Sebelum ke pokok
pembahasan sesuai topik diatas,,terlebih dahulu Admin ingin memaparkan definisi
atau arti tentang Melatih secara sederhana. Jika dalam penjelasan singkat
tersebut terdapat kesalahan dan kekeliruan mohon dimaafkan dan mari kita
perbaiki bersama. Tulisan ini tidak bermaksud menggurui siapapun hanya bersifat
tukar pikiran sesama guru khususnya guru yang senang dalam kegiatan
ekstrakurikuler yang bertugas sebagai pembina-pembina kegiatan sekolah atau
lomba-lomba siswa. Langsung saja ke pembahasan utama kita....
Definisi Melatih
Melatih dapat diartikan:
Melatih dapat diartikan:
a). mengajar seseorang agar terbiasa (mampu) melakukan
sesuatu.
b). membiasakan diri (belajar)
c). memahirkan.
Melatih juga dapat diartikan sebagai pengekspresian sebuah
bakat atau inspirasi yang ada baik secara teori maupun secara nalar/akal
pikiran.
Melatih adalah tehnik pembelajaran yang dilakukan dengan
cara praktek langsung di lapangan sesuai dengan teori yang telah dijarkan oleh guru
di kelas.
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam materi
pelajaran, melatih dibagi menjadi beberapa bagian yakni :
a). Melatih Fisik.
b). Melatih Mental
c). Melatih Emosi.
d). Melatih keterampilan atau bakat.
Peran Guru sebagai Pelatih
Peran guru sebagai pelatih dapat dianalog kan sebagai peran pelatih sepak bola dalam setiap laga pertandingan sepak bola, yaitu peran dari para pelatih dalam meramu permainan timnya. Karena para pelatih inilah yang berdiri di luar lapangan. memberikan arahan serta strategi permainan. Ibarat sebuah organisasi, para pelatih ini merupakan seorang manajer di dalam organisasi tersebut yang memiliki peran di dalam pengorganisasian, penyeleksian, penempatan, penugasan, dan pemberian motivasi atau semangat kepada setiap orang di organisasi tersebut. Artinya, peran pelatih cukup vital, baik dalam membangun kerangka tim maupun menciptakan strategi permainan. Setiap pelatih pun dianjurkan memiliki kemampuan di dalam mencari atau melihat bakat, kemampuan, kelebihan serta kekurangan dari para pemainnya. Hal demikianlah, yang dijadikan dasar sang pelatih dalam menempatkan posisi masing-masing pemain serta tugas yang harus diemban si-pemain dalam setiap pertandingan guna menyokong strategi yang telah dibuatnya. Seperti halnya Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi, kita mungkin tak akan pernah mengenal mereka, melihat aksi heroik dribble bola di atas rumput hijau, serta tendangan keras dan insting membunuh pemain handal itu di depan gawang lawan, andai saja posisi mereka tidak sebagai striker tetapi sebagai goalkeeper.
Peran guru sebagai pelatih dapat dianalog kan sebagai peran pelatih sepak bola dalam setiap laga pertandingan sepak bola, yaitu peran dari para pelatih dalam meramu permainan timnya. Karena para pelatih inilah yang berdiri di luar lapangan. memberikan arahan serta strategi permainan. Ibarat sebuah organisasi, para pelatih ini merupakan seorang manajer di dalam organisasi tersebut yang memiliki peran di dalam pengorganisasian, penyeleksian, penempatan, penugasan, dan pemberian motivasi atau semangat kepada setiap orang di organisasi tersebut. Artinya, peran pelatih cukup vital, baik dalam membangun kerangka tim maupun menciptakan strategi permainan. Setiap pelatih pun dianjurkan memiliki kemampuan di dalam mencari atau melihat bakat, kemampuan, kelebihan serta kekurangan dari para pemainnya. Hal demikianlah, yang dijadikan dasar sang pelatih dalam menempatkan posisi masing-masing pemain serta tugas yang harus diemban si-pemain dalam setiap pertandingan guna menyokong strategi yang telah dibuatnya. Seperti halnya Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi, kita mungkin tak akan pernah mengenal mereka, melihat aksi heroik dribble bola di atas rumput hijau, serta tendangan keras dan insting membunuh pemain handal itu di depan gawang lawan, andai saja posisi mereka tidak sebagai striker tetapi sebagai goalkeeper.
Pertanyaannya adalah, apa yang membuat posisi mereka menjadi
penyerang seperti sekarang ini? Itu tak lepas dari peran pelatih di belakang
setiap pemain. Kemampuan Ronaldo dan Messi tidak ujug-ujug seperti sekarang
ini, mereka telah melewati gemblengan demi gemblengan dari para pelatihnya.
Skill mereka dipoles, diasah, dan bakat lain yang mereka miliki terus digali
agar dapat tumbuh keluar dan berkembang. Gemblengan di dalam pendidikan akademi
sepak bola ini menjadikan mereka berdua pemain yang matang dengan skill di atas
rata-rata seperti yang kita lihat sekarang ini.
Begitu pula peran yang seharusnya dilakukan oleh para guru,
baik di sekolah maupun di luar sekolah. Para guru yang juga mendapat julukan
sebagai pahlawan tanpa tanda jasa tersebut, harus mampu untuk menggali
bakat-bakat yang terpendam di dalam diri anak didiknya. Ibarat sebuah tunas
tanaman yang baru berusia muda, mereka harus dengan sabar dan tekun untuk
menyirami, memupuk dan merawat tanaman tersebut. Agar tanaman itu dapat terus
berkembang dan tumbuh subur, hingga menjadi tanaman yang besar yang mengandung
berbagai manfaat. Artinya, seorang guru harus mampu memberikan pembelajaran
yang berkualitas dengan menciptakan kondisi dan lingkungan belajar yang dapat
menumbuh kembangkan bakat para anak didiknya. Berbagai potensi peserta didik
harus ditumbuh kembangkan dengan cara diasah, dipoles serta dilatih. Kemudian
menyadarkan mereka akan bakat serta potensi yang mereka miliki, sehingga mereka
terdorong melalu latihan yang diberikan oleh guru untuk menjadi pribadi yang
unggul sesuai dengan bakat dan potensi dirinya.
Selain itu, para guru juga harus mampu memberikan berbagai
insentif, motivasi semangat serta kesempatan pada anak didiknya, agar dapat
memacu mereka untuk lebih belajar dan mengaktualisaikan potensi dirinya sendiri
semaksimal mungkin. Begitu juga para pelatih sepak bola, yang ketika pertandingan
dengan gencar memberikan motivasi serta semangat kepada para pemainnya, agar
dapat memenangkan setiap pertandingan, baik itu di ruang ganti atau dari
pinggir lapangan. Melalui cara demikianlah akan lahir seorang anak didik yang
kompeten dan memiliki kapabilitas. Motivasi dari guru juga akan mendorong
lahirnya anak didik yang kritis dan berpikiran solutif terhadap berbagai
masalah yang ada di lingkunganya. Sehingga pendidikan nantinya tidak hanya akan
menciptakan “Robot-robot manusiawi” yang digerakan oleh manajemen produksi,
melainkan menciptakan para manusia berintelektual yang tidak hanya dapat
membangun dirinya, tetapi juga orang-orang disekitarnya. Artinya untuk dapat
menciptakan sumber daya manusia yang handal serta para tokoh besar masa depan,
tidak hanya dapat dilakukan dengan cara instan, tapi perlu suatu proses panjang
yang dilakukan oleh para guru-guru profesional.
Di sinilah peran dari para guru sebagai penggali, pelatih, dan juga pendorong bakat serta potensi peserta didik dalam proses pembelajaran di sekolah.Guru mampu mengenal potensi peserta didik dan memahami cara-cara dalam mengembangkan potensi tersebut.
Di sinilah peran dari para guru sebagai penggali, pelatih, dan juga pendorong bakat serta potensi peserta didik dalam proses pembelajaran di sekolah.Guru mampu mengenal potensi peserta didik dan memahami cara-cara dalam mengembangkan potensi tersebut.
Menjadi Pelatih Yang Baik
Banyak ahli di bidang pelatihan telah memberikan pandangannya tentang kualifikasi yang harus dipenuhi bilamana seorang pelatih menginginkan dirinya menjadi seorang pelatih yang baik, diantaranya seperti berikut: Rice (1975) menyebutkan bahwa terdapat 4 kualitas yang memberi ciri-ciri pelatih baik yaitu:
Banyak ahli di bidang pelatihan telah memberikan pandangannya tentang kualifikasi yang harus dipenuhi bilamana seorang pelatih menginginkan dirinya menjadi seorang pelatih yang baik, diantaranya seperti berikut: Rice (1975) menyebutkan bahwa terdapat 4 kualitas yang memberi ciri-ciri pelatih baik yaitu:
a. Kemampuan profesional sebagai guru.Untuk
menjadi seorang pelatih yang berhasil, maka seorang guru harus memiliki
kemampuan profesional dibidangnya. Pernyataan ini mengandung pengertian bahwa
guru sebagai seorang pelatih harus menguasai bidang pengetahuan, keahlian atau
keterampilan yang akan dilatihkan atau diajarkan, baik formal di dalam kelas
maupun dalam aktivitas olah raga,di lapangan ataupun dalam bentuk tugas-tugas
yang harus dikerjakan oleh siswa di rumah.
b. Mengetahui cara melatihnya. Agar berhasil
dalam memberikan pelatihan, maka guru sebagai pelatih harus mengetahui dan
memahami strategi dan metode pelatihan sesuai dengan bidang keahliannya. Dalam
kaitan ini pengalaman sebagai pemain dapat dipergunakan dalam melatih, meskipun
tidak selalu dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan pelatihan.
c. Kepribadian yang baik. Guru sebagai pelatih
mempunyai kualitas pribadi yang menarik, sehingga peserta didik atau atlit yang
dilatih atau dalam bimbingannya menjadi loyal serta berusaha untuk melakukan
perintahnya, dengan tidak merasa terpaksa.
d. Karakter. Salah satu kualitas dasar yang
harus dipenuhi seorang guru sebagai pelatih adalah masalah karakter. Hal ini
sangat penting bagi profesi pelatihan, sebab karakter ini dapat menunjukkan
siapa kita?, bagaimana kita?, dan apa yang orang fikirkan tentang kita? Selain itu
pelatih berada dalam posisi yang mempunyai pengaruh cukup kuat untuk menanamkan
kehidupan yang baik kepada orang lain. Oleh karena itu karakter ini marupakan
salah satu tes untuk sesuai tidaknya seseorang memangku jabatan dalam profesi
kepelatihan.
Pada dasarnya untuk memperoleh keberhasilan dalam kepelatihan dibutuhkan 3
kemampuan utama, yaitu seorang guru sebagai pelatih harus mempunyai
keterampilan managerial yang memadai, diantaranya adalah: keterampilan teknis,
keterampilan konseptual, dan keterampilan antarpersonal.
Berkenaan guru sebagai pelatih maka tugas dan fungsinya adalah membina siswa-siswanya dengan mempengaruhi, membimbing, memotivasi dan mengarahkan agar siswa-siswa itu berbuat atau berprilaku sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan proses belajar mengajar
Berkenaan guru sebagai pelatih maka tugas dan fungsinya adalah membina siswa-siswanya dengan mempengaruhi, membimbing, memotivasi dan mengarahkan agar siswa-siswa itu berbuat atau berprilaku sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan proses belajar mengajar
0 comments :
Post a Comment