Pengembangan kurikulum 2013 adalah untuk mendapatkan insan
Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan
sikap (tahu mengapa) keterampilan (tahu bagaimana) dan pengetahuan (tahu apa)
yang terintegrasi.
Terkait dengan penerapan Kurikulum 2013, seorang guru tidak
hanya dituntut oleh penguasaan materi dalam kurikulum saja, namun juga harus
memiliki kemampuan dalam mengelola pembelajaran yang bermutu sehingga dapat
menyajikan pembelajaran yang menarik, kreatif, menantang, dan menyenangkan bagi
siswa. Dan yang lebih penting penting lagi adalah bagaimana guru dapat
menyajikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa artinya bagaimana menumbuhkan
perasaan senang bagi siswa untuk belajar,
menumbuhkan kesadaran diri siswa untuk belajar karena ia merasa bahwa
belajar itu suatu kebutuhan dan bukan paksaan yang sangat berguna bagi masa
depannya. Untuk itu guru dituntut selalu belajar, meningkatkan kemampuan dan berusaha
mengembangkan kreativitasnya dalam menyajikan pembelajaran dengan menggunakan
berbagai pendekatan, strategi, metode serta model-model yang bervariasi dalam
pembelajaran agar tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran itu dapat tercapai.
Kimia misalnya, sebagai bagian dari Ilmu Alam memiliki
karakteristik yang berbeda dari ilmu lain yaitu
ilmu yang lahir untuk menjawab atas pertanyaan “apa” dan “mengapa”
tentang sifat materi yang ada di alam, yang masing-masing akan menghasilkan
fakta dan pengetahuan teoritis tentang materi yang kebenarannya dapat
dijelaskan dengan logika matematika. Seperti halnya Ilmu Pengetahuan Alam yang
lain, Kimia mempelajari gejala-gejala alam, tetapi lebih khusus mempelajari
struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi serta energi yang menyertai
perubahan materi. Ilmu alam dibangun
melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sain yang meliputi:
mengobservasi atau mengamati, termasuk di dalamnya mengukur, menghitung, mengklasifikasi
dan mencari hubungan ruang/waktu, menyususun hipotesis, merencanakan
penelitian/eksperimen, mengendalikan variabel, mengintepretasikan atau
menafsirkan data, mengambil kesimpulan sementara, meramalkan atau memprediksi,
menerapkan atau mengaplikasikan serta mengkomunikasikan. Keterampilan-keterampilan
proses Ilmu Alam tersebut tentu disesuaikan tingkat perkembangan kognitif
siswa. Ketrampilan-ketrampilan ini pasti akan menjadi roda penggerak bagi
penemuan dan pengembangan fakta serta pertumbuhan dan pengembangan sikap,
wawasan, serta nilai-nilai positif lain
bagi siswa.
Terkait dengan karakteristik Kimia serta melihat pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut seorang guru melakukan
pemilihan materi, metode serta media atau alat bantu dalam pembelajaran yang
tepat sehingga mengurangi beban belajar siswa. Pemilihan alternatif pengalaman
belajar pada saat proses pembelajaran yang tepat dapat mendukung ketercapaian
tujuan pembelajaran sehingga pembelajaran dapat efektif dan efisien. Pengalaman
belajar yang harus dilakukan siswa pada dasarnya harus memberikan peluang yang
optimal kepada siswa untuk mengembangkan proses Ilmu Alam di dalam dirinya.
Pengalaman belajar ini hendaknya menjadi sarana pengembangan karakter bagi
siswa.
Model pembelajaran yang bisa diterapkan pada pembelajaran
Ilmu Alam dalam kurikulum 2013 harus memberikan pengalaman belajar yang
bermakna bagi siswa antara lain adalah pembelajaran kontekstual. Melalui
pembelajaran kontekstual menempatkan siswa sebagai subjek belajar, siswa akan
aktif terlibat dalam proses pembelajaran sehingga siswa merasa senang tertarik
dan antusias mengikuti pembelajaran. Dalam pembelajaran IPA misalnya, seorang
guru dapat memilih pengalaman belajar yang disajikan dengan menggali dari
peristiwa-peristiwa yang ada di sekitar siswa, misalnya reaksi pengkaratan
besi, pembakaran bahan bakar (LPG, bensin, minyak tanah dsb), reaksi logam
dengan asam, kemudian dikembangkan pada tingkatan yang lebih tinggi misalnya
reaksi Ilmu Alam dalam proses industri seperti reaksi pada pembuatan plastic
atau polimer, baru kemudian dilanjutkan dengan rekasi –reaksi yang lebih
kompleks, misalnya reaksi kimia dalam makluk hidup. Dengan metode pembelajaran
yang demikian diharapkan mata pelajaran ini yang dianggap sulit dan abstrak
oleh sebagian siswa menjadikan pelajaran yang mudah dan menarik untuk dipelajari.
Dengan kreativitas yang dimiliki oleh guru serta kemauan
untuk mengembangkan berbagai keterampilannya dalam menyajikan mata pelajaran
Ilmu Alam agar pelajaran Ilmu Alam menjadi pelajaran yang disukai siswa, mudah
dipelajari, tidak abstrak, maka seorang
guru Ilmu Alam dapat melakukan dengan cara mencari sisi-sisi menarik dari Ilmu
Alam, seperti misalnya dengan cara mengajak siswa untuk peka serta kritis terhadap
peristiwa atau fenomena yang terjadi disekitar mereka seperti dengan cara
mengangkat hal-hal berikut:
1) Orang di desa yang pulang dari sawah biasanya kegerahan
lalu mandi. Air yang digunakan untuk mandi ditaburi garam dapur, yang menurut
mereka membuat lebih segar. Mengapa air yang digunakan mandi ditaburi garam
dapur? Hal ini dapat dijelaskan dengan Kimia, yaitu garam dapur yang dilarutkan
dalam air akan terionisasi, ion-ion tersebut menyebabkan tegangan permukaan air
menjadi besar, sehingga ketika digunakan mandi akan membantu membuka pori-pori
kulit lebih lebar, akibatnya penguapan tubuh menjadi lebih cepat dan badan
merasa lebih segar, contoh yang lain
2) Orang yang sakit panas, untuk menurunkan panasnya
dikompres dengan alkohol, hal ini karena untuk menguap alkohol memerlukan energi
panas yang diambil di sekitarnya, yaitu diambil dari tubuh orang yang
dikompres, sehingga suhu tubuh orang tersebut menjadi turun, contoh lain orang
yang sakit panas dikompres dengan daun dadap serep sehingga panasnya menjadi
turun. Seorang yang kreatif dan kritis pasti akan bertanya mengapa orang yang
panas tubuhnya dapat diturunkan menggunakan daun dadap serep, pertanyaannya
“ada bahan kimia apa yang terdapat dalam daun tersebut” sehingga dapat
menurunkan panas, contoh yang lainnya
3) Orang-orang di desa yang mempunyai lumbung-lumbung
padi, biasanya menyimpan beras yang
diletakkan di atas tumpukan arang, hal ini karena arang bersifat menyerap air
yang menjadikan beras tetap kering (tidak lembab) sehingga kutu beras tidak
datang, arang ini bersifat adsorben yang fungsinya menyerap air. Fenomena lain
yang dapat dijadikan sumber pembelajaran adalah
4) Ketika orang di desa mengeringkan tepung biasanya diberi
cabe merah, Apa tujuannya digunakan cabe merah? Tujuannya adalah agar tepung
cepat kering. Mengapa demikian ?, Cabe
mengandung zat kapsaisin yang memberi rasa pedas dan bersifat higroskopis, maka
cabe membantu mempercepat keringnya tepung tersebut. Masih banyak lagi
contoh-contoh fenomena yang terjadi di sekitar untuk diangkat menjadi topik
dalam pembelajaran Ilmu Alam sehingga siswa merasa bahwa pelajaran Ilmu Alam
itu betul-betul dekat dengan mereka, tidak selalu abstrak dan tidak sulit.
Melalui pembelajaran yang kontekstual dalam pembelajaran
Kimia dengan cara melihat sisi-sisi menarik dari ilmu Ilmu Alam, diharapkan pembelajaran Ilmu Alam menjadi
menarik menyenangkan, serta dapat merangsang kreativitas siswa. Dengan demikian
siswa tidak lagi menjadi objek
pembelajaran tetapi sebaliknya menjadi subjek dalam pembelajaran. Pembelajaran kontekstual cocok dan sesuai
dengan tuntutan kurikulum 2013 dimana kurikulum ini menghendaki kompetensi
lulusan berkarakter mulia, memiliki keterampilan yang relevan, serta
pengetahuan yang terkait antara ilmu satu dengan lainnya. Selain itu berkaitan
dengan materi pembelajaran hendaknya relevan dengan kompetensi yang
dibutuhkan, memuat materi esensial
serta sesuai dengan perkembangan anak. Dalam proses pembelajaraannya berpusat
pada siswa, dan sifat pembelajarannya kontekstual.
Dengan pembelajaran kontekstual, guru yang biasanya dominan
karena metode yang sering digunakan adalah metode ceramah akan berubah menjadi
pembelajaran yang lebih memberdayakan siswa, karena pada pembelajaran ini
mengajak siswa sebagai pelaku dalam proses pembelajaran, melatih siswa peka dan
peduli terhadap fenomena atau peristiwa yang terjadi di sekitar mereka, serta
melatih berpikir kreatif, dan membangun rasa tanggung jawab baik sebagai siswa
maupun sebagai bagian dari masyarakat.
Melalui pembelajaran seorang guru memiliki kesempatan dan peluang yang
sangat luas untuk melakukan bimbingan, mengatur dan membentuk karakteristik
siswa agar sesuai dengan rumusan yang ditetapkan oleh mata pelajaran tersebut.
Proses pembelajaran dituntut selalu menyesuaikan dengan dinamika masyarakat.
Pembelajaran yang statis dan konvensional akan memperlambat terwujudnya
peningkatan kualitas pendidikan. Sebaliknya pembelajaran yang dinamis, kreatif
dan kontekstual akan mempercepat terwujudnya kualitas pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran sering seorang guru (Ilmu Alam)
baik secara sadar atau tidak mereka
menganggap bahwa dirinya paling tahu terhadap materi pelajaran yang diampunya.
Tanpa berpikir panjang mereka beranggapan dapat mencapai tujuan pembelajaran
dengan cara memberikan penjelasan sebanyak-banyaknya kepada siswa. Serta tidak
mau memberikan ruang gerak dan kesempatan kepada siswa agar berkembang sesuai
potensinya. Hal ini memang tidak dapat dipungkiri karena guru terpancang pada
target materi yang harus diselesaikan. Sering guru kurang berusaha dan tidak
kreatif mengembangkan metode dalam pembelajaran agar pembelajarannya berhasil
dan bermakna bagi siswa dengan memilih metode selain ceramah. Namun jika guru
mau sedikit berusaha dengan cara mencari sisi-sisi menarik dari ilmu alam,
kemudian mau mengembangkan dan menggunakan metode yang bervariasai dalam
pembelajaran Ilmu Alam, maka pelajaran Ilmu Alam tidak lagi menjadi pelajaran
yang sulit bagi siswa, tidak bersifat abstrak namun sebaliknya justru siswa
akan tertarik dan senang belajar Ilmu Alam, karena ternyata Ilmu Alam sangat
dekat dengan mereka, mereka tahu manfaat dari belajar Ilmu Alam. Nah, selamat
mencoba dengan menggali sisi-sisi menarik Ilmu Alam yang ada di sekitar kita
sebagai sumber pembelajaran bagi siswa, sehingga siswa akan lebih mencintai
pelajaran Ilmu Alam.
0 comments :
Post a Comment