Pola pengembangan
paragar dibagi menjadi beberapa bagian antara lain adalah ;
1.
Pola pengembangan
Paragraf deduktif
adalah paragraf yang diawali dengan hal-hal yang bersifat umum dan
diperjelas dengan hal-hal yang bersifat khusus. Pada paragraf deduktif
kalimat utamanya berada di awal paragraf
Contoh:
Memiliki server sendiri memiliki banyak keuntungan. Salah
satunya kita dapat memanfaatkannya secara maksimal. Meskipun demikian biaya
yang dikeluarkan jauh lebih besar. Biaya untuk hardware saja sudah di atas Rp
10 juta, belum lagi biaya perbulan. Selain itu kita juga membutuhkan tenaga
professional untuk menjadi operatornya.
2.
Pola Pengembangan Paragaf Induktif,
Paragraf induksi
adalah paragraf yang dikembangkan mulai dengan hal-hal yang khusus ke
hal-hal yang umum. Paragraf induktif kalimat utamanya berada di akhir paragraf.
Pola pengembangan paragraf induktif dibagi menjadi beberapa bagian antara lain
:
a.
Generalisasi, Paragaraf yang
dikembangkan dengan pola hubungan dari khusus ke umum
contoh:
Gelombang cinta
merupakan salah satu jenis anthurium yang mempunyai harga mahal. Jenmani
juga merupakan anthurium yang banyak dicari karena harganya yang
fantastis. Selain karena harganya, jenmani dicari penggemar tanaman hiasa
karena keindahan daunnya. Tidak hanya jenmani dan gelombang cinta yang dicari
penggemar tanaman hias, namun semua jenis anthurium ikut diburu
penggemar tanaman hias karena memiliki harga yang tinggi
b.
Analogi, Paragraf yang
dikembangkan dengan membandigkan dua atau lebih benda yang dianggap memiliki
kesamaan kemudian menarik kesimpulan.
Contoh:
Gelombang cinta
dapat dilihat dari gelombang daunnya. Indahnya gelombang cinta sama seperti
gelombang air. Semakin banyak gelombang yang dihasilkan daunnya, semakin indah
pula gelombang cinta. Begitu juga dengan gelombang air, semakin bergelombang
air semakin indah untuk dinikmati. Dengan demikian, indahnya gelombang cinta dan
air terletak pada gelombang yang dihasilkan
c.
Sebab-akibat, Paragraf yang
dikembangkan berdasarkan huubungan sebab akibat. Dalam paragraph ini akibat
bertindak sebagai gagasan pokok atau kesimpulan yang bersifat umum. Sebaliknya
sebab bertindak sebagai gagasan penjelas atau perincian yang bersifat khusus.
Contoh :
Gelombang cinta
memiliki daun yang bergelombang, harga gelombang cinta juga tinggi. Tidak hanya
itu, kepopuleran gelombang cinta membuat orang ingin memilikinya. Tidak heran banyak orang ingin
membudidayakan gelombang cinta.
d.
Akibat-sebab, Paragraf yang
dikembangkan berdasarkan hubungan akibat sebab. Dalam paragrap ini sebab
bertindak sebgai gagasasn pokok tau kesimpulan yang bersifat umum. Sebaliknya
akibat bertindak sebagai gagasan penjelas atau perincian yang bersifat khusus.
Contoh :
Para pembeli
gelombang cinta terpaksa berdesak-desakan di luar took. Mereka juga
berdesak-desakan di dalam took. Mereka ada yang duduk, ada yang berdiri, ada
pula yang antre. Bahkan, ada yang duduk beralaskan Koran. Mereka rela mengantre
karena harga gelombang cinta di took itu sangat murah
3.
Pola Pengembangan Paragraf Campuran,
Paragraf campuran
adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal dan di akhir paragraf.
Dalam paragraf ini terdapat dua kalimat utama. Dalam hal ini kalimat terakhir
umumnya mengulangi gagasan yang dinyatakan kalimat pertama dengan sedikit
penekanan dan variasi
4.
Pola pengembangan paragraf
Naratif
Paragraf naratif
adalah paragraf yang kalimat utamanya tersebar di seluruh bagian paragraf.
5.
Pola pengembangan paragraf
Ineratif
Paragraf ineratif
adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di tengah-tengah bagian paragraf
(di antara awal dan akhir paragraf)
Contoh :
Seminggu
menjelang hari raya Idhul Fitri, kebutuhan masyarakat semakin meningkat. Mulai
dari harga makanan pokok hingga sandang. Masyarakat khawatir jika tidak
mempersiapkan kebutuhan hari raya dari sekarang, stok kebutuhan menjelang hari
raya semakin sedikit. Seriring meningkatnya kebutuhan orang banyak, rupanya
kekhawatiran masyarakat tersebut dimanfaatkan oleh para pedagang untuk
meningkatkan harga kebutuhan pokok. Karena perbuatan pedagang yang seperti ini,
terpaksa masyarakat harus membeli dengan harga tinggi.
6. Pola pengembangan definisi luas
Definisi dalam pembentukan sebuah paragraf adalah usaha
penulis untuk memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah kata atau hal.
Penulis dapat mengemukakan hal yang berupa definisi formal, definisi dengan
contoh dan keterangan lain yang bersifat menjelaskan arti dari sutau kata.
Contoh:
Istilah Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan
antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi,
perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas
suatu negara menjadi semakin sempit.Globalisasi adalah suatu proses di mana
antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi,
bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas Negara.
Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan Internasionalisasi
sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering
menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara
atau batas-batas negara.
7. Pola pengembangan proses
Merupakan suatu urutan dari tindakan atau perbuatan
untuk menciptakan atau menghasilkan suatu peristiwa.
Contoh:
Pohon anggur selain airnya dapat diminum, daunnya pun dapat
digunakan sebagai pembersih wajah. Caranya, ambillah daun anggur secukupnya.
Lalu tumbuk sampai halus. Masaklah hasil tumbukan itu dengan air secukupnya.
Tunggu sampai mendidih. Setelah ramuan mendingin, ramuan siap digunakan.
Oleskan ramuan pada wajah, tunggu beberapa saat, lalu bersihkan.
8. Pola pengembangan ilustrasi
Sebuah gagasan yang terlalu umum memerlukan ilustrasi atau contoh-contoh
yang nyata. Ilustrasi tersebut dipakai untuk menjelaskan maksud penulis.
Contoh:
Sebelas tahun lalu Indonesia mengimpor gerbong kereta api
dari Perancis. Gerbong tersebut tampak mentereng karena dilengkapi dengan
alat-alat conditioning. Namun dimanakah sekarang gerbong-gerbong itu? Ternyata
sudah banyak yang rusak. Gerbong-gerbong itu kini hanya dipakai dalam trayek
tingkat tiga untuk mengangkut anak-anak sekolah dan para petani dari desa ke
kota. Siapa yang salah? Penumpangnya atau pegawai PT KAI? Itulah contoh
penggunaan teknologi yang tak dibarengi SDM yang memadai, sehingga teknologi
pun lekas rusak sebelum waktunya.
9. Pola pertentangan atau perbandingan
Pola ini digunakan ketika membahas dua hal berdasarkan
persamaan dan perbedaannya.
Contoh:
Pemerintah telah menyediakan listrik dengan tarif yang
murah. Setiap orang dapat menjadi pelanggan dengan tidak banyak mengeluarkan
biaya. Berbeda halnya dengan petromaks. Meskipun sama-sama membutuhkan bahan
bakar, tetapi energi yang dihasilkan petromaks sangat kecil jika dibandingkan
dengan pembangkit listrik biasa. Petromaks hanya digunakan di desa-desa,
sedangkan listrik terdapat di kota-kota.
10. Pola pengembangan analisis
Pola ini digunakan ketika menjelaskan suatu hal atau agagsan
yang umum ke dalam perincian yang lebih logis. Dalam pola ini ada bagian yang
dianalisis yang terletak di awal paragraf dan yang menganalisis terletak
setelahnya.
Contoh:
APBN 2001 menghadapi tekanan yang berat. Tekanan itu pada
dasarnya berkaitan dengan tiga faktor. Pertama, memburuknya lingkungan ekonomi makro.
Kedua, tidak dapat dilaksanakannya secara optimal kebijakan fiscal di bidang
perpajakan, bea cukai, dan pengurangan subsidi BBM. Ketiga, adanya pembatalan
sebagian pencairan pinjaman untuk biaya pembangunan.
11. Pola klasifikasi
Merupakan sebuah proses untuk mengelompokkan hal atau
peistiwa atau benda yang dianggap punya kesamaan-kesamaan tertentu.
Contoh:
Ikan air tawar terbagi ke dalam tiga golongan, yakni ikan
peliharaan, ikan buas, dan ikan liar. Ikan peliharaan terdiri atas ikan-ikan
yang mudah diperbanyak. Contohnya: ikan bandeng, ikan mas, ikan gurami, dan
lain-lain. Ikan buas memiliki sifat jahat terhadap ikan-ikan lain. Contohnya:
ikan gabus dan ikan lele. Ikan liar, meskipun jarang dipelihara, tetapi
memiliki keuntungan secara ekonomis. Contohnya: ikan paray, ikan bunter dan
ikan ikan jeler.
12. Pola seleksi
Penggambaran objek tidak dilakukan secara utuh, tetapi
dipilih secara perbagian berdasarkan fungsi, kondisi, atau bentuk.
Contoh:
Sejak suaminya terpilih menjadi ketua partai politik, ia
memutuskan untuk mengubah penampilannya. Kini ia lebih banyak mengenakan
busana panjang yang sopan. Namun demikian kesan modis tak pernah ditinggalkan.
Untuk menghadiri jamuan makan malam, ia mengenakan busana bergaya Thailand.
Untuk acara formal, atasan model jas berlengan panjang dan rok span menjadi
favoritnya. Untuk santai, ia memilih busana model sackdress.
13. Pola sudut pandang atau titik pandang
Merupakan tempat pengarang melihat atau menceritakan suatu
hal. Sudut pandang diartikan sebagai penglihatan seseorang atas suatu barang.
Misalnya dari samping, dari atas, atau dari bawah. Sebagai orang pertama, orang
kedua, atau orang ketiga.
Contoh:
Dengan tersipu Imas dan Jaka menghalau kerbau mereka ke
sungai. Bersama-sama mereka memandikan kerbaunya. Mereka pun sama-sama mandi.
Namun hal itu tidak lama karena hari sudah senja. Ayah Imas melinting rokok di
depan gubuk kecilnya semabrai menunggu Imas pulang. Malam pun terasa
mulai sunyi. Dari tepi hutan terdengar lolongan anjing.
14. Pola dramatis
Dalam pola ini cerita tidak disampaikan secara langsung,
tetapi dikemukakan melalui dialog-dialog. Hal yang membedakannya dengan pola
sudut pandang adalah cara penyampaiannya.
Contoh:
Ayah Imas mengangguk. Diisapnya lagi sisa rokoknya
dalam-dalam. “Ayo, silakan!” ujar Pak Somad semabri menyodorkan kotak tembakau.
“Terima kasih, ini sudah cukup. Lagi pula hari sudah larut, saya mau pamit
pulang.” ujar Ayah Imas.
0 comments :
Post a Comment