Pendidikan Prakarya dan Kewirausahaan diajarkan kepada semua
siswa SMA, MA, dan SMK sebagaimana tercantum dalam Kurikulum 2013. Pemberian
materi ini, antara lain, untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan sejak dini
dan merupakan langkah yang baik untuk menyiapkan lahirnya lebih banyak lagi
wirausaha di Indonesia. Kewirausahaan itu bukan belajar teori lalu
diujikan. Justru, pendidikan kewirausahaan harus bisa nyata dialami siswa.
Berikut sedikit penjelasan tentang komponen dari materi prakarya :
Manfaat edukatif budidaya ini adalah pembinaan perasaan, pembinaan kemampuan memahami pertumbuhan dan menyatukan dengan alam (echosystem) menjadi anak dan tenaga kerja yang berpikir sistematis namun manusiawi dan kesabaran. Hasil budidaya tidak akan dapat dipetik dalam waktu singkat melainkan membutuhkan waktu dan harus diawasi dengan penuh kesabaran. Bahan dan perlengkapan teknologi budidaya sebenarnya dapat diangkat dari kehidupan sehari-hari yang variatif, karena masing-masing daerah mempunyai potensi kearifan yang berbeda.
Pendidikan Prakarya dan Kewirausahaan juga menjadi peluang yang luas bagi sekolah untuk berinovasi dan berkreasi dengan meperhatikan sumber daya guru dan potensi lingkungan di sekitar sekolah (“muatan lokal”). Misalnya bagaimana dengan keberadaan guru TIK selama ini? Menurut saya bisa saja sekolah misalnya menentukan mata pelajaran Pendidikan Prakarya dan Kewirauhaan TIK. Dengan mempertimbangkan kondisi sumber daya guru dan kondisi serta potensi lingkungan sekolah, saya membayangkan banyaknya variasi untuk mata pelajaran ini.
Dalam Kurikulum 2013, dinyatakan bahwa Kompetensi Inti (KI) merupakan terjemahan atau operasionalisasi Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki siswa yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills. Pendidikan Prakarya dan Kewirausahaan bagi saya dapat dikategorikan dalam dua bagian besar, sebagai hard skill-nya aalah prakarya dan soft skill-nya adalah kewirausahaan.
Bagaimana kewirausahaan di sekolah? Saya kira kewirausahaan di sekolah memberi bekal awal bagi siswa dalam praktek nyata berwirausaha. Labih berorientasi pada teori yang akan dipraktekkan nyata pada siswa.
Pendidikan kewirausahaan sekarang ini diarahkan untuk
menciptakan entrepreneur yang inovatif dan kreatif. Jika mencermati
kompetensi inti dan dasar mata pelajaran prakarya dan pendidikan kewirausahaan
Kurikulum 2013, pendidikan lebih ditekankan pada prakarya semata. Prakarya yang
dipelajari di jenjang pendidikan menengah meliputi kerajinan, rekayasa,
budidaya, dan pengolahan.
Berikut sedikit penjelasan tentang komponen dari materi prakarya :
1. Kerajinan Tangan
Kerajinan
tangan dikaitkan dengan nilai pendidikan diujudkan dalam prosedur pembuatan.
Prosedur memproduksi dilalui dengan berbagai tahapan dan
beberapa langkah yang dilakukan oleh beberapa orang. Kinerja ini menumbuhkan
wawasan, toleransi sosial serta social
corporateness memulai pemahaman karya orang lain. Pembuat pola
menggambarkan di atas dikerjakan oleh perancang gambar dilanjutkan dengan pewarnaan sesuai
dengan warna lokal (kearifan lokal) merupakan proses berangkai dan membutuhkan kesabaran dan ketelitian
serta penuh toleransi. Jika salah seorang membuat kesalahan maka hasil akhir
tidak akan seperti yang diharapkan oleh pembuat pola dan motif hiasnya.
Prosesdur semacam ini memberikan nilai edukatif jika dilaksanakan di sekolah.
2. Rekayasa
Rekayasa
yang diartikan usaha memecahkan permasalahan kehidupan sehari-hari dengan
berpikir rasional dan kritis sehingga menemukan kerangka kerja yang efektif dan
efisien. Pengertian teknologi erat sekali dengan pembelajaran mandiri, seperti
menggoreng daging dengan lemaknya sendiri. Oleh karenanya, konsep teknologi
untuk mengembangkan diri dengan kemampuan yang diperoleh dari belajar tersebut.
Kata ‘rekayasa’ merupakan terjemahan bebas dari kata engineering yaitu perancangan dan rekonstruksi benda atau pun
produk untuk memungkinkan penemuan produk baru yang lebih berperan dan
kegunaan.
3. Budidaya
Budidaya
berpangkal pada cultivation, yaitu
suatu kerja yang berusaha untuk menambah, menumbuhkan, dan mewujudkan benda
ataupun makhluk agar lebih besar (tumbuh), dan berkembang (banyak). Kinerja ini
membutuhkan perasaan seolah dirinya (pembudidaya) hidup, tumbuh dan berkembang.
Prinsip pembinaan rasa dalam kinerja budidaya ini akan memberikan hidup pada
tumbuhan atau hewan, namun dalam bekerja dibutuhkan system yang berjalan
rutinitas, seperti kebiasaan hidup orang: makan, minum dan bergerak. Maka
seorang pembudidaya harus memahami kartakter tumbuhan atau hewan yang
di’budidaya’kan. Konsep cultivation tampak
pada penyatuan diri dengan alam dan pemahaman tumbuhan atau binatang. Pemikiran
echosystem menjadi langkah yang
selalu dipikirkan keseimbangan hidupnya.
Manfaat edukatif budidaya ini adalah pembinaan perasaan, pembinaan kemampuan memahami pertumbuhan dan menyatukan dengan alam (echosystem) menjadi anak dan tenaga kerja yang berpikir sistematis namun manusiawi dan kesabaran. Hasil budidaya tidak akan dapat dipetik dalam waktu singkat melainkan membutuhkan waktu dan harus diawasi dengan penuh kesabaran. Bahan dan perlengkapan teknologi budidaya sebenarnya dapat diangkat dari kehidupan sehari-hari yang variatif, karena masing-masing daerah mempunyai potensi kearifan yang berbeda.
4. Pengolahan
Pengolahan
artinya membuat, menciptakan bahan dasar menjadi benda produk jadi agar dapat
dimanfaatkan secara maslahat. Pada prinsipnya kerja pengolahan adalah mengubah
benda mentah menjadi produk matang dengan mencampur, memodifikasi bahan
tersebut. Oleh karenanya kerja pengolahan menggunakan desain system, yaitu
mengubah masukan menjadi keluaran sesuai dengan rancangan yang dibuat. Sebagai
contoh: membuat makanan atau memasak makanan; kinerja ini membutuhkan desain
secara tepat akan tetapi juga membutuhkan perasaan terutama rasa lidah dan
bau-bauan agar sedap. Kerja ini akan melatih rasa, dan kesabaran maupun
berpikirapraktis serta tepat. Kognisi untuk menghafalkan rasa bumbu, serta
racikan yang akan membutuhkan ketelitian dan kesabaran.
Manfaat
pendidikan teknologi pengolahan bagi pengembangan kepribadian peserta didik
adalah: pelatihan rasa yang dapat dikorelasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Demikian pula pelatihan sistematis dan kesabaran memasak membutuhkan perasaan
yang dipadu dengan pikiran serta keterampilan.
Menurut saya, prakarya memiliki pengertian ketrampilan,
hasta karya, atau disebut juga kerajinan tangan, atau ketrampilan tangan.
Sebenarnya mata pelajaran ketrampilan sudah lama ada dalam kurikulum dengan
nama ketrampilan bebas dan ketrampilan terikat. Materi Prakarya sebenarnya
tidak perlu terlalu mengacu pada buku panduan yang akan dikeluarkan
Kemendikbud. Guru bisa memanfaatkan apa saja sebagai sumber materi belajar.
Pendidikan Prakarya dan Kewirausahaan juga menjadi peluang yang luas bagi sekolah untuk berinovasi dan berkreasi dengan meperhatikan sumber daya guru dan potensi lingkungan di sekitar sekolah (“muatan lokal”). Misalnya bagaimana dengan keberadaan guru TIK selama ini? Menurut saya bisa saja sekolah misalnya menentukan mata pelajaran Pendidikan Prakarya dan Kewirauhaan TIK. Dengan mempertimbangkan kondisi sumber daya guru dan kondisi serta potensi lingkungan sekolah, saya membayangkan banyaknya variasi untuk mata pelajaran ini.
Dalam Kurikulum 2013, dinyatakan bahwa Kompetensi Inti (KI) merupakan terjemahan atau operasionalisasi Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki siswa yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills. Pendidikan Prakarya dan Kewirausahaan bagi saya dapat dikategorikan dalam dua bagian besar, sebagai hard skill-nya aalah prakarya dan soft skill-nya adalah kewirausahaan.
Bagaimana kewirausahaan di sekolah? Saya kira kewirausahaan di sekolah memberi bekal awal bagi siswa dalam praktek nyata berwirausaha. Labih berorientasi pada teori yang akan dipraktekkan nyata pada siswa.
Mari kita tinjau sekilas apa wirausaha itu? Wirausaha sama
dengan wiraswasta. Pelopor di Indonesia adalah Suparman Sumahamijaya menekankan
adaya peluang kelompok kreatif entrepreneur Indonesia untuk mengangkat bangsa
dari kemiskinan. Istilah wiraswasta dihubungkan dengan istilahsaudagar,
berasal dari bahasa Sansekerta yang memiliki pengertian, wira: manusia unggul,
teladan, berbudi luhur, berjiwa besar, berani, pahlawan/pendekar kemajuan dan
berwatak agung; swa: sendiri, dan stat: berdiri. Saudagar, sau:
seribu dan dagar: akal. Jadi artinya seribu akal. Dan seterusnya dan
seterusnya.
0 comments :
Post a Comment