JENIS-JENIS VAKSIN DAN CONTOHNYA MASING-MASING
Vaksin berasal dari bahasa latin vacca (sapi) dan vaccinia
(cacar sapi). Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan
kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi
pengaruh infeksi oleh organisme alami atau “liar”.
Berikut jenis-jenis vaksin :
1. Live attenuated
vaccine
Vaksin hidup yang dibuat dari bakteri atau virus yang sudah
dilemahkan daya virulensinya dengan cara kultur dan perlakuan yang
berulang-ulang, namun masih mampu menimbulkan reaksi imunologi yang mirip
dengan infeksi alamiah. Sifat vaksin live attenuated vaccine, yaitu :
Vaksin dapat
tumbuh dan berkembang biak sampai menimbulkan respon imun sehingga diberikan
dalam bentuk dosis kecil antigen
Respon imun yang
diberikan mirip dengan infeksi alamiah, tidak perlu dosis berganda
Dipengaruhi oleh
circulating antibody sehingga ada efek netralisasi jika waktu pemberiannya
tidak tepat.
Vaksin virus hidup
dapat bermutasi menjadi bentuk patogenik
Dapat menimbulkan
penyakit yang serupa dengan infeksi alamiah
Mempunyai
kemampuan proteksi jangka panjang dengan keefektifan mencapai 95%
Virus yang telah
dilemahkan dapat bereplikasi di dalam tubuh, meningkatkan dosisi asli dan berperan
sebagai imunisasi ulangan
Contoh : vaksin polio (Sabin), vaksin MMR, vaksin TBC,
vaksin demam tifoid, vaksin campak, gondongan, dan cacar air (varisela).
2. Inactivated
vaccine (Killed vaccine)
Vaksin dibuat dari bakteri atau virus yang dimatikan dengan
zat kimia (formaldehid) atau dengan pemanasan, dapat berupa seluruh bagian dari
bakteri atau virus, atau bagian dari bakteri atau virus atau toksoidnya saja.
Sifat vaksin inactivated vaccine, yaitu :
Vaksin tidak dapat
hidup sehingga seluruh dosis antigen dapat dimasukkan dalam bentuk antigen
Respon imun yang
timbul sebagian besar adalah humoral dan hanya sedikit atau tidak menimbulkan
imunitas seluler
Titer antibodi
dapat menurun setelah beberapa waktu sehingga diperlukan dosis ulangan, dosis
pertama tidak menghasilkan imunitas protektif tetapi hanya memacu dan menyiapkan
system imun, respon imunprotektif baru barumuncul setelah dosis kedua dan
ketiga
Tidak dipengaruhi
oleh circulating antibody
Vaksin tidak dapat
bermutasi menjadi bentuk patogenik
Tidak dapat
menimbulkan penyakit yang serupa dengan infeksi alamiah
Contoh : vaksin rabies, vaksin influenza, vaksin polio
(Salk), vaksin pneumonia pneumokokal, vaksin kolera, vaksin pertusis, dan
vaksin demam tifoid.
3. Vaksin Toksoid
Vaksin yang dibuat dari beberapa jenis bakteri yang
menimbulkan penyakit dengan memasukkan racun dilemahkan ke dalam aliran darah.
Bahan bersifat imunogenik yang dibuat dari toksin kuman. Hasil pembuatan bahan
toksoid yang jadi disebut sebagai natural fluid plain toxoid yang mampu
merangsang terbentuknya antibodi antitoksin. Imunisasi bakteri toksoid efektif
selama satu tahun. Bahan ajuvan digunakan untuk memperlama rangsangan antigenik
dan meningkatkan imunogenesitasnya. Contoh : Vaksin Difteri dan Tetanus
4. Vaksin Acellular
dan Subunit
Vaksin yang dibuat dari bagian tertentu dalam virus atau
bakteri dengan melakukan kloning dari gen virus atau bakteri melalui
rekombinasi DNA, vaksin vektor virus dan vaksin antiidiotipe. Contoh vaksin
hepatitis B, Vaksin hemofilus influenza tipe b (Hib) dan vaksin Influenza.
5. Vaksin Idiotipe
Vaksin yang dibuat berdasarkan sifat bahwa Fab (fragment
antigen binding) dari antibodi yang dihasilkan oleh tiap klon sel B mengandung
asam amino yang disebut sebagai idiotipe atau determinan idiotipe yang dapat
bertindak sebagai antigen. Vaksin ini dapat menghambat pertumbuhan virus
melalui netralisasai dan pemblokiran terhadap reseptor pre sel B.
6. Vaksin Rekombinan
Vaksin rekombinan memungkinkan produksi protein virus dalam
jumlah besar. Gen virus yang diinginkan diekspresikan dalam sel prokariot atau
eukariot. Sistem ekspresi eukariot meliputi sel bakteri E.coli, yeast, dan
baculovirus. Dengan teknologi DNA rekombinan selain dihasilkan vaksin protein
juga dihasilkan vaksin DNA. Penggunaan virus sebagai vektor untuk membawa gen
sebagai antigen pelindung dari virus lainnya, misalnya gen untuk antigen dari
berbagai virus disatukan ke dalam genom dari virus vaksinia dan imunisasi hewan
dengan vaksin bervektor ini menghasilkan respon antibodi yang baik. Susunan
vaksin ini (misal hepatitis B) memerlukan epitop organisme yang patogen.
Sintesis dari antigen vaksin tersebut melalui isolasi dan penentuan kode gen
epitop bagi sel penerima vaksin.
7. Vaksin DNA
(Plasmid DNA Vaccines)
Vaksin dengan pendekatan baru dalam teknologi vaksin yang
memiliki potensi dalam menginduksi imunitas seluler. Dalam vaksin DNA gen
tertentu dari mikroba diklon ke dalam suatu plasmid bakteri yang direkayasa
untuk meningkatkan ekspresi gen yang diinsersikan ke dalam sel mamalia. Setelah
disuntikkan DNA plasmid akan menetap dalam nukleus sebagai episom, tidak
berintegrasi kedalam DNA sel (kromosom), selanjutnya mensintesis antigen yang
dikodenya.
Selain itu vektor plasmid mengandung sekuens nukleotida yang
bersifat imunostimulan yang akan menginduksi imunitas seluler. Vaksin ini
berdasarkan isolasi DNA mikroba yang mengandung kode antigenyang patogen dan
saat ini sedang dalam perkembangan penelitian. Hasil akhir penelitian pada binatang percobaan menunjukkan
bahwa vaksin DNA (virus dan bakteri) merangsang respon humoral dan selular yang
cukup kuat,sedangkan penelitian klinis pada manusia saat ini sedang dilakukan.
Sekian tentang tujuh jenis vaksin beserta contohnya,,,semoga
bermanfaat...
0 comments :
Post a Comment