Pengertian Teknik Bimbingan Anak SD
Teknik adalah cara kongkret yang dipakai saat proses
bimbingan berlangsung. Guru dapat berganti- ganti teknik meskipun dalam koridor
metode yang sama. Teknik bimbingan dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan
seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan,
penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak
membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan
penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian
pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda
pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong
pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam
koridor metode yang sama.
Teknik-teknik Pembelajaran Anak SD
Teknik-teknik bimbingan untuk anak SD antara lain
dengan cara :
1. Teknik Individual, terdiri dari:
a. Directive counseling
Dengan teknik ini, konselor yang membuka jalan pemecahan
yang dihadapi klien dengan alas an bahwa:
§
Anak yang belum matang mendiagnosis sendiri sukar memecahkan masalahnya, tanpa
bantuan dari pihak lain yang berpengalaman.
§
Anak yang berkesulitan, sekalipun sudah diberi petunjuk apa yang harus
dilakukan, mereka tidak mau dan tidak berani.
§
Mungkin ada masalah yang berat untuk dipecahkan oleh anak tanpa bantuan dari
orang lain.
b. Non-directive counseling
Dengan prosedur ini, pelayanan bimbingan difokuskan pada
anak yang bermasalah atau disebut juga clien centered counseling. Adanya
pelayanan bimbingan bukan pelayanan yang mengambil inisiatif, tetapi klien sendiri
yang mengambil prakarsa, yang menentukan sendiri apakah dia membutuhkan
pertolongan dari pihak lain.
Carl Rogers memaparkan alas an sebagai berikut:
§
Setiap individu mempunyai kemampuan yang besar untuk menyesuaikan diri serta
memiliki dorongan yang kuat untuk berdiri sendiri.
§
Pembimbing hanya sebagai pengantar dan membantu klien dalam menciptakan suasana
damai, tenang, tidak tertekan, tidak merasa dipaksa dengan kesediannya
menyatakan kesulitannya kepada pembimbing.
c. Eclective counseling
Dengan teknik ini, pelayanan tidak dipusatkan pada
pembimbing atau klien, tetapi masalah yang dihadapi itulah yang harus ditangani
secara luwes, sehingga tentang apa yang dipergunakan ssetiap waktu dapat diubah
kalau memang diperlukan. Alas an yang dikemukakan oleh F.P. Robinson antara
lain:
§
Masalah dan situasi penyuluh selalu berbeda dan masalah yang tidak terbatas
pada satu bidang kehidupan.
§
Langkah-langkah ppenyuluh harus selalu disesuaikan dengan keperluan yang
dituntut oleh situasi penyuluhan.
2. Teknik Kelompok, terdiri dari:
a. Home room
Merupakan teknik bimbingan kelompok yang bertujuan agar para
guru atau pertugas bimbingan dapat mengenal murid-muridd secara lebih tepat
sehingga dapat membantunya secara lebih efektif (Eddy Hendrarno, dkk; 2003).
Jumlah anggota kelompok dapat berupa kelompok kecil (5-10 orang) maupun
kelompok besar (25-30 orang). Tujuan teknik home room, selain untuk
mengidentifikasikan masalah dapat pula membantu siswa untuk memapu menghadapi
dan mengatasi masalahnya. Home room dapat bersifat preventif, kuratif dan
korektif.
b. Field drip (karya wisata)
Kegiatan karyawisata selain mrupakan kegiatan rekreasi ataupun
salah satu metode mengajar, dapat pula difungsikan sebagai salah satu teknik
dalam bimbingan kelompok (Djumhur dalam Eddy Hendrarno, dkk;2003). Melalui
kegiatan karyawisata pertugas bimbingan dapat mengarahkan murid untuk belajar
melakukan penyesuaian diri dalam kehidupan kelompok. Melalui kegiatan ini bagi
murid tertentu mendapat kesempatan untuk mengembangkan bakatnya atau timbulnya
minat dan cita-cita yang berkaitan dengan obyek tersebut. Tujuan teknik ini
adalah pemberian informasi, pembentukan sikap danpengembangan bakat serta
minat.
c. Group discussion
Diskusi kelompok merupakan salah satu teknik bimbingan
kelompok yang dilakukan dalam kelompok kecil (5-10 orang). Masalah yang
didiskusikan biasanya telah ditentukan oleh guru atau pembimbing. Waktu yang
dipergunakan tergantung pada jenis masalah, banyaknya masalah serta kemampuan
dan pengalaman murid. Pada umumya diskusi kelompok berlangsung antara 30-60
menit.
d. Pelajaran bimbingan
Teknik bimbingan kelompok ini dilakukan pada
kelompok murid yang sudah dibentuk untuk keperluan pengajaran (Winkel dalam
Eddy Hendrarno;2003). Bimbingan dilakukan dalam kelompok-kelompok kelas yang
telah ada. Pembimbing masuk dalam kelas seperti guru biasa, tidak mengajarkan
mata pelajaran seperti dalam silabus, melainkan menyampaikan dan membahas
masalah bimbingan.
e. Kelompok bekerja
Kelompok kerja dibentuk dengan memperhatikan tingkah laku
kemampuan, jenis kelamin, tempat tinggal dan jalinan hubungan social. Bimbingan
dilakukan dengan memberikan kegiatan tugas-tugas belajar atau tugas-tugas kerja
lain. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan belajar, menyalurkan bakat
dan minat, mebentuk sikap kooperatif dan kompetitif yang sehat, meningkatkan
penyesuaian social, yang kesemuanya akan mengarhakan pada perkembangan murid.
f. Pengajaran remidi
Pengajaran remidi diberikan kepada murid-murid yang
mengalami kesulitan belajar. Dalam pelaksanaannya dapat secara berkelompok
maupun individual, tergantung jenis kesulitan belajar maupunjumlah murid yang
mengalami kesulitan. Letak unsure bimbingannya ada pada pembentukan sikap
belajar, termasuk pemahaman diri akan kemampuannya erta timbulnya minat dan
dorongan untuk belajar.
g. Ceramah bimbingan
Kegiatan ini hamper sama dengan pengajaran bimbingan.
Perbedaanya terletak pada tempat. Ceramah bimbingan tidak selalu dalam kelas,
tapi dalam ruang-ruang besar dalam jumlah yang besar pula. Kelompk murid yang
diberi ceramah bimbingan tergantung pada tujuan bimbingan. Ceramah
bimbingan juga bukan merupakan khotbah, sebab dalam kegiatan ini murid diberi
kesempatan untuk berpendapat dan didorong aktif serta dilanjutkan dengan follow
up.
h. Organisasi murid
Pembimbing sekolah dapat mengarahkan agar murid dapat
mengenal berbagai aspek kehidupan social, mengembangkan sikap kepemimpinan dan
kerjasama, rasa tanggung jawab dan harga diri. Tujuannya antara lain menyangkut
penyesuaian diri, sikap kepemimpinan dan kerjasama dan pemecahan masalah.
i. Sosiodrama dan psikodrama
Antara sosiodrama dan psikodrama mempunyai fungsi dan tujuan
yang sama dalam bimbingan. Bedanya, terletak pada jenisnya cerita yang
dimainkan dan tekanan masalah yang hendak diceritakan. Pada sosiodrama lebih
menekankan pada masalah psikis. Meskipun demikian antara keduanya sagat erat
hubunganya dan kadang-kadang sulit dibedakan.
0 comments :
Post a Comment