Peserta didik adalah Sang Anak yang merupakan milik Sang
Pencipta dan milik dirinya sendiri, keberhasilannya akan sangat tergantung dari
pemanfaatan potensi yang dia miliki. Karenanya keaktifan peserta didik dalam
menjalani proses belajar mengajar merupakan salah satu kunci keberhasilan
pencapaian tujuan pendidikan. Peserta didik akan aktif dalam kegiatan belajarnya bila ada
motivasi, baik itu motivasi ekstrinsik maupun instrinsik.
Beberapa hal yang
dapat merangsang tumbuhnya motivasi belajar aktif pada diri peserta didik,
antara lain :
Penampilan
guru yang hangat dan menumbuhkan partisipasi positif
Sikap guru tampil hangat, bersemangat, penuh percaya diri
dan antusias, serta dimulai dan pola pandang bahwa peserta didik adalah
manusia-manusia cerdas berpotensi, merupakan faktor penting yang akan
meningkatkan partisipasi aktif peserta didik. Segala bentuk penampilan guru
akan membias mewarnai sikap para peserta didiknya. Bila tampilan guru sudah
tidak bersemangat maka jangan harap akan tumbuh sikap aktif pada diri peserta
didik. Karena itu hendaknya seorang guru dapat selalu menunjukkan keseriusannya
terhadap pelaksanaan proses, serta dapat meyakinkan bahwa materi pelajaran
serta kegiatan yang dilakukan merupakan hal yang sangat penting bagi peserta
didik, sehingga akan tumbuh minat yang kuat pada diri para peserta didik yang
bersangkutan.
Peserta didik mengetahui maksud dan tujuan pembelajaran
Bila peserta didik telah mengetahui tujuan dari pembelajaran
yang sedang mereka ikuti, maka mereka akan terdorong untuk melaksanakan
kegiatan tersebut secara aktif. Oleh karena itu pada setiap awal kegiatan guru
berkewajiban memberi penjelasan kepada peserta didik tentang apa dan untuk apa
materi pelajaran itu harus mereka pelajari serta apa keuntungan yang akan mereka
peroleh. Selain itu hendaknya guru tidak lupa untuk mengadakan kesepakatan
bersama dengan para peserta didiknya mengenai tata tertib belajar yang berlaku
agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung lebih efektif.
Tersedia fasilitas, sumber belajar, dan lingkungan yang mendukung
Bila di dalam kegiatan pembelajaran telah tersedia fasilitas
dan sumber belajar yang “menarik” dan “cukup” untuk mendukung kelancaran
kegiatan belajar mengajar maka hal itu juga akan menumbuhkan semangat belajar
peserta didik. Begitu pula halnya dengan faktor situasi dan kondisi lingkungan
yang juga penting untuk diperhatikan, jangan sampai faktor itu memperlunak
semangat dan keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar.
Adanya prinsip pengakuan penuh atas pribadi setiap peserta didik
Agar kesadaran akan potensi, eksistensi, dan percaya diri
pada diri peserta didik dapat terus tumbuh, maka guru berkewajiban menjaga
situasi interaksi agar dapat berlangsung dengan berlandaskan prinsip pengakuan
atas pribadi setiap individu. Sehingga kemampuan individu, pendapat atau
gagasan, maupun keberadaannya perlu diperhatikan dan dihargai. Dan yang penting
lagi guru hendaknya rajin memberikan apresiasi atau pujian bagi para peserta
didik, antara lain dengan mengumumkan hasil prestasi, mengajak peserta didik
yang lain memberikan selamat atau tepuk tangan, memajang hasil karyanya di
kelas atau bentuk penghargaan lainnya.
Adanya konsistensi dalam penerapan aturan atau perlakuan oleh guru di dalam proses belajar mengajar.
Perlu diingat bahwa bila terjadi kesalahan dalam hal
perlakuan oleh guru di dalam pengelolaan kelas pada waktu yang lalu maka
hal itu berpengaruh negatif terhadap kegiatan selanjutnya. Penerapan peraturan
yang tidak konsisten, tidak adil, atau kesalahan perlakuan yang lain akan
menimbulkan kekecewaan dari para peserta didik, dan hal ini akan berpengaruh
terhadap tingkat keaktifan belajar peserta didik. Karena itu di dalam
memberikan sanksi harus sesuai dengan ketentuannya, memberi nilai sesuai
kriteria, dan memberi pujian tidak pilih kasih.
Adanya pemberian “penguatan” dalam proses belajar-mengajar.
Penguatan adalah pemberian respon dalam interaksi
belajar-mengajar baik berupa pujian maupun sanksi. Pemberian penguatan ini
dimaksudkan untuk lebih meningkatkan keaktifan belajar dan mencegah berulangnya
kesalahan dari peserta didik. Penguatan yang sifatnya positif dapat dilakukan
dengan kata-kata; bagus! baik!, betul!, hebat! Namun semua itu tidak disajikan
dengan cara berpura-pura tetapi harus tulus dari nurani guru. Dan sebagainya,
atau dapat juga dengan gerak; acungan jempol, tepuk tangan, menepuk-nepuk bahu,
menjabat tangan dan lain-lain. Ada pula dengan cara memberi hadiah seperti
hadiah buku, benda kenangan atau diberi hadiah khusus berupa; boleh pulang
duluan atau pemberian perlakuan menyenangkan lainnya.
Jenis kegiatan Pembelajaran menarik atau menyenangkan dan menantang
Agar peserta didik dapat tetap aktif dalam mengikuti
kegiatan atau melaksanakan tugas pemebelajaran perlu dipilih jenis kegiatan
atau tugas yang sifatnya menarik atau menyenangkan bagi peserta didik di
samping juga bersifat menantang. Pelaksanaan kegiatan hendaknya bervariasi,
tidak selalu harus di dalam kelas, diberikan tugas yang dikerjakan di luar
kelas seperti di perpustakaan, dan lain-lain. Penerapan model “belajar sambil
bekerja” (learning by doing) sangat dianjurkan, di jenjang sekolah dasar
antara lain dilakukan belajar sambil bernyanyi atau belajar sambil bermain.
Untuk lebih mengaktifkan peserta didik secara merata dapat diterapkan pemberian
tugas pembelajaran secara individu atau kelompok belajar (group learning) yang
didukung adanya fasilitas/sumber belajar yang cukup. Sekiranya tersedia
dianjurkan penggunaan media pembelajaran sehingga pelaksanaan pembelajaran
dapat lebih efektif.
Penilaian hasil belajar dilakukan serius, obyektif, teliti dan terbuka
Penilaian hasil belajar yang tidak serius akan sangat
mengecewakan peserta didik, dan hal itu akan memperlemah semangat belajar.
Karena itu, agar kegiatan penilaian ini dapat membangun semangat belajar para
peserta didik maka hendaknya dilakukan serius, sesuai dengan ketentuannya,
jangan sampai terjadi manipulasi, sehingga hasilnya dapat obyektif. Hasil
penilaiannya diumumkan secara terbuka atau yang lebih baik dibuatkan daftar
kemajuan hasil belajar yang ditempel di kelas. Dari daftar kemajuan belajar
tersebut setiap peserta didik dapat melihat prestasi mereka masing-masing tahap
per tahap.
Jika siswa belum biasa bekerja efektif dalam kelompok, maka
guru boleh menetapkan tugas masing-masing anggota kelompok dengan
mempertim-bangkan beberapa hal seperti;
· kelompok itu kecil (dua sampai tiga siswa) dan guru
menetapkan anggota kelompok
· tugas itu dapat dilaksanakan dalam waktu yang singkat saja
· tugas itu sederhana
· perintah-perintah jelas dan diberikan
selangkah-demi-selangkah
· guru perlu menyediakan sumber belajar
· guru menerangkan dengan jelas peran setiap siswa di dalam
kelompok
· penilaian bersifat informal dan guru perlu membahas dan
mendiskusikan tugas itu dengan siswa
Hal penting dari tugas ini adalah belajar bekerjasama. Untuk
siswa-siswa yang sudah lebih berpengalaman bekerja dengan cara ini, guru dapat
menetapkan tugas dan karakteristik kelompok yang lebih tinggi/ komplek seperti,
· kelompok dapat lebih besar dan kadang-kadang siswa boleh
memilih siapa anggota kelompoknya
· tugas dapat ditambahkan lebih banyak, tetapi dengan batas
waktu yang jelas dan ditetapkan oleh guru
· tugas dapat dibagi dalam bagian-bagian atau merupakan
suatu pilihan dari sejumlah pilihan yang ditetapkan guru
· beberapa perintah/instruksi pengerjaan tugas membolehkan
siswa untuk memberikan saran, misalnya dalam pendekatan, memilih metode
eksperimen, atau memutuskan bentuk produk pekerjaan yang akan mereka hasilkan
· beberapa sumber belajar dapat dipilih oleh siswa
· peran siswa dalam kelompok dapat beragam dan beberapa
keputusan tentang peran ini dapat dibuat oleh siswa-siswa
· penilaian dapat dibicarakan dengan siswa melalui diskusi
informal dengan kriteria terstruktur formal, serta penilaian individual atau
kelompok dapat dilakukan kondisi ini, keterampilan bekerjasama turut
dikembangkan.
Kalau kemandirian siswa/ kelompok mulai tampak, tugas dapat
ditingkatkan menjadi tugas-tugas yang lebih luwes, yang mulai melimpahkan
sebagian tugas dan penyelesaiannya kepada siswa/ kelompok. Dengan cara seperti
ini, siswa akan terdorong untuk melakukan kegiatan lebih mandiri yang dicirikan
dengan beberapa hal antara lain;
· mereka memutuskan jumlah dan anggota kelompok
· tugas dapat tersebar untuk masa yang panjang atau lama
melalui siswa-siswa berunding dengan guru membahas jumlah waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikan tugas
· tugas mungkin rumit, para siswa perlu memilah-milah
perincian setepatnya dari beberapa bagian pekerjaan
· sumber belajar dapat meliputi beragam media dan bahan
· peran setiap siswa dalam kelompok ditetapkan secara
musyawarah untuk mufakat (konsensus) ( Harlen, W. 1987: 9-12)
Ada bebarapa perilaku guru yang disarankan untuk
diimplementasikan agar pengajaran yang efektif bisa terwujud, dan bisa
memancing apersepsi anak didik, perilaku tersebut adalah:
- Menggunakan suatu system aturan tertentu dalam menghadapi hal-hal atau prosedur tertentu.
- Mencegah agar perilaku siswa yang salah tidak berketerusan.
- Mengarahkan tindakan dengan disiplin secara tepat.
- Bergerak ke seluruh ruang kelas untuk mengamati siswa.
- Situasi-situasi yang menggangu diatasi dengan cara-carayang bijaksana (dengan cara-cara non verbal, isyarat, pesan-pesan, kedekatan, kontak mata, dan lain-lain).
- Memberikan tugas-tugas yang menarik minat siswa, terutama apabila mereka bekerja secara bebas.
- Menggunakan cara yang memungkinkan siswa melaksanakan tugas-tugas belajar dengan arahan seminimal mungkin.
- Memanfaatkan waktu pembelajaran sebaik mungkin dan siswa harus terlibat aktif dan produktif dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran.
- Menggunakan cara-cara tertentu untuk mendapatkan perhatian siswa.
- Tidak memulai berbicara kepada kepada kelas sebelum semua siswa memeberikan perhatian.
- Menggunakan suatu system pemeriksaan tugas-tugas.
- Menghubungkan bahan yang diajarkan dengan aktifitas yang harus dilakukan siswa.
- Menggunakan teknik-teknik yang memberikan kemudahan perpindahan secara beragsur dari aktifitas yang konkret ke yang lebih abstrak.
- Menggunakan campuran pertanyaan dari peringkat yang rendah dan tinggi.
- Menyadari apa yang sedang berlangsung di dalam kelas.
- Dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran.
- Menunjukkan sikap memelihara, menerima, dan menghargai anak.
- Memberikan respon yang memdai terhadap makna, perasaan, dan penggalaman peserta didik.
- Mengarahkan pertanyaan kepada banyak siswa yang berbeda-beda, dan bukan hanya kepada siswa tertentu.
- Menggunakan berbagai teknik untuk membantu siswa dalam memperbaiki respons yang keliru atau salah.
- Memberikan penghargaan dan ganjaran untuk memotivasi siswa.
- Menggunakan kritik yang halus dalam mengomunikasikan harapan kepada siswa yang lebih pandai.
- Menerima insiatif siswa yang disampaikan melalui pertanyaan, bahasan, atau saran-saran. (Surya: 1997: 144-115)
0 comments :
Post a Comment