Peranan Ekonomi Keluarga dalam Relevansinya dengan
Pendidikan
Upaya
perluasan dan persebaran kesempatan bagi anak-anak untuk memperoleh pendidikan,
khususnya pendidikan dasar menempati prioritas tertinggi dalam
perkembangan pendidikan nasional. Hal ini sangat beralasan sebab
Undang-Undang Dasar 1945 dan Garis-Garis Besar Haluan Negara telah mengamanatkan
bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapat pendidikan dan pengajaran,
pemerintah berupaya untuk memperluas kesempatan pendidikan, baik
pendidikan dasar, kejuruan, profesional, melalui jalur sekolah dan jalur
luar sekolah (Nanang Fattah, 2002:89). Dipandang dari segi ekonomi dan
sosial, maka sistem pendidikan suatu negara adalah alat yang penting untuk
melestarikan norma dan meningkatkan keterampilan masyarakat secara
berkelanjutan dan mempersiapkan masyarakat tadi bagi kebutuhan
pembangunan yang sedang berlangsung (Jusuf Enoch, 1991:167).
Dalam setiap
langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan, baik
yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif biaya pendidikan memiliki
peranan yang sangat menentukan. Hampir tidak ada suatu upaya pendidikan yang
dapat mengabaikan peranan biaya, sehingga dapat dikatakan bahwa tanpa
biaya, proses pendidikan di sekolah tidak akan berjalan. Dalam upaya
mengatasi problem ekonomi, orang harus melakukan pendekatan yang realistis
terhadap kehidupan manusia di muka bumi ini. Benar bahwa seseorang mempunyai berbagai
kebutuhan ekonomi selama masa hidupnya. Maka tidak perlu
membesar-besarkan bahwa hal itu sebagai problem besar dalam kehidupan.
Seseorang tidak harus hidup senang sendirian.
Oleh karena itu merupakan kesalahan
besar baginya dan tidak sesuai kehidupan kita, nilai etik dan
moral kita, kebudayaan dan masyarakat, serta landasan ekonomi kita. Namun
problema kehidupan yang sulit untuk disembunyikan adalah pendanaan pendidikan. Kebutuhan
hidup berupa barang-barang elektronik mungkin saja tertahan untuk dihadirkan di dalam
rumah tangga, tetapi biaya pendidikan bagi anak merupakan problema yang sulit
disembunyikan. Lanjut tidaknya sang anak dalam menempuh pendidikan baik di
sekolah dasar maupun pada jenjang tingkat yang lebih tinggi ditentukan oleh
kemampuan ekonomi orangtua. Karena itu, dapat dipastikan bahwa kondisi ekonomi
keluarga sangat terkait dan bahkan tidak terpisahkan bagi proses
pendidikan anak. Slameto (1991:65) menuturkan bahwa “Keadaan ekonomi keluarga
erat hubungannya dengan belajar anak” .Anak yang sedang belajar selain harus
terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya makan, pakaian, perlindungan kesehatan,
dan lain-lain juga membutuhkan fasilitas belajar berupa ruang
belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis-menulis, buku-buku dan lain-lain,fasilitas
belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai ekonomi yang cukup,
tetapi jika keadaan ekonomi keluarga memperihatinkan maka anak akan merasa
tersisihkan atau terisolasi oleh teman-temannya yang berekonomi
cukup atau kaya, sehingga belajar anak akan terganggu.
Bahkan mungkin
karena kondisi ekonomi orangtuanya berada di bawah standar rata-rata, maka
anak pun tidak akan memperhatikan kondisi belajarnya sebab ia akan ikut bekerja
dan mencari nafkah sebagai pembantu orangtuanya walaupun sebenarnya anak belum
saatnya untuk bekerja hal ini akan juga menggangu belajar anak. Namun tidak
dapat disangkal pula bahwa kemungkinan adanya anak yang serba kekurangan
dan selalu menderita akibat ekonomi keluarga yang lemah, tetapi justru keadaan
yang begitu mereka menjadikannya cambuk untuk belajar lebih giat dan akhirnya
sukses besar. Sebaliknya, terkadang pula keluarga yang kaya raya orangtua
mempunyai kecenderungan untuk memanjakan anak. Anak hanya bersenang-senang
dan berfoyah-foyah akibatnya anak kurang dapat memusatkan perhatiannya kepada
belajar.
Hal tersebut dapat pula menggangu belajar anak bahkan dapat pula
menyebabkan anak gagal dalam pendidikan disebabkan kurang perhatiannya
orangtua terhadap pendidikan anak-anaknya.Oleh karena itu, relevansi antara
pendidikan dan ekonomi keluarga sangat erat dan tidak dapat dipisahkan
antara satu dengan yang lainnya. Cita-cita masa depan seseorang tidak akan
tercapai tanpa pendidikan, sedangkan pendidikan tidak dapat berjalan tanpa
dana, sedang dana sangat sulit tercapai tanpa pendidikan. Dengan demikian,
antara pendidikan dan kondisi ekonomi keluarga merupakan suatu lingkaran yang
tak berujung serta tak terpisahkan dan saling terkait satu sama lain.
Pengaruh Faktor Ekonomi Keluarga Terhadap Pendidikan Anak
Sekolah Dasar
Dalam
rangka mencapai prestasi belajar anak khususnya di sekolah dasar
sudah barang tentu harus ditunjang oleh berbagai sarana dan media belajar
terutama dalam rumah tangga. Namun demikian, pemenuhan kebutuhan belajar anak
harus ditunjang oleh kecukupan dan kemantapan ekonomi keluarga. Ekonomi
keluarga sangat termasuk salah satu faktor keberhasilan dan kegagalan
pendidikan bagi anak.
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991:83)
bahwa “Faktor biaya merupakan faktor yang sangat penting karena belajar
dan kelangsungannya sangat memerlukan biaya”. Misalnya untuk membeli
alat-alat, uang sekolah dan biaya lainnya. Maka keluarga yang miskin akan
merasa berat untuk mengeluarkan biaya yang bermacam-macam itu, karena keuangan
dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan anak sehari-hari. Lebih-lebih
keluarga untuk dengan banyak anak, maka hal ini akan merasa lebih sulit lagi.
Keluarga yang miskin juga tidak dapat menyediakan tempat untuk belajar yang
memadai, dimana tempat belajar itu merupakan salah satu sarana terlaksananya
belajar secara efisien dan efektif. Pembentukan pribadi dan sebagainya.
Upaya apapun yang dilakukan oleh para pengelola sekolah dalam rangka
menciptakan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien jika tidak
ditunjang oleh ekonomi keluarga pihak siswa (orangtua siswa), niscaya upaya itu
akan sia-sia. Misalnya, lengkapnya media belajar dan sarana mengajar yang
dimiliki oleh sebuah sekolah, akan tetapi sarana belajar siswa di rumah kurang
memadai, maka mungkin hanya proses mengajar saja yang efektif dan efisien,
tetapi proses belajar terutama belajar mandiri di rumah tidak seperti apa
yang diharapkan. Paradigma ini menunjukkan bahwa masalah ekonomi dapat
mempengaruhi proses belajar mengajar siswa baik di sekolah maupun di
rumah.
0 comments :
Post a Comment