Selamt siang semua,,,salam sejahtera selalu buat para pembaca dimanapun anda berada. kembali Admin menyapa rekan-rekan pembaca melalui tulisan yang berbau pendidikan khususnya dibidang pengajaran. masih ingat sebelumnya Admin pernah menshare postingan tentang model pengembangan supervisi yang berkembang saat sekarang. Nah untuk melengkapi postingan tersebut, Admin ingin kembali berbagi materi yang sama tentang supervisi yaitu kali ini tentang beberapa bentuk pendekatan yang bisa digunakan dalam supervisi pendidikan. Lansung saja ke pembahasan yach....
Pendekatan yang digunakan dalam menerapkan supervisi modern didasarkan pada prinsip-prinsip psikologis. Suatu pendekatan atau teknik pemberian supervisi, sangat bergantung kepada prototipe guru. Beberapa pendekatannya antara lain :
4. Pendekatan Humanistik
Pendekatan humanistik timbul dari keyakinan bahwa guru tidak dapat diperlakukan sebagai sebagai alat semata- mata untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar. Guru bukan masukan mekanistik dalam proses pembinaan, dan tidak sama dengan masukan sistem lain yang bersifat kebendaan.
Dalam proses pembinaan, guru mengalami perkembangan secara terus menerus, dan program supervisi harus dirancang untuk mengikuti pola perkembangan itu. belajar harus dilakukan melalui pemahaman tentang pengalaman nyata yang diambil secara nyata.
5. Pendekatan Kompetensi
Pendekatan ini mempunyai makna bahwa guru harus mempunyai kompetensi tertentu untuk melaksanakan tugasnya. Pendekatan kompetensi di dasarkan atas asumsi bahwa tujuan supervisi adalah membentuk kompetensi minimal yang harus dikuasai guru. Guru tidak memenuhi kompetensi itu dianggap tidak akan produktif. Tugas supervisor adalah menciptakan lingkungan yang sangat terstruktur sehingga secara bertahap guru dapat menguasai kompetensi yang dituntut dalam mengajar.
6. Pendekatan Profesional
Menunjuk pada fungsi utama guru yang melaksanakan pengajaran secara profesional. Asumsi dasar pendekatan ini adalah bahwa karena tugas utama profesi guru itu adalah mengajar maka sasaran supervisi juga harus mengarahkan pada hal – hal yang menyangkut tugas mengajar itu, dan bukan tugas guru yang bersifat administratif.
Pendekatan yang digunakan dalam menerapkan supervisi modern didasarkan pada prinsip-prinsip psikologis. Suatu pendekatan atau teknik pemberian supervisi, sangat bergantung kepada prototipe guru. Beberapa pendekatannya antara lain :
1. Pendekatan langsung (direktif)
Yang dimaksud dengan pendekatan direktif adalah cara pendekatan terhadap masalah yang bersifat langsung. Supervisor memberikan arahan langsung. Sudah tentu pengaruh perilaku supervisor lebih dominan. Pendekatan direktif ini berdasarkan pemahaman terhadap psikologi behaviorisme.
Prinsip behaviorisme ialah bahwa segala perbuatan berasal dari refleks, yaitu respon terhadap rangsangan / stimulus. Oleh karena guru ini mengalami kekurangan, maka perlu diberikan rangsangan agar ia bereaksi. Supervisor dapat menggunakan penguatan (reinforcement) atau hukuman (punishment). Pendekatan seperti ini dapat dilakukan dengan perilaku supervisor seperti : menjelaskan, menyajikan, mengarahkan, memberi contoh, menetapkan tolak ukur, menguatkan.
Yang dimaksud dengan pendekatan direktif adalah cara pendekatan terhadap masalah yang bersifat langsung. Supervisor memberikan arahan langsung. Sudah tentu pengaruh perilaku supervisor lebih dominan. Pendekatan direktif ini berdasarkan pemahaman terhadap psikologi behaviorisme.
Prinsip behaviorisme ialah bahwa segala perbuatan berasal dari refleks, yaitu respon terhadap rangsangan / stimulus. Oleh karena guru ini mengalami kekurangan, maka perlu diberikan rangsangan agar ia bereaksi. Supervisor dapat menggunakan penguatan (reinforcement) atau hukuman (punishment). Pendekatan seperti ini dapat dilakukan dengan perilaku supervisor seperti : menjelaskan, menyajikan, mengarahkan, memberi contoh, menetapkan tolak ukur, menguatkan.
2. Pendekatan tidak langsung
(Non-Direktif)
Yang dimaksud pendekatan tidak langsung (non-direktif) adalah cara pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung. Perilaku supervisor tidak secara langsung menunjukkan permasalahan, tapi ia terlebih dulu mendengarkan secara aktif apa yang dikemukakan guru-guru. Ia memberi kesempatan sebanyak mungkin kepada guru untuk mengemukakan permasalahan yang mereka alami. Pendekatan non-direktif berdasarkan pemahaman terhadap psikologi humanistik.
Psikologi Humanistik sangat menghargai orang yang akan dibantu. Oleh karena pribadi guru yang dibina begitu dihormati, maka ia lebih banyak mendengarkan permasalahan yang dihadapi guru-guru. Guru mengemukakan masalah, Supervisor mencoba mendengarkan, memahami apa yang dialami guru-guru. Perilaku supervisor dalam pendekatan non-direktif adalah seperti: mendengarkan, memberi penguatan, menjelaskan, menyajikan, memecahkan masalah.
Yang dimaksud pendekatan tidak langsung (non-direktif) adalah cara pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung. Perilaku supervisor tidak secara langsung menunjukkan permasalahan, tapi ia terlebih dulu mendengarkan secara aktif apa yang dikemukakan guru-guru. Ia memberi kesempatan sebanyak mungkin kepada guru untuk mengemukakan permasalahan yang mereka alami. Pendekatan non-direktif berdasarkan pemahaman terhadap psikologi humanistik.
Psikologi Humanistik sangat menghargai orang yang akan dibantu. Oleh karena pribadi guru yang dibina begitu dihormati, maka ia lebih banyak mendengarkan permasalahan yang dihadapi guru-guru. Guru mengemukakan masalah, Supervisor mencoba mendengarkan, memahami apa yang dialami guru-guru. Perilaku supervisor dalam pendekatan non-direktif adalah seperti: mendengarkan, memberi penguatan, menjelaskan, menyajikan, memecahkan masalah.
3. Pendekatan Kolaboratif
Yang dimaksud dengan pendekatan kolaboratif adalah cara pendekatan yang memadukan cara pendekatan direktif dan non-direktif menjadi cara pendekatan baru. Pada pendekatan ini baik supervisor maupun guru bersama-sama sepakat untuk menetapkan struktur, proses dan kriteria dalam melaksanakan proses percakapan terhadap masalah yang dihadapi guru. Pendekatan ini berdasarkan pada psikologi Kognitif.
Yang dimaksud dengan pendekatan kolaboratif adalah cara pendekatan yang memadukan cara pendekatan direktif dan non-direktif menjadi cara pendekatan baru. Pada pendekatan ini baik supervisor maupun guru bersama-sama sepakat untuk menetapkan struktur, proses dan kriteria dalam melaksanakan proses percakapan terhadap masalah yang dihadapi guru. Pendekatan ini berdasarkan pada psikologi Kognitif.
Psikologi Kognitif beranggapan
bahwa belajar adalah hasil paduan antara kegiatan individu dengan lingkungan
pada gilirannya nanti berpengaruh dalam pembentukan aktivitas individu. Dengan
demikian pendekatan dalam supervisi berhubungan pada dua arah. Dari atas ke
bawah dan dari bawah ke atas. Perilaku supervisor dalam pendekatan kolaboratif
seperti: menyajikan, menjelaskan, mendengarkan, memecahkan masalah, negosiasi.
4. Pendekatan Humanistik
Pendekatan humanistik timbul dari keyakinan bahwa guru tidak dapat diperlakukan sebagai sebagai alat semata- mata untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar. Guru bukan masukan mekanistik dalam proses pembinaan, dan tidak sama dengan masukan sistem lain yang bersifat kebendaan.
Dalam proses pembinaan, guru mengalami perkembangan secara terus menerus, dan program supervisi harus dirancang untuk mengikuti pola perkembangan itu. belajar harus dilakukan melalui pemahaman tentang pengalaman nyata yang diambil secara nyata.
Teknik supervisi yang digunakan
oleh para supervisor yang menggunakan humanistik tidak mempunyai format yang standar,
tetapi tergantung pada kebutuhan guru. Mungkin ia hanya melakukan observai
tanpa melakukan analisis dan interpretasi, mungkin ia hanya mendengar tanpa
membuat observasi atau mengatur penataan dengan atau tanpa memberi sumber dan
bahan belajar yang diminta guru.
5. Pendekatan Kompetensi
Pendekatan ini mempunyai makna bahwa guru harus mempunyai kompetensi tertentu untuk melaksanakan tugasnya. Pendekatan kompetensi di dasarkan atas asumsi bahwa tujuan supervisi adalah membentuk kompetensi minimal yang harus dikuasai guru. Guru tidak memenuhi kompetensi itu dianggap tidak akan produktif. Tugas supervisor adalah menciptakan lingkungan yang sangat terstruktur sehingga secara bertahap guru dapat menguasai kompetensi yang dituntut dalam mengajar.
Situasi yang terstruktur ini antara
lain meliputi adanya:
1. definisi tentang tujuan kegiatan supervisi yang dilaksanakan untuk tiap kegiatan ,
2. penilaian kemampuan dasar guru dengan segala pirantinya,
3. program supervisi yang dilakukan dengan segala rencana terinci dengan pelaksanaannya dan
4. monitoring kemajuan guru dan penilaian untuk mengetahui apakah program itu berhasil atau tidak.
1. definisi tentang tujuan kegiatan supervisi yang dilaksanakan untuk tiap kegiatan ,
2. penilaian kemampuan dasar guru dengan segala pirantinya,
3. program supervisi yang dilakukan dengan segala rencana terinci dengan pelaksanaannya dan
4. monitoring kemajuan guru dan penilaian untuk mengetahui apakah program itu berhasil atau tidak.
6. Pendekatan Profesional
Menunjuk pada fungsi utama guru yang melaksanakan pengajaran secara profesional. Asumsi dasar pendekatan ini adalah bahwa karena tugas utama profesi guru itu adalah mengajar maka sasaran supervisi juga harus mengarahkan pada hal – hal yang menyangkut tugas mengajar itu, dan bukan tugas guru yang bersifat administratif.
0 comments :
Post a Comment