1. Peran globalisasi terhadap
pendidikan SMK
1. Dampak Positif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia
Dunia globalisasi yang semakin terasa mau tidak mau telah
membawa perubahan yang signifikan terhadap dunia pendidikan, khususnya
pendidikan SMK. Perubahan – perubahan tersebut telah membawa sebuah paradigma
baru dalam dunia SMK. Beberapa perubahan yang mendasar dalam paradigma baru
pendidikan menengah kejuruan adalah:
a. Proses peralihan dari orientasi lama, ke
orientasi baru yang sering diistilahkan dari sistem supply driven atas
kebutuhan sosial masyarakat, ke sistem demand driven yang dipacu oleh kebutuhan
pasar kerja. Selama ini kata-kata, berapa prosen tamatan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) yang diluluskan, dibalik menjadi berapa prosen tamatan SMK dapat
diserap di dunia usaha dan industri;
b. Pendidikan berbasis sekolah (School
Based Program), mengacu ke pendidikan berbasis ganda (Dual Based Program);
c. Pengajaran berbasis pelajaran
(Subject Matter Based Program), menuju pengajaran berbasis kompetensi
(Competencies Based);
d. Program dasar yang sempit (Narrows Based
Program), menuju ke program dasar yang mendasar, kuat, dan lebih luas (Broad
Based Curriculum);
e. Pendidikan formal yang kaku menuju
ke pendidikan yang luwes (Multy Entry and Multy Exit);
f. Tidak mengakui keahlian dari luar
sekolah, paradigma baru mengakui kompetensi yang diperoleh dari manapun, dan
dengan cara apapun (Recognition of Prior Learning);
g. Pemisahan yang tegas antara pendidikan
dan pelatihan menjadi program diklat;
h. Pendidikan
bersifat terminal (Dead End), menuju pendidikan berkelanjutan (Bridging
Program);
i. Manajemen terpusat, menuju pada
manajemen mandiri.
2. Dampak globalisasi terhadap
pendidikan SMK
Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia tidak dapat
dilepaskan dari pengaruh perkembangan globalisasi, di mana ilmu pengetahuan dan
teknologi berkembang pesat. Era pasar bebas juga merupakan tantangan bagi dunia
pendidikan Indonesia, karena terbuka peluang lembaga pendidikan dan tenaga
pendidik dari mancanegara masuk ke Indonesia. Untuk menghadapi pasar global maka
kebijakan pendidikan nasional harus dapat meningkatkan mutu pendidikan, baik
akademik maupun non-akademik, dan memperbaiki manajemen pendidikan agar lebih
produktif dan efisien serta memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat
untuk mendapatkan pendidikan.
Ketidaksiapan bangsa kita dalam mencetak SDM yang
berkualitas dan bermoral yang dipersiapkan untuk terlibat dan berkiprah dalam
kancah globalisasi, menimbulkan dampak positif dan negatif dari dari pengaruh
globalisasi dalam pendidikan dijelaskan dalam poin-poin berikut:
1. Dampak Positif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia
a. Pengajaran Interaktif Multimedia
Kemajuan tekonologi akibat pesatnya arus globalisasi,
merubah pola pengajaran pada dunia pendidikan. Pengajaran yang bersifat
klasikal berubah menjadi pengajaran yang berbasis teknologi baru seperti
komputer dan internet. Apabila dulu, guru menulis dengan sebatang kapur,
sesekali membuat gambar sederhana atau menggunakan suara-suara dan sarana
sederhana lainnya untuk mengkomunikasikan pengetahuan dan informasi. Sekarang
sudah ada computer. Sehingga tulisan, film, suara, music, gambar hidup, dapat
digabungkan menjadi suatu proses komunikasi.
Dalam fenomena balon atau pegas, dapat terlihat bahwa daya itu dapat mengubah bentuk sebuah objek. Dulu, ketika seorang guru berbicara tentang bagaimana daya dapat mengubah bentuk sebuah objek tanpa bantuan multimedia, para siswa mungkin tidak langsung menangkapnya. Sang guru tentu akan menjelaskan dengan contoh-contoh, tetapi mendengar tak seefektif melihat. Levie dan Levie (1975) dalam Arsyad (2005) yang membaca kembali hasil-hasil penelitian tentang belajar melalui stimulus kata, visual dan verbal menyimpulkan bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubung-hubungkan fakta dengan konsep.
Dalam fenomena balon atau pegas, dapat terlihat bahwa daya itu dapat mengubah bentuk sebuah objek. Dulu, ketika seorang guru berbicara tentang bagaimana daya dapat mengubah bentuk sebuah objek tanpa bantuan multimedia, para siswa mungkin tidak langsung menangkapnya. Sang guru tentu akan menjelaskan dengan contoh-contoh, tetapi mendengar tak seefektif melihat. Levie dan Levie (1975) dalam Arsyad (2005) yang membaca kembali hasil-hasil penelitian tentang belajar melalui stimulus kata, visual dan verbal menyimpulkan bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubung-hubungkan fakta dengan konsep.
b. Perubahan Corak Pendidikan
Mulai longgarnya kekuatan kontrol pendidikan oleh negara.
Tuntutan untuk berkompetisi dan tekanan institusi global, seperti IMF dan World
Bank, mau atau tidak, membuat dunia politik dan pembuat kebijakan harus
berkompromi untuk melakukan perubahan. Lahirnya UUD 1945 yang telah
diamandemen, UU Sisdiknas, dan PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP) setidaknya telah membawa perubahan paradigma pendidikan dari
corak sentralistis menjadi desentralistis. Sekolah-sekolah atau satuan
pendidikan berhak mengatur kurikulumnya sendiri yang dianggap sesuai dengan
karakteristik sekolahnya. Kemudahan Dalam Mengakses Informasi Dalam dunia
pendidikan, teknologi hasil dari melambungnya globalisasi seperti internet
dapat membantu siswa untuk mengakses berbagai informasi dan ilmu pengetahuan
serta sharing antar siswa terutama dengan mereka yang berjauhan tempat
tinggalnya.
c. Pembelajaran Berorientasikan Kepada Siswa Dulu
Kurikulum dahulu paling utama didasarkan pada tingkat
kemajuan sang guru. Tetapi sekarang, kurikulum didasarkan pada tingkat kemajuan
siswa. KBK yang dicanangkan pemerintah tahun 2004 merupakan langkah awal
pemerintah dalam mengikutsertakan secara aktif siswa terhadap pelajaran di
kelas yang kemudian disusul dengan KTSP yang didasarkan pada tingkat satuan
pendidikan. Di dalam kelas, siswa dituntut untuk aktif dalam proses
belajar-mengajar. Dulu, hanya guru yang memegang otoritas kelas. Berpidato di
depan kelas. Sedangkan siswa hanya mendngarkan dan mencatat. Tetapi sekarang
siswa berhak mengungkapkan ide-idenya melalui presentasi. Disamping itu, siswa
tidak hanya bisa menghafal tetapi juga mampu menemukan konsep-konsep, dan fakta
sendiri.
2. Dampak Negatif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia
2. Dampak Negatif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia
a. Komersialisasi Pendidikan
Era globalisasi mengancam kemurnian dalam pendidikan. Banyak
didirikan sekolah-sekolah dengan tujuan utama sebagai media bisnis. John
Micklethwait menggambarkan sebuah kisah tentang pesaingan bisnis yang mulai
merambah dunia pendidikan dalam bukunya “Masa Depan Sempurna” bahwa tibanya
perusahaan pendidikan menandai pendekatan kembali ke masa depan. Salah satu
ciri utamanya ialah semangat menguji murid ala Victoria yang bisa menyenangkan
Mr. Gradgrind dalam karya Dickens. Perusahaan-perusahaan ini harus membuktikan
bahwa mereka memberikan hasil, bukan hanya bagi murid, tapi juga pemegang
saham.(John Micklethwait, 2007:166). .
b. Bahaya Dunia Maya
Dunia maya selain sebagai sarana untuk mengakses informasi
dengan mudah juga dap at memberikan dampak negative bagi siswa. Terdapat pula,
Aneka macam materi yang berpengaruh negative bertebaran di internet. Misalnya:
pornografi, kebencian, rasisme, kejahatan, kekerasan, dan sejenisnya. Berita
yang bersifat pelecehan seperti pedafolia, dan pelecehan seksual pun mudah diakses
oleh siapa pun, termasuk siswa. Barang-barang seperti viagra, alkhol, narkoba
banyak ditawarkan melalui internet. Contohnya, 6 Oktober 2009 lalu diberitakan
salah seorang siswi SMA di Jawa Timur pergi meninggalkan sekolah demi menemui
seorang lelaki yang dia kenal melalui situs pertemanan “facebook”. Hal ini
sangat berbahaya pada proses belajar mengajar.
c. Ketergantungan
Mesin-mesin penggerak globalisasi seperti computer dan
internet dapat menyebabkan kecanduan pada diri siswa ataupun guru. Sehingga
guru ataupun siswa terkesan tak bersemangat dalam proses belajar mengajar tanpa
bantuan alat-alat tersebut.
0 comments :
Post a Comment