|
|||
25
|
Bayar listrik
|
- 75.000
|
75.000
|
|||
29
|
Angsuran Harmini
|
±150.000
|
||||
30
|
Ambil prive
|
- 100.000
|
- 100.000
|
|||
31
|
Bunga wesel
|
- 7.500
|
7.500
|
|||
Jumlah
|
2.817.500
|
332.500
|
1.250.000
|
1.000.000
|
900.000
|
Dua contoh bentuk persamaan
dasar akuntansi untuk menyelesaikan transaksi keuangan tersebut tampak berbeda
bukan? Namun keduanya akan menghasilkan
informasi yang sama. Dari persamaan pertama, dapat diketahui bahwa aktiva salon
tersebut senilai Rp 2.817.500,00 yang
diperoleh dengan menjumlahkan kas sebesar Rp1.667.500,00 piutang sebesar Rp150.000,00 peralatan sebesar Rp 800.000,00 dan perlengkapan sebesar Rp 200.000,00.
Hutang salon senilai Rp 1.250.000,00 diperoleh dengan cara menjumlahkan
hutang usaha Rp 500.000,00 dan hutang wesel sebesar
Rp 750.000,00. Modal yang dimiliki salon
senilai Rp 1.567.500,00. Dari persamaan kedua, dapat diketahui secara
langsung bahwa aktiva salon tersebut sebesar Rp 2.817.500,00
dan hutangnya sebesar Rp 1.250.000,00 sedangkan modal
salon sebesar Rp 1.567.500,00 yang diperoleh dengan cara menambahkan modal
Rp 900.000,00 dengan pendapatan sebesar Rp 1.000.000,00
dan dikurangi beban sebesar Rp 332.500,00. Cara yang digunakan untuk
melaksanakan pencatatan setiap transaksi keuangan boleh berbeda, namun
informasi yang dihasilkannya harus sama.
Dalam penyelesaian persamaan pertama,
membuat penggolongan pada aktiva dan
hutang, sedangkan beban dan pendapatan langsung ditambah atau dikurangkan pada
modal. Pada persamaan kedua unsur aktiva
dan hutang tidak digolong-golongkan, tetapi beban dan pendapatan dipisahkan
dari modal. Dalam praktik di dunia kerja Anda dapat menggunakan salah satu dari
kedua persamaan itu, mengingat bahwa hasil akhir atau informasi yang dihasilkan
sama.
Penyelesaian transaksi ke dalam
persamaan kedua terdapat tanda ± yaitu pada tanggal 2
dan 29 Januari 2007. Tanda itu merupakan contoh transaksi yang menyebabkan
perubahan terhadap susunan aktiva. Akibat transaksi tanggal 2 Januari, aktiva
yang semula berupa uang tunai (kas) Rp 300.000,00 berubah menjadi peralatan
salon dengan nilai yang sama, sedangkan transaksi tanggal 29 Januari
menyebabkan berubahnya aktiva yang semula piutang sebesar Rp 150.000,00 menjadi
uang tunai dengan nilai yang sama. Kedua contoh transaksi tersebut tidak
menyebabkan bertambah atau berkurangnya nilai aktiva, hutang, maupun modal.
Contoh transaksi lain, mengaksep wesel atas hutang usaha pada perusahaan lain.
Transaksi ini menyebabkan susunan hutang berubah, yakni semula berupa hutang
usaha berubah menjadi hutang wesel.
Selain itu, pada
kenyataan di dunia bisnis akan banyak Anda jumpai transaksi-transaksi serupa,
yaitu transaksi yang menyebabkan berubahnya aktiva, hutang, atau modal. Contoh-contoh
yang disajikan di atas hanya merupakan sebagian kecil dari transaksi yang
sebenarnya. Diharapkan contoh-contoh itu dapat digunakan sebagai acuan
dalam penyikapan akuntansi jika ada
transaksi yang sejenis.
0 comments :
Post a Comment