Kurikulum memiliki dua sisi yang sama pentingnya yakni
kurikulum sebagai dokumen dan kurikulum sebagai implementasinya. Sebagai sebuah
dokumen kurikulum berfungsi sebagai pedoman bagi guru dan kurikulum sebagai
implementasi adalah realisasi dari pedoman tersebut dalam kegiatan
pembelajaran. Guru merupakan salah satu faktor penting dalam implementasi
kurikulum. Bagaimanapun idealnya suatu kurikulum tanpa ditunjang oleh kemampuan
guru untuk mengimplementasikannya, maka kurikulum itu tidak akan bermakna
sebagai suatu alat pendidikan, dan sebaliknya pembelajaran tanpa kurikulum
sebagai pedoman tidak akan efektif. Dengan demikian peran guru dalam hal ini
adalah sebagai posisi kunci dan dalam pengembangnnya guru lebih berperan banyak
dalam tataran kelas.
Peran sebagai pengembang kurikulum, guru memiliki kewenganan
dalam mendesain sebuah kurikulum. Guru bukan saja dapat menentukan tujuan dan
isi pelajaran yang disampaikan, akan tetapi juga dapat menentukan strategi apa
yang harus dikembangkan serta bagaimana mengukur keberhasilannya. Sebagai
pengembang kurikulum sepenuhnya guru dapat menyusun kurikulum sesuai dengan
karakteristik, visi dan misi sekolah, serta sesuai dengan pengalaman belajar
yang dibutuhkan siswa.
Dilihat dari segi pengelolaannya, pengembangan kurikulum
dapat dibedakan antara yang bersifat sentralisasi, desentralisasi, sentral
desentral :
1. Peranan Guru dalam Pengembangan
Kurikulum yang Bersifat Sentralisasi
Dalam kurikulum yang bersifat sentralisasi, guru tidak
mempunyai peranan dan evaluasi kurikulum yang bersifat makro, mereka lebih
berperan dalam kurikulum mikro. Kurikulum makro disusun oleh tim khusus
yang terdiri atas para ahli. Penyusunan kurikulum mikro dijabarkan dari kurikulum
makro. Guru menyusun kurikulum dalam bidangnya untuk jangka waktu satu tahun,
satu semester, beberapa minggu, atau beberapa hari saja.
Kurikulum untuk satu tahun disebut prota, dan kurikulum
untuk satu semester disebut dengan promes. Sedangkan kurikulum untuk
beberapa minggu, beberapa hari disebut Rencana Pembelajaran. Program tahunan,
program semester ataupun rencana pembelajaran memiliki komponen-komponen yang
sama yaitu tujuan, bahan pelajaran, metode dan media pembelajaran dan evaluasi
hanya keluasan dan kedalamannya berbeda-beda. Tugas guru adalah menyusun dan
merumuskan tujuan yang tepat memilih dan menyusun bahan pelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan, minat dan tahap perkembangan anak, memilih metode dan media
mengajar yang bervariasi serta menyusun metode dan alat yang tepat. Suatu
kurikulum yang tersusun secara sistematis dan rinci akan sangat memudahkan guru
dalam implementasinya. Walaupun kurikulum sudah tersusun dengan terstruktur,
tapi guru masih mempunyai tugas untuk mengadakan penyempurnaan dan
penyesuaian-penyesuaian.
Implementasi kurikulum hampir seluruhnya bergantung pada
kreatifitas, kecakapan, kesungguhan dan ketekunan guru. Guru juga berkewajiban
untuk menjelaskan kepada para siswanya tentang apa yang akan dicapai dengan
pengajarannya, membangkitkan motivasi belajar, menciptakan situasi kompetitif
dan kooperatif serta memberikan pengarahan dan bimbingan.
2. Peranan Guru dalam Pengembangan
Kurikulum yang Bersifat Desentralisasi
kurikulum desentralisasi disusun oleh sekolah ataupun kelompok
sekolah tertentu dalam suatu wilayah atau daerah. Kurikulum ini diperuntukan
bagi suatu sekolah ataupun lingkungan wilayah tertentu. Pengembangan kurikulum
semacam ini didasarkan oleh atas karakteristik, kebutuhan, perkembangan daerah
serta kemampuan sekolah-sekolah tersebut. Dengan demikian, isi daripada
kurikulum sangat beragam, tiap sekolah atau wilayah mempunyai kurikulum sendiri
tetapi kurikulum ini cukup realistis.
Bentuk kurikulum ini mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Kelebihannya antara lain : pertama, kurikulum sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan masyarakat setempat. Kedua, kurikulum
sesuai dengan tingkat dan kemampuan sekolah baik kemampuan profesional,
finansial dan manajerial. Ketiga, disusun oleh guru-guru
sendiri dengan demikian sangat memudahkan dalam pelaksanaannya.Keempat, ada
motivasi kepada sekolah (kepala sekolah, guru), untuk mengembangkan diri,
mencari dan menciptakan kurikulum yang sebaik-baiknya, dengan demikian akan
terjadi semacam kompetisi dalam pengembangan kurikulum.
Beberapa kelemahan kurikulum ini adalah: 1) tidak adanya
keseragaman untuk situasi yang membutuhkan keseragaman demi persatuan dan
kesatuan nasional, bentuk ini kurang tepat. 2) tidak adanya standart penilaian
yang sama sehingga sukar untuk diperbandingkannya keadaan dan kemajuan suatu
sekolah/ wilayah dengan sekolah/ wilayah lainnya. 3) adanya kesulitan bila
terjadi perpindahan siswa kesekolah/ wilayah lain. 4) sukar untuk mengadakan
pegelolaan dan penilaian secara nasional.5) belum semua sekolah/ daerah
mempunyai kesiapan untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum sendiri.
3. Peranan
Guru dalam Pengembangan Kurikulum yang Bersifat Sentral- Desentral
Untuk
mengatasi kelemahan kedua bentuk kurikulum tersebut, bentuk campuran antara keduanya
dapat digunakan yaitu bentuk sentral-desentral. Dalam kurikulum yang dikelola
secara sentralisasi-desentralisasi mempunyai batas-batas tertentu juga, peranan
guru dalam dalam pengembangan kurikulum lebih besar dibandingkan dengan yang
dikelola secara sentralisasi. Guru-guru turut berpartisipasi, bukan hanya dalam
penjabaraban kurikulum induk ke dalam program tahunan/ semester/ atau rencana
pembelajaran, tetapi juga di dalam menyusun kurikulum yang menyeluruh untuk
sekolahnya. Guru-guru turut memberi andil dalm merumuskan dalam setiap komponen
dan unsur dari kurikulum. Dalam kegiatan yang seperti itu, mereka mempunyai
perasaan turut memilki kurikulum dan terdorong untuk mengembangkan pengetahuan
dan kemampuan dirinya dalam pengembangan kurikulum.
Karena guru-guru sejak awal penyusunan kurikulum telah
diikutsertakan, mereka memahami dan benar-benar menguasai kurikulumnya, dengan
demikian pelaksanaan kurikulum di dalam kelas akan lebih tepat dan lancar. Guru
bukan hanya berperan sebagi pengguna, tetapi perencana, pemikir, penyusun,
pengembang dan juga pelaksana dan evaluator kurikulum.
0 comments :
Post a Comment