Selamat siang buat rekan-rekan guru dimanapun anda berada. Salam
sejahtera slalu buat semua pahlawan tanpa tanda jasa. Tetap semangat dalam menghasilkan
generasi kebanggaan bangsa. Kembali Admin menyapa rekan-rekan guru melalui
tulisan yang berisi lagi, lagi dan lagi pembahasan yang berkaitan dengan tugas kita
sebagai guru. Tulisan ini tidak bersifat menggurui siapapun lebih-lebih
rekan-rekan guru melainkan bertujuan hanya sedikit mengingatkan kita semua agar
tidak berhenti untuk berinovasi dalam menciptakan kegiatan belajar mengajar
yang efektif sesuai dengan keinginan kita bersama sesuai dengan tema yang akan
dibahas. Lanjut saja menbaca yach...
Adapun peran guru dalam memanaj kelas agar tercipta
pembelajaran yang efektif sebagai berikut:
1. Peran guru dalam pengorganisasian kelas
Organisasi kelas yang tepat akan mendorong terciptanya kondisi belajar yang kondusif. Pengorganisasian kelas ini pada dasarnya bersifat lokal, artinya organisasi kelas tergantung guru, kelas, murid, lingkungan kelas, besar ruangan, penerangan, suhu, dan sebagainya. Kita ketahui pada saat ini penataan kelas secara tradisional yang menempatkan satu meja guru berhadapan dengan meja kursi siswa. Kelas yang ditata secara tradisional tersebut menempatkan guru sebagai pusat kegiatan dan sentra perhatian murid tampak sebagai objek pengajaran bukan sebagai subjek yang belajar. Akibatnya aktivitas sebagian besar dilakukan guru sedang murid hanya pasif menerima.
1. Peran guru dalam pengorganisasian kelas
Organisasi kelas yang tepat akan mendorong terciptanya kondisi belajar yang kondusif. Pengorganisasian kelas ini pada dasarnya bersifat lokal, artinya organisasi kelas tergantung guru, kelas, murid, lingkungan kelas, besar ruangan, penerangan, suhu, dan sebagainya. Kita ketahui pada saat ini penataan kelas secara tradisional yang menempatkan satu meja guru berhadapan dengan meja kursi siswa. Kelas yang ditata secara tradisional tersebut menempatkan guru sebagai pusat kegiatan dan sentra perhatian murid tampak sebagai objek pengajaran bukan sebagai subjek yang belajar. Akibatnya aktivitas sebagian besar dilakukan guru sedang murid hanya pasif menerima.
Kelas terbuka
Kelas dapat terdiri dari siswa dengan berbagai tingkat kelas
berbeda. Pelaksanaan model ini dapat dilaksanakan di Indonesia, jika jadwal
pelajaran kelas 1 sampai kelas 6 sama atau diterapkan di kelas tinggi saja.
Misalnya: pada waktu jam pelajaran Bahasa Indonesia, maka seluruh guru mengajar
pelajaran tersebut, sedang siswa masuk ke kelas di mana siswa menguasai
tingkatan yang dicapai. Dengan demikian ada siswa pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia masuk kelas III, tetapi pada waktu Matematika masuk kelas IV, dan
mungkin pada pelajaran IPS ke kelas V. Konsep ini mengikuti perkembangan
masing-masing individu.
Kelas dua tingkat
Konsep ini dilaksanakan dengan cara seorang guru menghadapi
kelompok siswa yang berbeda kelas tetapi berdekatan, misalnya: kelas I dan II,
II dan III, III dan IV, dan seterusnya.
Kelas awal
Pembelajaran dengan pendekatan integral atau terpadu dengan
kehidupan anak pada tahap pelaksanaannya menerpadukan berbagai konsep, topic,
bahan pelajaran dengan mengurangi sedikit mungkin pemisahan-pemisahan secara
artificial, bila dimungkinkan guru tidak melabel bahan kajian dalam mata
pelajaran-mata pelajaran. Pembelajaran dikemas menjadi satu model pembelajaran
yang utuh sehingga pemaknaan terhadap bahan kajian menjadi alami. Hal ini
terjadi karena anak belajar secara keseluruhan dalam hubungan dengan kehidupan
akan lebih mudah dibanding belajar dengan pemisahan-pemisahan secara artifisial
yang tak bermakna.
2. Peran guru dalam pengaturan tempat duduk
Penataan kelas sebagaimana diuraikan pada pengorganisasian kelas ditata fleksibel yang mudah diubah sesuai pembelajaran yang akan dikembangkan guru. Penataan tempat duduk dapat berbentuk :
Penataan kelas sebagaimana diuraikan pada pengorganisasian kelas ditata fleksibel yang mudah diubah sesuai pembelajaran yang akan dikembangkan guru. Penataan tempat duduk dapat berbentuk :
a. Seating chart
Penempatan murid dalam kelas dibuat suatu denah yang pada satu periode waktu tertentu dapat diubah sesuai tuntunan pembelajaran yang sedang dikembangkan oleh guru, sehingga perkembangan dan pertumbuhan murid tidak terganggu. Penataan tempat duduk yang didesain dalam chart dapat digambar sendiri oleh murid atau sekelompok murid secara bergilir, sehingga keterbatasan penataan tempat duduk secara tradisional ini dapat diminimalkan pengaruh buruknya. Penataan dan gambar desain dilaksanakan secara bergilir, sehingga setiap kelompok mempu menuangkan idenya dan mengembangkan iklim demokrasi di kelasnya, sehingga sikap menghargai pendapat orang lain dengan menghilangkan pandangan mereka sendiri.
Penempatan murid dalam kelas dibuat suatu denah yang pada satu periode waktu tertentu dapat diubah sesuai tuntunan pembelajaran yang sedang dikembangkan oleh guru, sehingga perkembangan dan pertumbuhan murid tidak terganggu. Penataan tempat duduk yang didesain dalam chart dapat digambar sendiri oleh murid atau sekelompok murid secara bergilir, sehingga keterbatasan penataan tempat duduk secara tradisional ini dapat diminimalkan pengaruh buruknya. Penataan dan gambar desain dilaksanakan secara bergilir, sehingga setiap kelompok mempu menuangkan idenya dan mengembangkan iklim demokrasi di kelasnya, sehingga sikap menghargai pendapat orang lain dengan menghilangkan pandangan mereka sendiri.
b. Melingkar
Model duduk seperti ini dapat digunakan guru dalam pembelajaran diskusi kelompok, sehingga ada modifikasi untuk menghilangkan kejenuhan siswa.
Model duduk seperti ini dapat digunakan guru dalam pembelajaran diskusi kelompok, sehingga ada modifikasi untuk menghilangkan kejenuhan siswa.
c. Tapal kuda
Model ini sesuai untuk melaksanakan diskusi kelas yang dipimpin oleh guru atau ketua diskusi yang dipilih siswa. Diskusi kelas akan meningkatkan keberanian dibanding keberanian yang hanya muncul pada kelompok kecil.
Model ini sesuai untuk melaksanakan diskusi kelas yang dipimpin oleh guru atau ketua diskusi yang dipilih siswa. Diskusi kelas akan meningkatkan keberanian dibanding keberanian yang hanya muncul pada kelompok kecil.
3. Peran guru dalam pengaturan alat-alat pelajaran
Alat-alat pelajaran dapat klasifikasikan menjadi beberapa kelompok, antara lain: Menurut kedudukannya; alat pelajaran dibedakan atas permanen dan tidak permanen. Permanen jika alat pelajaran tersebut diletakkan di kelas secara terus menerus, misalnya: listrik, papan tulis, dan sebagainya. Alat pelajaran tidak permanen atau yang bergerak (movable) yaitu alat pelajaran yang dapat dipindah, misalnya: kursi, OHP, mesin-mesin, peta, dan sebagainya.
Alat-alat pelajaran dapat klasifikasikan menjadi beberapa kelompok, antara lain: Menurut kedudukannya; alat pelajaran dibedakan atas permanen dan tidak permanen. Permanen jika alat pelajaran tersebut diletakkan di kelas secara terus menerus, misalnya: listrik, papan tulis, dan sebagainya. Alat pelajaran tidak permanen atau yang bergerak (movable) yaitu alat pelajaran yang dapat dipindah, misalnya: kursi, OHP, mesin-mesin, peta, dan sebagainya.
Menurut fungsinya; a) alat untuk menulis; kapur, papan
tulis, pensil, dan lain-lain; b) alat-alat lukis; jangka, meter, segitiga,
buku. Alat-alat pelajaran tersebut tidak perlu disimpan ditempat khusus, tetapi
cukup diatur di dalam kelas, sehingga bila sewaktu-waktu digunakan akan cepat.
4. Peran guru dalam pemeliharaan keindahan ruangan kelas
Motto yang menyatakan “bersih adalah sehat dan rapi adalah indah” merupakan hal yang tidak dapat dipungkiri. Setiap manusia memiliki cita rasa keindahan walaupun derajat keindahannya berbeda. Keindahan akan memberikan rasa nyaman dan membuat anak betah tinggal di tempat tersebut. Kelas yang diharapkan mengundang anak untuk betah berada di dalamnya hendaknya dijaga kebersihan dan keindahannya. Guru memiliki peran untuk mengorganisir siswanya agar dapat mendesain kelasnya menjadi kelas yang indah.
Motto yang menyatakan “bersih adalah sehat dan rapi adalah indah” merupakan hal yang tidak dapat dipungkiri. Setiap manusia memiliki cita rasa keindahan walaupun derajat keindahannya berbeda. Keindahan akan memberikan rasa nyaman dan membuat anak betah tinggal di tempat tersebut. Kelas yang diharapkan mengundang anak untuk betah berada di dalamnya hendaknya dijaga kebersihan dan keindahannya. Guru memiliki peran untuk mengorganisir siswanya agar dapat mendesain kelasnya menjadi kelas yang indah.
Keindahan dapat dicapai dengan beberapa cara, yaitu:
(a) menata ruangan menjadi rapi, misalnya; menata alat
pelajaran sesuai kelompoknya, menata buku sesuai tinggi buku, tebal buku, dan
kelompok buku, penataan alat pelajaran permanent yang sesuai dengan ruangan.
Desain interior yang harmonis akan merangsang anak untuk
tenggelam dalam suasana akademik (Immersion). Anak yang tenggelam dalam lautan
ilmu pengetahuan akan mengalami pembelajaran secara alamiah, nyata, langsung,
dan bermakna.
(b) penataan meja guru, gambar-gambar merupakan factor
pendukung tercapainya ruangan yang rapid an indah
sekian dan terimakasih sudah berkunjung dan membaca,,,semoga berkah buat kita semua. Amin......
0 comments :
Post a Comment