TEKNIK PENYUSUNAN DAN PENULISAN SOAL BENTUK URAIAN BESERTA KELEBIHAN DAN KEKURANGANNYA

Written By putrajunio on Wednesday, May 28, 2014 | 9:48 PM

 Pengertian
Soal bentuk uraian adalah suatu soal yang jawabannya menuntut siswa untuk mengingat dan mengorganisasikan gagasan-gagasan atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis. Selain mengukur kemampuan siswa dalam hal menyajikan jawaban terurai secara bebas, juga menyangkut pengukuran kemampuan siswa dalam hal menguraikan atau memadukan gagasan-gagasan, atau menyelesaikan hitungan-hitungan terhadap materi atau konsep tertentu seperti terdapat dalam mata pelajaran Matematika dan IPA secara tertulis.

Berdasarkan penyekorannya, soal bentuk uraian diklasifikasikan atas uraian objektif dan uraian nonobjektif. Soal bentuk uaraian objektif (BUO) adalah suatu soal atau pertanyaan yang menuntut sehimpunan jawaban dengan pengertian/konsep tetrtentu sehingga penyekorannya dapat dilakukan secara objektif. Sedangkan soal bentuk uraian nonobjektif (BUNO) adalah suatu soal yang menuntut sehimpunan jawaban dengan pengertian atau konsep menurut pendapat masing-masing siswa sehingga penyekorannya mengandung unsur subjektifitas (sukar dilakukan secara objektif).

Perbandingan antara Soal BUO dan BUNO
Perbedaan antara soal BUO dan BUNO terletak pada kepastian penyekorannya. Pada soal BUO kunci jawaban dan pedoman penyekorannya lebih pasti (diuraikan secara jelashal-hal komponen yang diskor dan berapa besarnya skor untuk setiap komponen). Pada soal BUNO pengaruh unsur subjektifitas dalam penyekoran dapat dikurangi dengan cara membuat rentang skor untuk setiap kriteria. Dengan kata lain, pedoman yang rinci dan jelas dapat digunakan oleh orang yang berbeda untuk menyekor jawaban masing-masing siswa sehingga hasil penyekorannya relatif sama.
Skor soal BUNO dinyatakan dalam bentuk rentangan karena hal-hal atau komponen yang diskor hanya diuraikan secara garis besar dan berupa krteria tertentu.

Kaidah-kaidah Penulisan Soal Bentuk Uraian
Pada dasarnya setiap penulisan soal bentuk uaraian harus selalu berpedoman pada langkah-langkah atau kaidah-kaidah penulisan soal secara mum, misalnya mengacu pada kisi-kisi tes yang telah dibuat dan tujuan soalnya jelas.

Dalam menulis bentuk uraian, seorang penulis soal harus sudah mempunyai gambaran tentang ruang lingkup materi yang ditanyakan dan lingkup jawaban yang diharapkan, kedalaman, dan panjang jawaban, atau rincian jawaban yang mungkin diberikan oleh siswa. Dengan kata lain, ruang lingkup ini merupakan kriteria luas atau sempitnya masalah yang ditanyakan. Hal ini harus tegas dan jelas tergambar dalam rumusan soalnya. Dengan adanya batasan ruang lingkup tersebut, kemungkinan terjadinya ketidakjelasan soal dapat dihindari. Ruang lingkup tersebut juga akan membantu mempermudah pembuatan kriteria atau pedoman penyekoran.           
Beberapa kaidah yang perlu diperhatikan dalam penulisan soaol bentuk uraian adalah; a) materi, b) konstruksi, dan c) bahasa. Secara rinci kaidah tersebut diuraikan di bawah ini.

A. Materi
1.      Soal harus sesuai dengan indikator. Artinya soal arus mananyakan perilaku dan materi yang hendak diukur sesuai dengan tuntutan indikator.
2.      Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan (ruang ingkup) harus jelas.
3.      Isi materi sesuai dengan tujuan pengukuran.
4.      Isi materi yang ditanyakan sudah sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, dan tingkat kelas.

B. Konstruksi
1.      Rumusan kalimat soal atau pertanyaan harus menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai, seperti: mengapa uraikan, jelaskan, bandingkan, hubungkan, tafsirkan, buktikan, hitunglah. Jangan menggunakan kata tanya yang tidak menuntut uraian, misalnya: siapa, di mana, kapan. Demikian juga kalimat tanya yang hanya menuntut jawaban ya atau tidak.
2.      Buatlah petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.
3.      Buatlah pedoman penyekoran segera setelah soalnya ditulis dengan cara menguraikan komponen yang akan dinilai atau kriteria penyekoranya, besarnya skor bagi setiap komponen, serta rentangan skor yang dapat diperoleh untuk soal yang bersangkutan.
4.      Hal-hal lain yang menyertai soal seperti tabel, gambar, rafk, peta, atau yang sejenisnya, harus disajikan dengan jelas dan terbaca sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda.

C. Bahasa
1.      Rumusan kalimat soal harus komunikatif, yaitu menggunakan bahasa yang sederhana dan menggunakan kata-kata yang sudah dikenal siswa.
2.      Butir soal menngunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
3.      Rumusan soal tidak menggunakan kata-kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian.
4.      Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan digunakan untuk tingkat daerah atau nasional.
5.      Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang menyingung perasaan siswa.

Penyusunan Pedoman Penyekoran
Pedoman penyekoran merupakan panduan atau petunjuk yang menjelaskan tentang:
1.      batasan atau kata-kata kunci untuk melakukan penyekoran terhadap soal-soal BUO.
2.      kriteria-kriteria jawaban yang digunakan untuk melakukan penyekoran terhadap soal-soal BUNO.
Pedoman pemberian skor untuk setiap butir soal uraian harus disusun segera setelah perumusan kalimat-kalimat butir soal tersebut. Banyak penulis soal yang memiliki kebiasaan kurang baik seperti menuliskan pedoman pemberian skor soal bentuk uraian ketika akan memeriksapekerjaan siswa. Cara ini kurang baik an kurang dapat dipertanggungjawabakankarena dapat mempengaruhi objektifitas penyekoran dan penilaian. Bila cara ini digunakan guru, maka objektifitas yang diinginkan dalam tes bentuk araian tidak akan dapat tercapai.


Kelebihan menggunakan jenis tes uraian :
1. Mudah dalam penyusunan pertanyaannya
2. Waktu yang diperlukan singkat
3. Baik untuk mengukur pengertian, aplikasi, analisis dan paling baik untuk sintetis dan evaluasi
4. Mendorong siswa untuk mengorganisasi, menghubungkan dan menyatakan idenya sendiri.

Kelemahannya
1. Tes uraian mempunyai keterbatasan mengenai lingkup materi yang dapat dinyatakan dalam satu perangkat tes.
2. Jawaban siswa pada tes uraian sering tidak menggambarkan tujuan yang ingin diukur oleh tes tersebut.
3. Pemeriksaannya lebih dari satu, memakan waktu dan cenderung hasil penilaiannya tidak tetap.
4. Kurang baik untuk mengukur pengetahuan
5. Hanya dapat menanyakan beberapa pertanyaan sehingga kurang mewakili materi yang diajarkan.
6. Pengolahan sangat subyektif, sukar, dan ketepatannya kurang.
7. Hasil kemampuan siswa dapat terganggu oleh kemampuan manulis dan mendongeng.

Bagikan ke :

Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit

Ditulis Oleh : putrajunio ~ The Secret Blog

Muh.Akram Anda sedang membaca artikel berjudul TEKNIK PENYUSUNAN DAN PENULISAN SOAL BENTUK URAIAN BESERTA KELEBIHAN DAN KEKURANGANNYA yang ditulis oleh The Secret Blog yang berisi tentang : Dan Maaf, Anda tidak diperbolehkan mengcopy paste artikel ini.

Blog, Updated at: 9:48 PM

0 comments :

Post a Comment

The Secret Blog © 2014. All Rights Reserved.
SEOCIPS Areasatu