Pemikiran Bloom tentang taksonomi perilaku telah menjadi
rujukan penting dalam pembelajaran, terutama berkaitan dengan tujuan dan hasil
belajar siswa. Salah satu bentuk hasil belajar dalam ranah kognitif adalah
diperolehnya kemampuan untuk dapat memahami sesuatu.
Memahami atau dapat juga disebut dengan istilah mengerti
merupakan kemampuan mental intelektual untuk mengorganisasikan materi yang
telah diketahui. Temuan-temuan yang didapat dari mengetahui seperti definisi,
informasi, peristiwa, fakta disusun kembali dalam struktur kognitif yang ada.
Temuan-temuan ini diakomodasikan dan kemudian berasimilasi
dengan struktur kognitif yang ada, sehingga membentuk struktur kognitif baru.
Tingkatan dalam memahami ini meliputi :
- Kemampuan Translasi yaitu kemampuan mengubah simbol tertentu menjadi simbol lain tanpa perubahan makna. Misalkan simbol dalam bentuk kata-kata diubah menjadi gambar, bagan atau grafik;
- Kemampuan Interpretasi yaitu kemampuan menjelaskan makna yang terdapat dalam simbol, baik dalam bentuk simbol verbal maupun non verbal. Seseorang dapat dikatakan telah dapat menginterpretasikan tentang suatu konsep atau prinsip tertentu jika dia telah mampu membedakan, memperbandingkan atau mempertentangkannya dengan sesuatu yang lain. Contoh sesesorang dapat dikatakan telah mengerti konsep tentang “motivasi kerja” dan dia telah dapat membedakannya dengan konsep tentang ”motivasi belajar”; dan
- Kemampuan Ekstrapolasi; yaitu kemampuan melihat kecenderungan, arah atau kelanjutan dari suatu temuan. Misalnya, kepada siswa dihadapkan rangkaian bilangan 2, 3, 5, 7, 11, dengan kemapuan ekstrapolasinya tentu dia akan mengatakan bilangan ke-6 adalah 13 dan ke-7 adalah 19. Untuk bisa seperti itu, terlebih dahulu dicari prinsip apa yang bekerja diantara kelima bilangan itu. Jika ditemukan bahwa kelima bilangan tersebut adalah urutan bilangan prima, maka kelanjutannnya dapat dinyatakan berdasarkan prinsip tersebut.
Berkaitan dengan kegiatan merumuskan tujuan pembelajaran,
dalam rangka pencapaian kemampuan memahami, terdapat beberapa Kata Kerja
Operasional yang bisa digunakan, di antaranya seperti tampak dalam tabel
berikut ini:
Memperkirakan
Menjelaskan Mengkategorikan Mencirikan Merinci Mengasosiasikan |
Membandingkan
Menghitung Mengkontraskan Mengubah Mempertahankan Menguraikan |
Menjalin
Membedakan Mendiskusikan Menggali Mencontohkan Menerangkan |
Mengemukakan
Mempolakan Memperluas Menyimpulkan Meramalkan Merangkum Menjabarkan |
Agar tujuan-tujuan tersebut bisa tercapai dan siswa
memperoleh pemahaman yang lebih baik, tampaknya kita bisa mengikuti
anjuran dari kelompok konstruktivis, yaitu dengan menerapkan beberapa konsep
pembelajaran mutakhir. Dari segi materi, penerapan konsep pembelajaran
kontekstual tampaknya bisa menjadi alternatif. Siswa dibelajarkan materi
pelajaran yang bermakna dan problematis, dikaitkan dengan kehidupan nyata
sehari-hari. Sementara dari strategi, penerapan konsep pembelajaran aktif
tampaknya bisa dijadikan sebuah pilihan. Siswa diberi kesempatan yang
seluas-luasnya untuk aktif secara sosio-psiko-fisik dalam mengkonstruksi
pemahamannya.
0 comments :
Post a Comment