RELEVANSI HUBUNGAN INTERNASIONAL SEBAGAI SUBJEK AKADEMIK DENGAN MATERI PKN DI TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS

Written By putrajunio on Saturday, May 17, 2014 | 6:17 PM

Sekilas tentang PKN
Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) merupakan mata pelajaran yang bertugas bagaimana membentuk warga negara yang baik (how a good citizen). Warga negara yang baik adalah warga negara yang sadar akan hak – kewajibannya. Dengan kesadaran akan hak dan kewajibannya maka seorang warga negara diharapkan menjadi kritis, partisipatif dan bertanggung jawab. Ukuran warga negara yang baik tentunya sangat dipengaruhi oleh ideologi nasional masing-masing negara.
Bagi bangsa Indonesia ideologi Pancasila merupakan acuan dalam membina warga negara yang baik. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) sebagai PKn versi Indonesia memiliki fungsi memberdayakan warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang sejalan dengan Pancasila (istilah PPKn dalam Kurikulum 2004 tampaknya akan diganti antara “Kewarganegaraan” atau “Pendidikan Kewarganegaraan).

Pengertian paradigma kadang-kadang disederhanakan sebagai cara berpikir. Jadi paradigma baru PKn merupakan cara berpikir baru tentang PKn. Sebagai mata pelajaran di sekolah, PKN telah mengalami perkembangan dari masa ke masa, baik kemasan ataupun subtansinya. Hal tersebut dapat dilihat dari perubahan kurikulum PKN yang disesuikan dengan zaman dan kepentingan negara.
Struktur keilmuan PKN, menurut paradigma baru mencakup 3 dimensi keilmuan, yaitu: civic knowledge, civic skill dan civic virtue. Ruang lingkup PKN di Indonesia berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006.

Relevansi dan Analisis
Selama perkuliahan hubungan internasional telah didapat beberapa pokok bahasan, yaitu mengenai HI sebagai subjek akademik, Realisme, dan Liberalisme. Disini saya akan mencoba mencari relevansi HI sebagai subjek akademik dengan materi PKN SMA, karena posisi saya sebagai mahasiswa PPkn, FKIP, UNS. Disini Hubungan internasional sebagai subjek akademik memberi teori-teori mengenai pokok bahasan Hubungan Internasional dan Organisasi Internasional, mata pelajaran PKN kelas XI semester 2.

Selain itu, materi yang didapat selama perkuliahan dapat berfungsi sebagai bahan kajian PKN di tingkat SMA, dengan kata lain HI memberi isi materi PKN di SMA. Materi yang sesuai yaitu Hubungan Internasional dan Organisasi Internasional dalam kurikulum KTSP SMA Kelas XI semester 2 dengan materi HI sebagai subjek akademik, namun tidak secara keseluran. Relevansi Hubungan Internasional dengan materi kurikulum SMA dapat terlihat dengan jelas dari beberapa Sub BAB yang ada dalam materi SMA kurikulum KTSP. Lebih detail lagi materi tersebut ada dalam mata pelajaran PKN kelas XI yaitu sub-Bab “Hubungan Internasional Dan Organisasi Internasional”, sbb:
A.  Pengertian, Pentingnya dan Sarana-Sarana Hubungan Internasional bagi suatu negara
B.  Tahap-Tahap Perjanjian Internasional
C.  Peran Organisasi Internasional (PBB, ASEAN) Dalam Meningkatkan Hubungan Internasional
D.  Kerjasama dan Perjanjian Internasional yang Bermanfaat Bagi Indonesia

Sedangkan HI sebagai subjek akademik membahas mengenai permasalahan tradisional HI yaitu mengenai perang dan damai. Perdebatan terjadi seiring dengan fenomena yang terjadi dalam hubungan antar negara, hal ini terjadi  bukan saja dalam fenemone-fenomena tertentu akan tetapi teori atau metodeologi yang digunakan oleh para penstudi HI-pun  banyak yang mempertanyakan.
Tak satupun pendekatan teoritis yang benar-benar menang dalam HI saat ini. Tradisi teoritis utama dan pendekatan-pendekatan alternatif yang telah kami uraikan semuanya dijalankan secara aktif dalam disiplin tersebut sekarang. Situasi itu mencerminkan perlunya pendekatan-pendekatan yang berbeda untuk menangkap aspek-aspek yang berbeda dari kenyataan kontemporer dan sejarah yang sangat rumit politik dunia tidak didominasi oleh satu isu atau konflik tunggal; sebaliknya, ia dibentuk dan dipengaruhi oleh banyak isu dan konflik yang berbeda.

Fokus pembelajaran PKN di Indonesia yaitu pembentukan warga negara yang mampu memahami dan melaksankan hak dan kewajibannya untuk menadi warga negara yang kritis, partisipatif dan bertanggung jawab. Selain itu menjadi warga negara yang terampil, cerdas, baik dan berkarakter sebagaimana yang diamnatkan dalam Pancasila dan UUD 1945.

Relevansi lebih nyata terlihat dalam pembukaan UUD 1945 yaitu ,ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Inti dari pernyataan tersebut adalah membicarakan hunungan internasional secara tersirat. Hal tersebut penting bagi Indonesia, karena prinsip tersebut menegaskan perlunya kerjasama dengan negara lain (kerjasama internasional). Namun dalam berkerjasama dengan negara lain, Indonesia harus bisa mandiri dalam mengambil keputusan (tidak ada tekanan dari pihak lain/asing).

Setiap berbicara tentang kekuasaan dalam HI menimbulkan kesan bahwa masalah dunia hanya berkaitan dengan konflik dan kesiagaan militer. Namum sebenarnya, interaksi utama antar pemerintah dan antar bangsa adalah ekonomi. Dimensi ekonomi hadir dalam berbagai hal, seperti penjualan senjata internasional, politik kekuasaan, dan tentu saja perekonomian global. Beberapa tahun lalu, politik Internasional di anggap lahan khusus para ilmuwan politik dan ekonomi internasional merupakan bagian para ekonom. Pada saat ini, politik dunia tidak bisa di pahami hanya melalui saru perpekstif saja, studi hubungan tidak cukup bila hanya membahas soal politik tanpa mempelajari ekonomi.

Makin banyak kasus dalam hubungan internasional masalah ekonomi dan politik terkait erat. Bantuan luar negeri yang diberikan kepada Indonesia dan negara berkembang lainnya tak lepas dari kepentingan politik lembaga keuangan internasional, dimana para pemegang sahamnya didominasi dan dikuasai negara Barat. Begitu masalah politik dalam negeri muncul maka IMF dan World Bank memberikan peringatan agar reformasi dilanjutkan atau bantuan dihentikan.

Ancaman seperti itu tidak hanya diterima Indonesia tetapi juga negara besar seperti Cina, dimana AS menentukan perdagangan kedua negara. Ekspor Cina ke AS dikaitkan dengan kepentingan politik. Bila terjadi pelanggaran HAM maka dengan serta merta AS mengancam akan meninjau lagi kebijakan perdagangannya kepada Cina.

Kasus-kasus itu makin menunjukkan bahwa seusai Perang Dingin, masalah ekonomi politik internasional makin kental dalam hubungan antar bangsa dan bahkan antar benua. Ketika Indonesia dianggap tidak bisa mengendalikan keamanan di Timor Timur pasca jajak pendapat, IMF langsung menghentikan perundingan pemberian bantuan. Demikian pula Amerika Serikat menghentikan kerja sama di bidang militer. Ini makin jelas bahwa tidak ada tindakan politik bebas dari kepentingan ekonomi dan tidak ada pula sebuah kebijakan ekonomi lepas dari kepentingan politik.

Perkembangan fenomena hubungan internasional telah memasuki aspek-aspek baru, dimana Hubungan Internasional tidak hanya mengkaji tentang negara, tetapi juga mengkaji tentang peran aktor non-negara (seperti organisasi Internasional dan regional, seperti PBB, ASEAN) di dalam ruang lingkup politik global. Peran aktor non-negara yang semakin dominan mengindikasikan bahwa aktor non-negara memegang peran yang penting. Sekarang ini, fenomena hubungan internasional telah memasuki ranah budaya (seperti klaim tari pendet Malaysia terhadap Indonesia), sehingga Hubungan Internasional memerlukan kajian teoritis dari dispilin ilmu lainnya. Permasalahan tersebut, saat ini juga menjadi kajian PKN di tingkat SMA. Dalam pengkajian ini, tidaklah secara spesifik perkasus, namun dilihat sebagai suatu fenomona global yang sedang terjadi.

PKN merupakan cabang dari ilmu politik, khususnya mengenai ilmu kewarganegaraan. Relevansi materi Hubungan Internasional sebagai Subjek Akademik dengan materi PKN SMA kelas XI semester 2 (Hubungan Internasional dan Organisasi Internasional) bisa dikatakan materi PKN di SMA berasal/ merupakan cabang dari HI di Perguruan Tinggi. HI di PT lebih luas kajiannya, namun HI di SMA kajiannya dalam lingkup yang lebih sempit.

Materi Hubungan Internasional pada jenjang SMA kelas XI sangat berkaitan dengan materi perkuliahan Hubungan Internasional. Seperti halnya pada pembahasan sebagai pengantar subyek akademik di sana dijelaskan mengenai proses terbentuknya HI serta fungsi-fungsi dari HI, kemudian teori-teori yang mendukung pada HI seperti realisme, liberalisme. Pada salah satu teori tersebut itu terjadi setelah perang dunia, itu ada kaitannya selaku sifat yang dimiliki pada Hubungan Internasional yakni peperangan. Sebagaimana yang tercantum pada materi SMA kelas XI tersebut.

Bagikan ke :

Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit

Ditulis Oleh : putrajunio ~ The Secret Blog

Muh.Akram Anda sedang membaca artikel berjudul RELEVANSI HUBUNGAN INTERNASIONAL SEBAGAI SUBJEK AKADEMIK DENGAN MATERI PKN DI TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS yang ditulis oleh The Secret Blog yang berisi tentang : Dan Maaf, Anda tidak diperbolehkan mengcopy paste artikel ini.

Blog, Updated at: 6:17 PM

0 comments :

Post a Comment

The Secret Blog © 2014. All Rights Reserved.
SEOCIPS Areasatu