Selama hidupnya, manusia senantiasa mempelajari dan
melakukan perubahan-perubahan terhadap kebudayaannya sesuai dengan kebutuhan
dan kondisi lingkungan. Hal ini adalah sesuatu yang wajar sebab kebudayaan
diciptakan dan diajarkan dari satu generasi
ke generasi berikutnya untuk memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri,
baik secara perorangan maupun berkelompok. Dari kenyataan ini, tidak ada
satupun kebudayaan dan perwujudan kebudayaan yang bersifat statis (tidak
mengalami perubahan).
Pengertian perubahan sosial budaya adalah perubahan yang terjadi akibat ketidaksaman atau ketidaksesuaian diantara unsur-unsur sosial dan kebudayaan yang saling berbeda.
Menurut John Lewin Gillin dan John Phillip Gillin Perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara-cara hidup yang diterima yang disebabkan oleh perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan materiil, komposisi penduduk, ideologi, maupun karena difusi dan penemuan baru dalam masyarakat.
Menurut Samuel Koening Perubahan sosial menunjukkan pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. Modifikasi-modifikasi tersebut terjadi karena sebab-sebab internal maupun eksternal.
Hubungan perubahan sosial dengan perubahan kebudayaan yang menyangkut perubahan masyarakat dan kebudayaannya, seringkali kesulitan memisahkan antara perubahan sosial dengan perubahan budaya. Sebab tidak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan dan sebaliknya. Perubahan sosial dan budaya mempunyai satu aspek yang sama. Dari bentuk perubahan dibedakan dari segi perubahan sosial lambat dan cepat, perubahan sosial kecil dan perubahan sosial direncanakan dan tidak direncanakan.
Faktor yang bisa menyebabkan terjadinya proses perubahan sosialisasi dari perubahan jumlah penduduk, penemuan-penemuan baru, pertentangan masyarakat, pemberontakan dan reformasi. Modernisasi bisa merubah dari masa pra modern menuju masa modern. Modernisasi mencakup proses sosial budaya yang ruang lingkupnya sangat luas sehingga batas-batasnya tidak bisa ditetapkan secara mutlak.
Perubahan sosial dan budaya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kebudayaan terdiri dari faktor yang mendorong dan faktor yang menghambat terjadinya perubahan sosial budaya seperti telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Faktor-faktor itu bisa berasal dari dalam maupun dari luar masyarakat. Berikut diuraikan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial budaya.Diantara berbagai faktor yang mendorong terjadinya perubahan sosial budaya :
Pengertian perubahan sosial budaya adalah perubahan yang terjadi akibat ketidaksaman atau ketidaksesuaian diantara unsur-unsur sosial dan kebudayaan yang saling berbeda.
Menurut John Lewin Gillin dan John Phillip Gillin Perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara-cara hidup yang diterima yang disebabkan oleh perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan materiil, komposisi penduduk, ideologi, maupun karena difusi dan penemuan baru dalam masyarakat.
Menurut Samuel Koening Perubahan sosial menunjukkan pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. Modifikasi-modifikasi tersebut terjadi karena sebab-sebab internal maupun eksternal.
Hubungan perubahan sosial dengan perubahan kebudayaan yang menyangkut perubahan masyarakat dan kebudayaannya, seringkali kesulitan memisahkan antara perubahan sosial dengan perubahan budaya. Sebab tidak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan dan sebaliknya. Perubahan sosial dan budaya mempunyai satu aspek yang sama. Dari bentuk perubahan dibedakan dari segi perubahan sosial lambat dan cepat, perubahan sosial kecil dan perubahan sosial direncanakan dan tidak direncanakan.
Faktor yang bisa menyebabkan terjadinya proses perubahan sosialisasi dari perubahan jumlah penduduk, penemuan-penemuan baru, pertentangan masyarakat, pemberontakan dan reformasi. Modernisasi bisa merubah dari masa pra modern menuju masa modern. Modernisasi mencakup proses sosial budaya yang ruang lingkupnya sangat luas sehingga batas-batasnya tidak bisa ditetapkan secara mutlak.
Perubahan sosial dan budaya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kebudayaan terdiri dari faktor yang mendorong dan faktor yang menghambat terjadinya perubahan sosial budaya seperti telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Faktor-faktor itu bisa berasal dari dalam maupun dari luar masyarakat. Berikut diuraikan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial budaya.Diantara berbagai faktor yang mendorong terjadinya perubahan sosial budaya :
1. Kontak dengan kebudayaan lain. Masyarakat yang
sering melakukan kontak dengan kebudayaan lain akan mengalami perubahan yang
cepat. Kontak dengan kebudayaan lain ini berhubungan dengan difusi, yaitu
proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari individu ke individu lain atau
dari satu masyarakat ke masyarakat lain.
2. Sistem pendidikan formal yang maju. Pada
jaman modern sekolah semakin memegang peran penting dalam melakukan
perubahan-perubahan pada para murid yang juga merupakan anggota masyarakat secara
keseluruhan. Melalui pendidikan, seseorang diajarkan berbagai kemampuan dan nilai-nilai yang
berguna bagi manusia, terutama untuk membuka pikirannya terhadap hal-hal baru.
3. Toleransi. Perubahan sosial budaya yang cepat
akan terjadi pada masyarakat yang sangat toleran terhadap perbuatan atau
masyarakat yang berperilaku menyimpang, baik yang positif maupun negatif, dengan
catatan bukan merupakan pelanggaran hukum. Masyarakat yang memiliki toleransi
cenderung lebih mudah menerima hal-hal yang baru.
4. Sistem stratifikasi terbuka. Sistem pelapisan
sosial terbuka pada masyarakat akan memberikan peluang sebesar-besarnya kepada
individu untuk naik ke kelas sosial yang lebih tinggi melalui berbagai usaha
yang diperbolehkan oleh kebudayaannya.
5. Penduduk yang heterogen. Pada masyarakat
yang heterogen atau masyarakat yang berbasis latar belakang kebudayaan, ras,
dan ideologi yang beragam akan mudah
mengalami pertentangan-pertentangan yang mengundang perubahan. Keadaan ini akan
mendorong terjadinya perubahan dalam masyarakat.
6. Ketidakpuasan masyarakat terhadap berbagai bidang
kehidupan. Ketidakpuasan ini, baik dalam sistem kemasyarakatan,
ekonomi, politik, dan keamanan, akan mendorong masyarakat melakukan perubahan
sistem yang ada dengan cara menciptakan sistem baru agar sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhannya.
7. Orientasi ke masa depan. Umumnya
masyarakat beranggapan bahwa masa yang akan datang berbeda dengan masa
sekarang, sehingga mereka berusaha menyesuaikan diri, baik yang sesuai dengan
keinginannya, maupun keadaan yang buruk sekalipun. Untuk itu,
perubahan-perubahan harus dilakukan agar dapat menerima masa depan.
8. Pandangan bahwa manusia harus senantiasa berusaha untuk memperbaiki hidupnya.
Terdapat suatu ajaran atau keyakinan di masyarakat yang menyebutkan bahwa yang
dapat mengubah atau memperbaiki keadaan nasib manusia adalah manusia itu
sendiri, dengan bimbingan Tuhan. Jika
seseorang ingin berubah niscaya ia harus berusaha. Usaha ini ke arah
penemuan-penemuan baru dalam bentuk cara-cara hidup atau pun pola interaksi di
masyarakat.
Selain dari itu faktor-faktor yang bisa menghambat
perkembangan di masyarakat dari perubahan sosial budaya diantaranya :
1. Kurang berhubungan dengan masyarakat lain.
Masyarakat yang kurang memiliki hubungan dengan masyarakat lain umumnya adalah
masyarakat terasing atau terpencil. Dengan keadaan seperti ini, mereka tidak
mengetahui perkembangan-perkembangan yang terjadi pada masyarakat lain.
2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat.
Keterlambatan perkembangan ilmu pengetahuan di suatu kelompok masyarakat dapat
disebabkan karena masyarakat tersebut berada di wilayah yang terasing, sengaja
mengasingkan diri atau lama dikuasai (dijajah) oleh bangsa lain sehingga
mendapat pembatasan-pembatasan dalam segala bidang.
3. Sikap masyarakat yang sangat tradisional.
Suatu sikap yang mengagung-agungkan tradisi lama serta anggapan bahwa tradisi
tidak dapat diubah akan sangat menghambat jalannya proses perubahan, keadaan
tersebut akan menjadi lebih parah apabila masyarakat yang bersangkutan dikuasai
oleh golongan konservatif.
4. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam kuat. Dalam
suatu masyarakat, selalu terdapat kelompok-kelompok yang menikmati kedudukan
tertentu. Biasanya, dari kedudukan itu mereka mendapatkan keuntungan-keuntungan
tertentu dan hak-hak istimewa.
5. Rasa takut akan terjadi kegoyahan pada integrasi sosial
yang telah ada. Integrasi sosial mempunyai derajat yang berbeda.
Unsur-unsur luar dikhawatirkan akan menggoyahkan integrasi sosial dan
menyebabkan perubahan-perubahan pada aspek tertentu dalam masyarakat.
6. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis. Di
dalam masyarakat menganggap pandangan hidup atau keyakinan yang telah menjadi
ideologi dan dasar integrasi mereka dalam waktu lama dapat terancam oleh setiap
usaha perubahan unsur-unsur kebudayaan.
7. Prasangka pada hal-hal baru atau asing (sikap tertutup).
Prasangka seperti ini umumnya terdapat pada masyarakat yang pernah dijajah oleh
bangsa-bangsa asing, mereka menjadi sangat curiga terhadap hal-hal yang datang
dari luar sebab memiliki pengalaman pahit sebagai bangsa yang pernah dijajah,
umumnya unsur-unsur baru yang masuk berasal dari dunia barat.
8. Adat istiadat (kebiasaan). Adat istiadat
atau kebiasaan merupakan pola perilaku anggota masyarakat dalam memenuhi semua
kebutuhan pokoknya. Jika kemudian pola-pola perilaku tidak lagi efektif
memenuhi kebutuhan pokok, maka akan muncul krisis adat atau kebiasaan, yang
mencakup bidang kepercayaan, sistem pencaharian, pembuatan rumah dan cara
berpakaian.
0 comments :
Post a Comment