Pendidikan karakter bersifat sangat penting. Karakter sangat
berketerkaitan dengan konsep moral (moral knowing), sikap moral (moral
feeling), dan perilaku moral (moral behavior). Atas dasar tiga unsur tersebut
dapat disimpulkan bahwa karakter yang baik didukung oleh pengetahuan tentang
kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan melakukan kebaikan.
Selain gambaran diatas, sebenarnya definisi pendidikan
karakter masih sangat luas. Selain itu, fungsi dari pendidikan juga sangat
sentral dalam membentuk sebuah kepribadian individu yang baik dan
berkualitas.
Sesuai dengan konteks psikologi, karakter adalah kepribadian
dilihat dari titik tolak etika atau moral, seperti tingkat kejujuran individu,
dan dalam hal ini biasanya ia berkaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap.
Pendidikan karakter memiliki banyak milai, diantaranya
adalah keagamaan, kejujuran, toleransi, disiplin, kreativitas, kemandirian,
demokratis, pengembangan wawasan, dsb. Selain beberapa nilai yang disebutkan,
sebenarnya masih banyak butir-butir nilai pendidikan karakter yang lainnya.
PENDIDIKAN KARAKTER DAN KECERDASAN
“Pendidikan Karakter Untuk Etika Bangsa”. Sungguh merupakan
sebuah kejutan tersendiri bagi banyak orang yang sudah lama lupa dengan konsep
Pendidikan Moral Pancasila (PMP) yang kini telah tiada dan hanya tinggal
menjadi sebuah nama dalam perjalanan sejarah masa lalu. Selain itu, tidak
sedikit juga orang yang memberikan sambutan gegap gempita, dengan menyebut
sebagai satu kebangkitan pendidikan karakter di negeri tercinta ini, ketika
negeri ini telah dihuni oleh kelompok pelaku korupsi, dan makelar kasus.
Korupsi, dan makelar kasus sudah menjadi terminologi yang dibahas setiap hari
diberbagai media. Sungguh tema Hardiknas itu mengingatkan kita bahwa bangsa ini
sudah menjadi bangsa yang tidak civilized lagi. Oleh yang demikian, upaya
membangun bangsa yang beretika harus dilakukan melalui proses pendidikan.
Mengapa Melalui Pendidikan?
John Dewey pernah berkata pada saat dia berusaha
untuk menjelaskan tentang lingkup pendidikan yang sesungguhnya,“Education is
not a preparation of life, but it’s life itself”. Pendidikan adalah
kehidupan. Hal ini sejalan dengan opini WD Rendra dalam salah satu
puisinya yang mempertanyakan tentang adanya “papan tulis-papan tulis para
pendidik yang terlepas dari persoalan kehidupan”. Mengapa? Proses pendidikan di
sekolah ternyata masih lebih mengutamakan aspek kognitifnya daripada afektif
dan psikomotoriknya. Bahkan, sepertinya Ujian Nasional pun lebih mementingkan
aspek intelektualnya daripada aspek kejujurannya. Sepertinya tingkat kejujuran
Ujian Nasional itu hanya mendapatkan presentasi 20 persen, karena masih banyak
peserta didik yang menyontek dengan menggunakan berbagai cara ketika mengerjakan
tugas Ujian Nasional itu.
Dalam sebuah buku karyanya tentang Kecerdasan Ganda
(Multiple Intelligence), Daniel Goleman mengingatkan kepada kita bahwa
kecerdasan emosional dan sosial dalam kehidupan diperlukan 80%, dan kecerdasan
intelektual hanyalah 20 persen. Wacana ini tentunya membuat kita sadar, bawha
pendidikan karakter sangat penting guna membangun kehidupan yang lebih
beretika, dan bukan kehidupan yang hanya dipenuhi perilaku kurang etis. Maka
terpikirlah oleh para cerdik pandai tentang apa yang dikenal dengan pendidikan
karakter (character education).
Apa Definisi Karakter dan Pendidikan Karakter?
Kelompok pegiat pendidikan karakter mencoba menggambarkan
beberapa pilar terpenting dalam pendidikan karakter, yaitu :
1. Cinta Tuhan dan seluruh ciptaan-Nya
2. Kemandirian dan rasa tanggungjawab
3. Sifat amanah (jujur)
4. Hormat dan santun
5. Suka memberi, gemar tolong-menolong dan bekerjasama
6. Percaya diri dan pekerja keras
7. Kepemimpinan dan keadilan
8. Baik serta rendah hati
9. Toleran, kedamaian, dan kesatuan.
Pilar karakter mana yang mestinya dikembangkan di Indonesia?
Pada dasarnya semua pilar karakter tersebut harus dikembangkan secara optimal
melalui sistem pendidikan nasional di Nusantara. Namun, secara spesifik memang
ada beberapa pilar yang perlu diprioritaskan, seperti pilar karakter kejujuran,
karena negeri ini masih banyak tindak pidana penyelewengan wewenang dan
korupsi.
Anda sedang membaca artikel berjudul
0 comments :
Post a Comment