Kiat-Kiat
Menyampaikan Pembelajaran Seni Musik di SD
Undang-undang
nomor 20 Tahun 2003 tentang pendidikan
nasional Pasal 37 ayat 1
menjelaskan bahwa: Kurikulum
pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: a. pendidikan agama; b. pendidikan
kewarganegaraan; c. bahasa; d. matematika; e. ilmu pengetahuan alam; f. ilmu
pengetahuan sosial; g. seni dan budaya;
h. pendidikan jasmani dan olah raga; i. keterampilan/kejuruan; dan j. muatan lokal. Dengan demikian, mata
pelajaran SBK wajib disampaikan dalam proses kegiatan belajar mengajar di SD.
Selain mengacu pada rumusan undang-undang tersebut
pentingnya pendidikan seni disampaikan Ki Hajar Dewantara “Seni adalah segala sesuatu perbuatan manusia yang timbul dari hidup
perasaannya dan bersifat indah, sehingga dapat menggerakan jiwa perasaan
manusia”
(Hadjar Primadi, 2009:1.6). Seni menurut pandangan Ki Hajar Dewantara , diyakini dapat
menggerakan jiwa perasaan manusia sehingga sangat dibutuhkan dalam membentuk
kepribadian peserta didik sehingga diharapkan menjadi manusia yang memiliki
kepribadian yang utuh (berkarakter) di kemudian hari. Pentingnya peran
pendidikan seni disampaikan juga oleh Cut Camaril yang menjelaskan bahwa “Pendidikan seni yang bersifat
multidimensional, multilingual, dan multicultural memeliki potensi dalam
pengembangan kecerdasan manusia agar mampu tampil secara bermartabat pada masa
depan” (2003:3). Hal ini sangat relevan dengan
tujuan pendidikan Nasional yang
bertujuan untuk mengemmbangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara negara yang demokratis serta bertanggung
jawab ( UU Sisdiknas. 2003).
Untuk meraih manfaat pendidikan
seni bagi pesertadidik seperti diuraikan tersebut di atas, banyak permasalahan
yang dihadapi terutama adalah terkait dengan kemampuan guru terhadap meteri
pembelajaran seni budaya dan keterampilan (SBK). Banyak guru-guru kelas Sekolah
Dasar (SD) yang merasa tidak mampu melaksanakan pembelajaran SBK karena meraka
tidak memiliki kopetensi yang memadai terhadap materi seni dan budaya, sehingga
SBK di SD seolah diambaikan dibanding dengan matapelajaran yang lain. Sehingga
pembelajaran SBK hanya disampaikan sebatas menunaikan kewajiban mengajar tanpa
memperhitungkan dampak dan manfaat pembelajaran seni pengaruhnya terhadap
perkembangan pesertadidik misalanya untuk mengisi jam pelajaran SBK guru
memberikan tugas pada anak menggambar bebas atau menyanyi bebas secara
bergiliran ke depan kelas sehingga fungsi-fungsi seni bagi perkembangan anak
tidak dapat disampaikan secara utuh. Kemudian apa yang harus dilakukan oleh
guru kelas yang kurang menguasai materi SBK berikut kiat-kita bagaimana
menyampaikan mata pelajaran SBK agar kita sebagai guru marasa percayadiri untuk
menyampakaian pembelajaran SBK dan manfaat dari pembelajaran SBK dapat
disampaikan kepada anak.
Langkah pertama yang harus
dipahami guru adalah mengetahui tujuan
dan manfaat SBK bagi anak, masih banyak guru-guru yang memahami bahwa
pembelajaran SBK kurang penting dibandingkan dengan mata pelajaran seperti
matematika, IPA dan mata pelajaran lainnya, karena tidak memahahami bahwa mata
pelajaran SBK memiliki fungsi dan manfaat bagi perkembangan anak di antaranya
seni berfungsi sebgai media ekpspresi, media kretivitas, dan media bermain yang
dapat mengakomodasi kebutuhan bermain anak (anak identik dengan dunia bermain).
Dengan memahami fungsi dan tujuan pembelajaran SBK guru akan terpacu untuk
menyelenggarakan pembelajaran SBK dengan berbagai cara untuk mencapai tujuan
tersebut.
Kedua guru harus memahami dan
mengetahui pendekatan pembelajaran seni
dalam pendidikan, yaitu pendidikan seni dan pendidikan melalui seni. Pembelajaran
SBK di SD menerapakan pendidikan melalui
seni bukan pendidikan seni, perlu diketahui pembelajaran SBK di SD tidak
bertujuan untuk membentuk pesertadidik menjadi seniman (memiliki kterampilan
seni) karena hal itu pendekatan yang digunakan disekolah-sekolah khusus
kejuruan seni atau kursus dengan pendekatan pendidikan seni, tetapi
pembelajaran SBK di SD seni hanya dijadikan sebagai media dalam mencapai tujuan
pendidikan secara keseluruhan. Dengan pembelajaran SBK di SD pesertadidik
diajak untuk mengenal/mengapresiasi seni, memberikan sarana untuk menuangkan
ekspresi, kreativitas dan pengembangan bakat jadi seni hanya dijadikan sebagai
media pengembangan pribadi pesertadidik. Jika kedua hal tersebut telah dipahami
guru, guru tidak perlu merasa kurang percaya diri untuk menyampaikan
pembelajaran SBK di SD karena tidak menguasi praktik seni, selanjutnya apa yang
dapat dilakukan guru untuk menyampaikan mata pelajaran SBK dengan segala
keterbatasan yang dimiliki.
Dalam standar isi kurikulum SBK
SD/MI dijelaskan, bahwa guru diharuskan menyampaikan mata pelajaran SBK minimla
satu cabang seni dari cabang seni dan kurikulum yang dirumuskan dalam kurikulum
yaitu seni music, tari, rupa dan keterampilan. Jadi guru cukup menyampaikan
salah satu cabang seni misalnya seni musik. Bagaimana kalau guru tidak memiliki
kemampuan bermain music? Berikut kami coba sajikan kiat-kiat untuk melaksanakan
pembelajaran music pada anak di Sekolah Dasar.
-
Tentukan materi yang akan disampaikan merujuk pada
standar isi kurikulum, apakah seni music yang akan disampaikan itu music vocal
(lagu) atau instrument (alat music)
-
Kalau yang akan disampaikan music (vocal) dengan lagu
model, kita tentukan lagu apa yang akan disajikan dalam pembl;ajaran music pada
anak
-
Setelah kita menetukan lagu model strategi dan media
apa yang digunakan
-
Kalau kita memilki penguasaan bernyai dengan baik,
kita tinggal menulis partitur lagu untuk disajikan dalam praktik bernyanyi di
kelas, tetapi kalau kita kurang menguasai teknik berbernyanyi dengan baik kita
dapat menggunakan media bantu seperti video lagu model kalau di sekolah kita
tersedia alat-alat seperti LCD dan laptop, atau tape recorder untuk memutar
lagu model sehingga kita dapat mengajak anak untuk menirukan lagu model
tersebut secara bersama-sama samapai anak dapat menyakikan lagu model tersebut
dengan benar
Demikian salah satu kiat
melaksanakan pembelajaran music (vocal) pada anak untuk dengan menggunakan
media untuk menanggulangi keterbatasan kemampuan guru dalam praktik music.
Banyaka usaha lain yang dapat kita kembangankan sesuai dengan kemampuan yang
ada di sekitar kita, satu hal yang penting adalah beranilah untuk mencoba
hal-hal yang baru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Selamat
mencoba dan berkreasi.
Disadarinya bahwa seni memiliki manfaat yang sangat penting bagi kehidupan
manusia baik secara pribadi maupun sosial, maka pendidikan seni dipandang perlu
untuk dijadikan materi yang wajib harus disampaikan dalam kurikulum pendidikan
dasar dan menengah seperti yang dirumuskan dalam peraturan pemerintah tentang
sisetem pendidikan nasional
Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) diberikan di sekolah
karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan
perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik
dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui
pendekatan: “belajar dengan seni,” “belajar melalui seni” dan “belajar tentang
seni.” Peran ini hanya dapat diberikan melalui
mata pelajaran seni.
Pentingnya seni dalam
pendidikan, disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara “Seni adalah segala sesuatu perbuatan manusia
yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah, sehingga dapat
menggerakan jiwa perasaan manusia” (Hadjar Primadi, 2009:1.6). Seni menurut pandangan Ki Hajar Dewantara , diyakini dapat
menggerakan jiwa perasaan manusia sehingga sangat dibutuhkan dalam membentuk
kepribadian peserta didik sehingga diharapkan menjadi manusia yang memiliki
kepribadian yang utuh (berkarakter) di kemudian hari.
Salah satu bentuk
perhatian pemerintah terhadap pentingnya pendidikan seni pada jenjang sekolah
dasar, yaitu dengan dirumuskannya Undang-undang
nomor 20 Tahun 2003 tentang pendidikan
nasional Pasal 37 ayat 1 yang menjelaskan
bahwa: Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: a.
pendidikan agama; b. pendidikan kewarganegaraan; c. bahasa; d. matematika; e.
ilmu pengetahuan alam; f. ilmu pengetahuan sosial; g. seni dan budaya; h. pendidikan jasmani dan
olah raga; i. keterampilan/kejuruan; dan
j. muatan lokal. Dengan demikian, mata pelajaran SBK wajib disampaikan dalam
proses kegiatan belajar mengajar di SD.
Pentingnya peran
pendidikan seni disampaikan juga oleh Cut Camaril yang menjelaskan bahwa “Pendidikan seni yang bersifat
multidimensional, multilingual, dan multicultural memeliki potensi dalam pengembangan
kecerdasan manusia agar mampu tampil secara bermartabat pada masa depan”
(2003:3). Hal ini sangat relevan dengan
tujuan pendidikan Nasional yang
bertujuan untuk membangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara negara yang demokratis serta bertanggung
jawab ( UU Sisdiknas. 2003).
Keunikan, kebermaknaan, dan
kebermanfaatan pendidikan seni terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik,
hanya dapat terwujud apa bila proses pembelajaran SBK
dapat berlangsung sesuai tujuan yang telah dirumuskan dalam kurikulum.
Ada beberapa faktor yang menentukan keberlangsungan proses pembelajaraan SBK di
sekolah berjalan dengan baik, diantaranya guru yang professional, sarana dan
prasarana penunjang, serta dukungan dari berbagai pihak. Dari ketiga faktor
tersebut, guru merupakan faktor kunci yang menentukan terselenggaranya
pembelajaran SBK dengan baik. Hal inilah yang akan dibahas dalam makalah ini.
Pengertian Potret
Kata potret berdasarkan Kamus bahasa Indonesia adalah gambaran, lukisan dalam bentuk paparan (http://kamusbahasaindonesia.org). Potret yang dimaksud dalam tulisan ini adalah gambaran secara konprehensif
tentang pelaksanaan kegiatan pembelajaran SBK di Sekolah Dasar yang diperoleh
melalui pendekatan penelitian kualitatif yang disebut juga pendekatan naturalistik. Pendekatan ini
dilakukan dengan cara mengamati situasi yang terjadi secara wajar tanpa ada
interfensi peneliti atau manipulasi subjek penelitian,
sehingga informasi diperoleh berupa fakta akurat berdasarkan fenomena yang
terjadi sebenarnya.
Alasan penggunaan pendekatan ini, penulis ingin
memperoleh informasi dari mahasiswa (sebagai guru kelas) tentang situasi dan
kondisi terkini tentang proses kegiatan belajar mengajar SBK yang dilaksanakan,
yang tidak semuanya dapat diukur secara kuantitaif, terutama berkenaan dengan
wawasan dan kemampuan mereka dalam melaksanakan proses pembelajaran mata
pelajaran tersebut.
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan
menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya (Best, 1982:119, dalam Sukardi, 2008:157). Penelitian
deskriptif disebut juga penelitian noneksperimen, karena pada penelitian ini
peneliti tidak melakukan kontrol dan memanipulasi variable penelitian. Di
samping itu, penelitian deskriptif juga merupakan penelitian, dimana
pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang
berkaitan dengan keadaan dan kejadian sekarang. Penulis melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti
sesuai dengan apa adanya.
Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan
secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti
secara tepat. Alasan dilakukannya penelitian deskriptif karena dua alasan.
Pertama, dari pengamatan empiris didapat bahwa laporan penelitian dilakukan
dalam bentuk deskriptif. Kedua, metode deskriptif sangat berguna untuk
mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan maupun
tingkah laku manusia.
Berdasarkan pada proses pengumpulan data yang dilakukan, penelitian
deskriptif termasuk pada jenis penelitian laporan diri (self-Report Research). Dalam penelitian self-Report Research, informasi dikumpulkan oleh peneliti secara
langsung sebagai human instrument. Individu
yang diteliti dikunjungi dan dilihat kegiatannya dalam situasi yang alami.
Tujuan observasi langsung adalah untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan
permasalahan dan tujuan penelitian.
Dalam penelitian ini, penulis melakukan penggalian data secara mendalam dan
menganalisis secara intensif interaksi
faktor-faktor yang terlibat di dalamnya. Masalah yang menjadi fokus dalam penelitian
ini, adalah tentang pelaksanaan pembelajaran SBK di SD yang dilukan oleh Guru , akan digambarkan secara intensif yang dilakukan
dengan mencermati fenomena yang terjadi
secara mendalam.
Anda sedang membaca artikel berjudul
0 comments :
Post a Comment