BENTUK-BENTUK HAMBATAN KOMUNIKASI MASSA YANG TERMASUK KE DALAM HAMBATAN PSIKOLOGIS

Written By putrajunio on Saturday, July 19, 2014 | 8:19 PM

Selamat pagi dan salam sejahtera selalu untuk semua....
Kembali dipagi yang cerah ini, Admin ingin berbagi dan bertukar pikiran dengan para pembaca agar komunikasi diantara kita tetap terus berjalan dengan baik dan lanncar, sesuai dengan topik pembahasan kali ini yaitu tentang “komunikasi” lebih khusus tentang masalah-maslah yang sering menjadi hambatan dalam membangun dan membina komunikasi satu sama lain.
Setiap kegiatan komunikasi, apakah komunikasi antarpersona, komunikasi kelompok, komunikasi medio dan komunikasi massa sudah dapat dipastikan akan menghadapi berbagai hambatan. Hambatan dalam kegiatan komunikasi yang manapun tentu akan memengaruhi efektivitas proses komunikasi tersebut. Pada komunikasi massa, jenis hambatannya relative lebih kompleks sejalan dengan kompleksitas komponem komunikasi massa.

Setiap komunikasi selalu menginginkan komunikasi yang dilakukannya dapat mencapai tujuan. Oleh karenanya seorang komunikator perlu memahami setiap jenis hambatan komunikasi, agar ia dapat mengantisipasi hambatan  tersebut. Ada banyak bentuk hambatan dalam komunikasi massa,,,namun untuk postingan kali ini Admin hanya akan membahas dan berbagi tentang hambatan dari sisi psikologisnya saja dulu dan untuk bentuk-bentuk hambatan lainya akan Admin share kembali dilain kesempatan. Jadi tetaplah mengikuti setiap postingan Admin dan jangan bosan-bosan untuk mampir dan berkunjung di blog ini.

HAMBATAN PSIKOLOGIS
Hambatan komunikasi massa yang termasuk dalam hambatan psikologis adalah kepentingan (interest), prasangka (prejudice), stereotip (stereotype), dan motivasi (motivation). Disebut sebagai hambatan psikologis karena hambatan-hambatan tersebut merupakan unsur-unsur dari kegiatan psikis manusia.

a. Kepentingan  (Interest)
Kepentingan atau interest akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati pesan. Orang hanya memperhatikan perangsang (stimulus) yang ada hubungannya dengan kepentingannya. Effendy (komala dalam karlinah, dkk. 1999) mengemukakan secara gamblang bahwa apabila kita tersesat dalam hutan dan beberapa hari tak menemui makanan sedikitpun, maka kita akan lebih memperhatikan perangsang-perangsang yang mugkin dapat dimakan dari pada yang lain-lainnya.
Andaikata dalam situasi demikian kita dihadapkan pada pilihan antara makanan dan sekantong berlian, maka pastilah kita akan memillih makanan. Berlian baru akan diperhatikan kemudian. Lebih jauh Effendy mengemukakan, kepentingan bukan hanya memengaruhi perhatian kita saja tetapi juga menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran dan tingkah laku kita.

b.  Pransangka (prejudice)
Menurut Sears, prasangka berkaitan dengan persepsi orang tentang seseorang atau kelompok lain, dan sikap serta perilakunya terhadap mereka (komala, dala Karlinah, dkk. 1999). Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai prasangka, maka sebaiknya kita bahas terlebih dahulu secara singkat pengertian persepsi.
Presepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Rakhmat, pada komala, dalam karlinah. 1999) persepsi itu ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. David Krech dan Richard S. Crutchfield (komala, dalam Karlinah. 1999) menyebutkan sebagai faktor fungsional dan faktor struktural.

Faktor personal atau fungsional itu antara lain adalah kebutuhan (need), pengalaman masa lalu, peran dan status. Jadi yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimulus, tetapi karakteristik orang yang memberikan respon pada stimulus itu.
Faktor situasional atau struktur yang menentukan persepsi berasal semata-semata dari sifat stimulus secara fisik. Menurut Kohler, jika kita ingin memahami suatu peristiwa, kita tidak dapat meneliti fakta-fakta yang terpisah; kita harus memandanganya dalam hubungan keseluruhan. Untuk memahami seseorang, kita harus melihat dalam konteks, dalam linkungan dan dalam masalah yang dihadapinya.

Pembahasan tentang persepsi sekalipun singkat telah memberikan gambaran yang jelas, bahwa persepsi memang dapat menentukan sikap orang terhadap stimulus (benda, manusia, peristiwa) yang dihadapinya.
Pada umumnya prasangka dilakukan oleh suatu kelompok masyarakat tertentu terhadap kelompok masyarakat lainnya karena perbedaan suku ras dan agama. Seperti prasangka orang kulit putih terhadap orang Negro di Amerika Serikat, Nazi terhadap orang Yahudi di Eropa. Prasangka merupakan jenis sikap yang secara sosial sangat merusak.

Berkenaan dengan kegiatan komunikasi, prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan bagi tercapainya suatu tujuan.komunikasi yang mempunyai prasangka, sebelum pesan disampaikan sudah bersikap curiga dan menentang komunikator. Prasangka seringkali tidak didasarkan pada alasan-alasan yang objektif,sehingga prasangka komunikan pada komunikator tidak ditujukan pada logis dan tidaknya suatu pesan atau manfaat pesan itu bagi dirinya, melainkan menentang pribadi komunikator. Menurut Effendy (Komala, dalam Karlinah. 1999), dalam prasangka,emosi memaksa kita untuk menarik kesimpulan atas dasar prasangka tanpa menggunakan pikiran yang rasional.
Untuk mengatasi hambatan komunikasi yang berupa prasangka yang ada pada komunikasi, maka komunikator yang akan menyampaikan pesan melalui media massa sebaiknya komunikator yang netral, dalam arti ia bukan orang yang kontroversial.

c.  Stereotip (Stereotype)
Prasangka sosial bergandengan dengan stereotip yang merupakan gambaran atau tanggapan tertentu mengenai sifat-sifat dan watak pribadi orang atau golongan lain yang bercorak negatif (Gerungan,pada komala, dalam Karlinah, dkk. 1999). Stereotip mengenai orang lain atau itu sudah terbentuk pada orang yang berprasangka, meski sesungguhnya orang yang berprasangka itu belum bergaul dengan orang yang diprasangkainya.

d.  Motivasi (Motivation)
Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif tertentu. Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupisemua penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu.
 Gerungan menjelaskan,dalam mempelajari tingkah laku manusia pada umumnya, kita harus mengetahui apa yang dilakukannya, bagaimana ia melakukannya dan mengapa ia melakukan itu, dengan kata lain kita sebaik-baiknya mengetahui know what, know how, dan know why.dalam masalah ini, persoalan know why adalah berkenaan dengan pemahaman motif-motif manusia dalam perbuatanya, karena motif memberi tujuan dan arah pada tingkah laku manusia.

Seperti kita ketahui, keinginan dan kebutuhan masing-masing individu berbeda dari waktu ke waktu dan dari tempat ketempat, sehingga motif juga berbeda-beda. Motif seseorang bisa bersifat tunggal, bisa juga bergabung. Misalnya, motif seseorang menonoton acara “seputar indonesia” yang disiarkan RCTI adalah untuk memperoleh informasi
(motif tunggal), tapi bagi seseorang lainya adalah untuk memperoleh informasi, sekaligus juga pengisi waktu luang (motif bergabung).

Contoh lain, seseorang menonton acara “Dialog Terbuka” yang disiarkan oleh ANTV mengenai topik hukum memiliki motif tunggal karena sesuai dengan profesinya, penonton lainya memiliki motif bergabung, yakni menambah wawasan dan pengisi waktu luang. Atau mungkin ada juga penonton lainnya yang menonton acara tersebut hanya karena tidak bisa tidur. Hal ini berlaku pula pada orang-orang yang membaca media cetak, surat kabar atau majalah. Bagi seseorang yang khusus menyediakan waktu untuk membaca surat kabar akan memiliki motif yang berbeda dengan seorang lainnya yang membaca surat kabar atau majalah di ruang tunngu dokter.

Sekian dulu,,untuk bentuk hambatan dari segi sosiokulturalnya tunggu dipostingan berikutnya saja. Tetap berkunjung yach sob,,,terimakasih sudah membaca dan semoga bermanfaat.

Bagikan ke :

Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit

Ditulis Oleh : putrajunio ~ The Secret Blog

Muh.Akram Anda sedang membaca artikel berjudul BENTUK-BENTUK HAMBATAN KOMUNIKASI MASSA YANG TERMASUK KE DALAM HAMBATAN PSIKOLOGIS yang ditulis oleh The Secret Blog yang berisi tentang : Dan Maaf, Anda tidak diperbolehkan mengcopy paste artikel ini.

Blog, Updated at: 8:19 PM

0 comments :

Post a Comment

The Secret Blog © 2014. All Rights Reserved.
SEOCIPS Areasatu