Konsep Keluarga
Keluarga adalah salah satu mata rantai kehidupan yang paling esensial dalam
sejarah perjalanan hidup anak manusia. Sekaligus ia juga membuat mozaik
khilafah yang membutuhkan bingkai ajaran sebagai pelindung dan penghias lukisan
kehidupan yang memberikan kenyamanan dan keteduhan kalbu. Tentunya lukisan
kehidupan keluarga yang begitu indah ini tidak lepas dari spektrum dasar, yaitu
sakinah, mawadah, dan warrohmah.
Baitii jannatii, rumahku adalh taman sorgaku. Sebuah ungkapan paling tepat tentang bangunan keluarga ideal, karena keluarga merupakan sumber pertama dan utama bagi kehidupan individu dan masyarakat secara keseluruhan. Keluarga sebagai sumber pertama dan utama memberikan sumbangan yang sangat besar bagi perkembangan dan pertumbuhan mental maupun fisik anak dalam kehidupannya. Selain itu, keluarga bagi anak merupakan suatu tempat yang paling strategis dalam mengisi dan membekali nilai-nilai kehidupan yang dibutuhkan oleh anak yang tengah mencari makna kehidupan.
Keluarga juga mempunyai makna sebagai suatu lembaga atau unit sosial terkecil dimasyarakat yang terbentuk melalui perkawinan yang sah dan biasanya terdiri atas ayah, ibu dan anak yang hidup bersama di suatu tempat. Sehingga perlu diingat, bahwa keluarga merupakan suatu sistem yang terdiri atas elemen-elemen yang saling terkait antara satu dengan yang lainnya dan memiliki hubungan yang kuat.
Keberhasilan pendidikan anak dalam keluarga ketika anak berada dalam usia dini, akan sangat berpengaruh pada keberhasilan pendidikan pada periode berikutnya.
Jadi betapa pentingnya pendidikan yang dilaksanakan dalam keluarga. Perhatian mengenai pendidikan keluarga tidak hanya ditujukan oleh anggota-angota keluarga yang bersangkutan, melainkan oleh segenap lapisan masyarakat. Hal ini mengisayaratkan betapa keluarga itu merupakan bagian dalam kehidupan bermasyarakat.
Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga adalah bertanggung jawab dalam rangka menjaga dan menumbuhkembangkan anggota-anggotanya. Dalam hal ini keluarga berfungsi untuk membekali setiap anggota keluarganya agar dapat hidup sesuai dengan tuntutan nilai-nilai religius pribadi dan lingkungan. Demi perkembangan dan pendidikan anak, keluarga harus melaksanakan fungsi-fungsinya dengan baik dan seimbang.
Fungsi keluarga adalah bertanggung jawab dalam rangka menjaga dan menumbuhkembangkan anggota-anggotanya. Dalam hal ini keluarga berfungsi untuk membekali setiap anggota keluarganya agar dapat hidup sesuai dengan tuntutan nilai-nilai religius pribadi dan lingkungan. Demi perkembangan dan pendidikan anak, keluarga harus melaksanakan fungsi-fungsinya dengan baik dan seimbang.
Peranan orang tua dalam melaksanakan fungsi-fungsi keluarga harus disertai dengan penampilan serta tindakan-tindakan yang telah disesuaikan dengan berbagai situasi.
Berdasarkan pendekatan budaya, keluarga sekurang-kurangnya harus mempunyai 7 fungsi yaitu :
1. Fungsi Biologis
Fungsi ini diarahkan untuk mendorong keluarga sebagai wahana
menyalurkan kebutuhan reproduksi sehat bagi semua anggota keluarganya, sehingga
melahirkan generasi yang lebih baik di masa yang akan datang. Keluarga disini
juga berfungsi sebagai tampat untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar
seperti kebutuhan akan keterlindungan fisik seperti kesehatan, sandang, pangan
dan papan.
2. Fungsi Edukatif
Keluarga merupakan lingkungan yang pertama bagi anak.
Pendidikan merupakan tanggungjawab orang tua, yaitu ayah dan ibu yang merupakan
figur sentral dalam pendidikan. Fungsi pendidikan mengharuskan setiap orang tua
untuk mengkondisikan kehidupan keluarga menjadi situasi pendidikan.
3. Fungsi Religius
Fungsi religius berkaitan dengan kewajiban orang tua untuk
mengenalkan, membimbing, memberi teladan dan melibatkan anak-anak serta anggota
keluarga lainnya mengenai kaidah-kaidah agama dan perilaku keagamaan. Fungsi
ini mengharuskan orang tua sebagai seorang tokoh inti dan panutan dalam
keluarga, untuk menciptakan iklim keagamaan dalam kehidupan keluarganya.
4. Fungsi Protektif (perlindungan)
Fungsi protektif dalam keluarga ialah untuk menjaga dan
memelihara anak serta anggota lainnya dari tindakan negatif yang mungkin
timbul, baik dari dalam maupun dari luar kehidupan keluarga. Fungsi ini pun
adalah untuk menangkal pengaruh kehidupan yang sesat sekarang dan pada masa
yang akan datang.
5. Fungsi Sosialisasi Anak
Fungsi sosialisasi berkaitan dengan mempersiapkan anak untuk
menjadi anggota masyarakat yang baik. Dalam melaksanakan fungsi ini, keluarga
berperan sebagai penghubung antara kehidupan anak dengan kehidupan sosial dan norma
sosial sehingga kehidupan disekitarnya dapat dimengerti oleh anak.
6. Fungsi Rekreatif
Fungsi ini tidak harus selalu dalam membentuk kemewahan
ataupun pesta pora melainkan melalui penciptaan suasana kehidupan yang tenang
dan harmonis di dalam keluarga. Keadaan ini dapat dibangun melalui kerjasama
diantara anggota keluarga yang diwarnai oleh hubungan insani yang didasari oleh
adanya saling mempercayai, saling menghormati dan saling mengerti.
7. Fungsi Ekonomis
Fungsi ini menunjukkan bahwa keluarga merupakan kesatuan
ekonomis. Aktifitas dalam fungsi ekonomis berkaitan dengan pencarian nafkah,
pembinaan usaha dan perencanaan anggaran pengeluaran biaya keluarga.
Sebagian besar waktu belajar anak dilaksanakan di rumah,
karena itu aspek-aspek kehidupan dalam keluarga turut mempengaruhi kemajuan
prestasi belajar siswa. Ada beberapa hal mempengaruhi prestasi anak yang
bersumber dari lingkungan keluarga antara lain:
a. Kemampuan ekonomi.
Masalah biaya menjadi salah satu faktor dalam menempuh
pendidikan, kurangnya biaya sangat mempengaruhi kelancaran
studi. Kurangnya ekonomi keluarga akan menimbulkan kelesuan dalam diri
siswa sehingga motivasi belajar menurun.
b. Masalah Broken Home.
Siswa yang tinggal bersama orang tua akan mengalami hambatan
dalam belajar, apabila tidak adanya kekompakan dan kesepakatan diantara kedua
orang tuanya. Perselisihan, pertengkaran, perceraian, dan tidak adanya
tanggung jawab antara kedua orang tua akan menimbulkan keadaan yang tidak
diinginkan terhadap diri siswa dan akan menghambat proses belajar.
c. Kurangnya Kontrol Orang Tua.
Pada umumnya kebanyakan siswa mengatakan bahwa ia sudah
dewasa, namun pengawasan orang tua tetap diperlukan. Orang tua turut
bertanggung jawab atas kemajuan studi anaknya.Pengawasan yang kurang inilah bisa
menimbulkan kecendrungan adanya bebas mutlak pada sekelompok siswa. Dalam
hal ini sangat tidak menguntungkan bagi siswa itu sendiri, pengawasan tidak
berarti menghambat atau menekan, akan tetapi mendorong dan membimbing ke arah
yang positif, agar tercapai prestasi belajar yang tinggi.
0 comments :
Post a Comment