Pembelajaran
dengan pendekatan lingkungan sangat efektif diterapkan di sekolah dasar. Hal
ini relevan dengan tingkat perkembangan intelektual usia sekolah dasar (7-11
tahun) berada pada tahap operasional konkret (Piaget, dalam Wilis:154). Hal
senada dikatakan Margaretha S.Y., (2002) bahwa kecenderungan siswa sekolah
dasar yang senang bermain dan bergerak menyebabkan anak-anak lebih menyukai
belajar lewat eksplorasi dan penyelidikan di luar ruang kelas.
Konsep-konsep
sains dan lingkungan sekitar siswa dapat dengan mudah siswa melalui pengamatan
pada situasi yang konkret. Dampak positif dari diterapkannya pendekatan
lingkungan yaitu siswa dapat terpacu sikap rasa keingintahuannya tentang
sesuatu yang ada di lingkungannya. Seandainya kita renungi empat pilar
pendidikan yakni learning to know (belajar untuk mengetahui), learning to be
(belajar untuk menjadi jati dirinya), learning to do (Belajar untuk mengerjakan
sesuatu) dan learning to life together (belajar untuk bekerja sama) dapat
dilaksanakan melalui pembelajaran dengan pendekatan lingkungan yang dikemas
sedemikian rupa oleh guru.
Manfaat
Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Jika kita
kaji lebih mendalam ada beberapa keuntungan dalam rangka memanfaat lingkungan
sebagai sumber belajar, diantaranya:
a)
Lingkungan menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari anak. Jumlah sumber
belajar yang tersedia di lingkungan ini tidaklah terbatas, sekalipun pada umumnya
tidak dirancang secara sengaja untuk kepentingan pendidikan. Sumber belajar
lingkungan ini akan semakin memperkaya wawasan dan pengetahuan anak karena
mereka belajar tidak terbatas oleh empat dinding kelas. Selain itu kebenarannya
lebih akurat, sebab anak dapat mengalami secara langsung dan dapat
mengoptimalkan potensi panca inderanya untuk berkomunikasi dengan lingkungan
tersebut.
b) Penggunaan lingkungan memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna (meaningfull learning) sebab anak dihadapkan dengan keadaan dan situasi yang sebenarnya. Hal ini akan memenuhi prinsip kekonkritan dalam belajar sebagai salah satu prinsip pendidikan.
c) Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar akan mendorong pada penghayatan nilai-nilai atau aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya. Kesadaran akan pentingnya lingkungan dalam kehidupan
bisa mulai ditanamkan pada anak sejak dini, sehingga setelah mereka dewasa kesadaran tersebut bisa tetap terpelihara.
d) Kegiatan belajar dimungkinkan akan lebih menarik bagi anak sebab lingkungan menyediakan sumber belajar yang sangat beragam dan banyak pilihan. Kegemaran belajar sejak usia dini merupakan modal dasar
yang sangat diperlukan dalam rangka penyiapan masyarakat belajar (learning societes) dan sumber daya manusia di masa mendatang.
e) Pemanfaatan lingkungan menumbuhkan aktivitas belajar anak (learning activities) yang lebih meningkat. Penggunaan cara atau metode yang bervariasi ini merupakan tuntutan dan kebutuhan yang harus dipenuhi dalam pendidikan.
Begitu
banyaknya nilai dan manfaat yang dapat diraih dari lingkungan sebagai sumber
belajar dalam pendidikan bahkan hampir semua tema kegiatan dapat dipelajari
dari lingkungan. Namun demikian diperlukan adanya kreativitas dan jiwa inovatif
dari para guru untuk dapat memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
Lingkungan
merupakan sumber belajar yang kaya dan menarik untuk anak-anak. Lingkungan mana
pun bisa menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak-anak. Jika pada saat
belajar di kelas anak diperkenalkan oleh guru mengenai binatang, dengan
memanfaatkan lingkungan anak akan dapat memperolehpengalaman yang lebih banyak
lagi. Dalam pemanfaatan lingkungan tersebut guru dapat membawa
kegiatan-kegiatan yang biasanya dilakukan di dalam ruangan kelas ke alam terbuka
dalam hal ini lingkungan. Namun jika guru menceritakan kisah tersebut di dalam
ruangan kelas, nuansa yang terjadi di dalam kelas tidak akan sealamiah seperti
halnya jika guru mengajak anak untuk memanfaatkan lingkungan.
Memanfaatkan
lingkungan sekitar dengan membawa anak-anak untuk mengamati lingkungan akan
menambah keseimbangan dalam kegiatan belajar. Artinya belajar tidak hanya
terjadi di ruangan kelas namun juga di luar ruangan kelas dalam hal ini
lingkungan sebagai sumber belajar yang sangat bermanfaat terhadap perkembangan
fisik, keterampilan sosial, dan budaya, perkembangan emosional serta
intelektual.
a)
Perkembangan Fisik
Lingkungan
sangat berperan dalam merangsang pertumbuhan fisik anak, untuk mengembangkan
otot-ototnya. Anak memiliki kesempatan yang alami untuk berlari-lari, melompat,
berkejar-kejaran dengan temannya dan menggerakkan tubuhnya dengna cara-cara
yang tidak terbatas. Kegiatan ini sangat alami dan sangat bermanfaat dalam
mengembangkan aspek fisik anak.
Dengan
pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajarnya, anak-anak menjadi tahu
bagaimana tubuh mereka bekerja dan merasakan bagaimana rasanya pada saat mereka
memanjat pohon tertentu, berayun-ayun, merangkak melalui sebuah terowongan atau
berguling di dedaunan.
b)
Perkembangan aspek keterampilan sosial
Lingkungan
secara alami mendorong anak untuk berinteraksi dengan anak-anak yang lain
bahkan dengan orang-orang dewasa. Pada saat anak mengamati objek-objek tertentu
yang ada di lingkungan pasti dia ingin menceritakan hasil penemuannya dengan
yang lain. Supaya penemuannya diketahui oleh teman-temnannya anak tersebut
mencoba mendekati anak yang lain sehinga terjadilah proses transformasi
pengetahuan. Anak-anak dapat membangun keterampilan sosialnya ketika mereka
membuat perjanjian dengan teman- temannya untuk bergantian dalam menggunakan
alat-alat tertentu pada saat mereka memainkan objek-objek yang ada di
lingkungan tertentu. Melalui kegiatan sepeti ini anak berteman dan saling
menikmati suasana yang santai dan menyenangkan.
c)
Perkembangan aspek emosi
Lingkungan
pada umumnya memberikan tantangan untuk dilalui oleh anak-anak. Pemanfaatannya
akan memungkinkan anak untuk mengembangkan rasa percaya diri yang positif.
Misalnya bila anak diajak ke sebuah taman yang terdapat beberapa pohon yang
memungkinkan untuk mereka panjat. Dengan memanjat pohon tersebut anak
mengembangkan aspek keberaniannya sebagai bagian dari pengembangan aspek
emosinya.
Rasa
percaya diri yang dimiliki oleh anak terhadap dirinya sendiri dan orang lain
dikembangkan melalui pengalaman hidup yang nyata. Lingkungan sendiri
menyediakan fasilitas bagi anak untuk mendapatkan pengalaman hidup yang nyata.
d)
Perkembangan intelektual
Anak-anak
belajar melalui interaksi langsung dengan benda-benda atau ide-ide. Lingkungan
menawarkan kepada guru kesempatan untuk menguatkan kembali konsep-konsep
seperti warna, angka, bentuk dan ukuran.
Memanfaatkan
lingkungan pada dasarnya adalah menjelaskan konsep- konsep tertentu secara
alami. Konsep warna yang diketahui dan dipahami anak di dalam kelas tentunya
akan semakin nyata apabila guru mengarahkan anak-anak untuk melihat konsep
warna secara nyata yang ada pada lingkungan sekitar.
0 comments :
Post a Comment