Pengertian Keterampilan Berbicara
Henry Guntur Tarigan (1981:15) mengemukakan bahwa keterampilan berbicara
adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, mengatakan serta menyampaikan
pikiran, gagasan, dan perasaan. Pendengar menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan
penempatan persendian. jika komunikasi berlangsung secara tatap muka ditambah lagi
dengan gerak tangan dan air muka (mimik) pembicara.
Sejalan dengan pendapat di atas, Djago Tarigan
(1990:149) menyatakan bahwa berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan
melalui bahasa lisan. Kaitan antara pesan dan bahasa lisan sebagai media penyampaian sangat erat. Pesan yang
diterima oleh pendengar tidaklah dalam wujud asli, tetapi dalam bentuk lain yakni bunyi
bahasa. Pendengar kemudian mencoba mengalihkan pesan dalam bentuk bunyi bahasa itu menjadi
bentuk semula.
Arsjad dan Mukti U.S. (1993: 23) mengemukakan
pula bahwa kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan kalimat-kalimat untuk
mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
berbicara itu lebih daripada sekadar mengucapkan bunyi-bunyi atau kata-kata saja,
melainkan suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan pendengar atau penyimak.
Tujuan Berbicara
Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi.
Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka seyogyanyalah pembicara memahami makna segala
sesuatu yang ingin disampaikan, pembicara
harus mengevaluasi efek komunikasinya terhadap para pendengarnya.
Tujuan umum berbicara menurut Djago Tarigan (1990:149) terdapat lima
golongan berikut ini:
1. Menghibur
Berbicara untuk menghibur berarti pembicara menarik perhatian pendengar
dengan berbagai cara, seperti humor, spontanitas, menggairahkan, kisah-kisah
jenaka, petualangan, dan sebagainya untuk menimbulkan suasana gembira pada
pendengarnya.
2. Menginformasikan
Berbicara untuk tujuan menginformasikan, untuk melaporkan, dilaksanakan
bila seseorang ingin: (a). menjelaskan suatu proses; (b). menguraikan, menafsirkan,
atau menginterpretasikan sesuatu hal; (c). memberi, menyebarkan, atau
menanamkan pengetahuan; (d). menjelaskan kaitan.
3. Menstimulasi
Berbicara untuk menstimulasi pendengar jauh lebih kompleks dari tujuan
berbicara lainnya, sebab berbicara itu harus pintar merayu, mempengaruhi, atau meyakinkan
pendengarnya. Ini dapat tercapai jika pembicara benar-benar
mengetahui kemauan, minat, inspirasi, kebutuhan, dan cita-cita pendengarnya.
4. Menggerakkan
Dalam berbicara untuk menggerakkan diperlukan pembicara yang berwibawa,
panutan atau tokoh idola masyarakat.
Melalui kepintarannya dalam berbicara, kecakapan memanfaatkan situasi, ditambah
penguasaannya terhadap ilmu jiwa massa, pembicara dapat menggerakkan pendengarnya.
Jenis-jenis
Berbicara
Secara garis besar jenis-jenis berbicara dibagi
dalam dua jenis, yaitu berbicara di muka umum dan berbicara pada konferensi. Guntur Tarigan
(1981: 22-23) memasukkan beberapa kegiatan berbicara ke dalam kategori tersebut.
1. Berbicara di Muka Umum
Jenis pembicaraan meliputi hal-hal berikut.
a. Berbicara dalam situasi
yang bersifat memberitahukan atau melaporkan, bersifat informatif (informative speaking).
b. Berbicara dalam situasi
yang bersifat membujuk, mengajak, atau meyakinkan (persuasive speaking).
c. Berbicara dalam situasi
yang bersifat merundingkan dengan tenang dan hati-hati (deliberate speaking).
2. Diskusi Kelompok
Berbicara dalam kelompok mencakup kegiatan berikut ini.
a. Kelompok resmi (formal)
b. Kelompok tidak resmi
(informal)
3. Prosedur Parlementer
Debat
Berdasarkan bentuk, maksud, dan metodenya maka debat dapat
diklasifikasikan atas tipetipe berikut ini.
a. Debat parlementer atau
majelis
b. Debat pemeriksaan ulangan
c. Debat formal, konvensional
atau debat pendidikan
Pembagian
di atas sudah jelas bahwa berbicara mempunyai ruang lingkup pendengar yang
berbeda-beda. Berbicara pada masyarakat luas, berarti ruang lingkupnya juga lebih
luas. Sedangkan pada konferensi ruang lingkupnya terbatas.
0 comments :
Post a Comment