Remaja adalah bukan anak-anak ,bukan orang dewasa, bukan kakek-kakek
atau nenek-nenek, tapi remaja adalah
masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Batasan usia remaja
berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat. Menurut WHO batasan usia
remaja adalah 12-24 tahun. Menurut Depkes, dari segi program pelayanan, remaja
adalah mereka yang berusia 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Sementara itu,
menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi) batasan usia
remaja adalah 10 sampai 21 tahun.
Remaja memiliki kebutuhan fisik yang relatif sama dengan orang lain yang bukan remaja. Perbedaan kebutuhan seorang remaja dengan orang lain terletak pada jumlah atau porsinya. Kebutuhan-kebutuhan fisik harus terpenuhi karena remaja berada dalam pertumbuhan yang sangat pesat seperti pertumbuhan tulang, otot dan berbagai organ tubuh lainnya. Jika kebutuhan fisik remaja tidak terpenuhi, maka bukan saja pertumbuhannya tidak maksimal tetapi juga kesehatan fisik dan mentalnya dapat terganggu.
Perubahan fisik pada remaja akan berpengaruh pula pada motivasinya untuk mencapai prestasi belajar, baik belajar secara akademik maupun non akademik. Kebutuhan berprestasi erat kaitannya dengan status mereka. Apakah mereka termasuk remaja yang dibutuhkan kehadirannya atau remaja yang ditolak oleh lingkungannya. Apabila ia remaja yang dibutuhkan, mereka akan menggerakkan dan memprogram dirinya untuk dapat membanggakan diri dan lingkungannya sehingga prestasi itu akan mudah didapatkan, tapi kalau sebaliknya, ia akan mencela, mencelakai dri. Lalu bagaimana caranya agar remaja mampu menyikapi perubahan fisik, sehingga ia dapat berprestasi.
D. Bagaimana
remaja menyikapi perubahan fisiknya dalam kehidupan bersososialisasi
Remaja memiliki kebutuhan fisik yang relatif sama dengan orang lain yang bukan remaja. Perbedaan kebutuhan seorang remaja dengan orang lain terletak pada jumlah atau porsinya. Kebutuhan-kebutuhan fisik harus terpenuhi karena remaja berada dalam pertumbuhan yang sangat pesat seperti pertumbuhan tulang, otot dan berbagai organ tubuh lainnya. Jika kebutuhan fisik remaja tidak terpenuhi, maka bukan saja pertumbuhannya tidak maksimal tetapi juga kesehatan fisik dan mentalnya dapat terganggu.
A.
Ciri-ciri
fisik pada remaja, antara lain
• PUTRA
1. Tubuh
bertambah berat dan tinggi
2. Lengan
dan tungkai kaki bertambah panjang
3. Tangan
dan kaki bertambah besar
4. Pundak
dan dada bertambah besar dan bidang
5. Otot
menguat
6. Tulang
wajah memanjang dan membesar, tidak tampak seperti anak kecil lagi
7. Tumbuh
jakun
8. Tumbuh
rambut-rambut di ketiak, sekitar muka
9. Suara
menjadi besar
10. Keringat
bertambah banyak
11. Kulit
dan rambut mulai berminyak
• PUTRI
1. Tubuh
bertambah berat dan tinggi dengan bentuk tumbuh berlekuk
2. Lengan
dan tungkai kaki bertambah panjang
3. Tangan
dan kaki bertambah besar
4. Tumbuh
payudara
5. Pantat
berkembang lebih besar
6. Tulang
wajah memanjang dan membesar, tidak tampak seperti anak kecil lagi
7. Keringat
bertambah banyak
8. Kulit
dan rambut mulai berminyak
9. Tumbuh
jerawat
10. Terkadang
terjadi bau badan (kalau tidak pandai merawatnya)
B. Bagaimana
remaja menyikapi perubahan fisiknya dalam menjaga kesehatan
Kesehatan
adalah salah satu hal yang paling penting, sebab dengan modal kesehatan, remaja
dapat menjalankan aktivitas dan ibadahnya dengan lancar. Sehat itu nikmat
samapi akhirnya ada pepatah yang mengatakan bahwa seseorang tidak akan
menghargai kesehatannya sendiri di saat ia masih sehat. Tapi begitu jatuh sakit
ia berani membayar milyaran rupiah untuk
kesehatan dirinya.
Perubahan
fisik yang terjadi pada remaja, merupakan awal sehat dan sakitnya seseorang
dikemudian hari, karena kalau diawal dia mampu menjaga kesehatan fisiknya maka
sehat pula di masa tuanya, tapi kalau dimasa remajanya tidak mampu menjaga
kesehatannya maka akan sengsara dihari tuanya. Sebab 65 % dari kasus kematian
pada orang dewasa adalah disebabkan karena penyakit
jantung, kanker
dan stroke.
Pada banyak kasus, penyakit-penyakit tersebut adalah jenis dan tipe penyakit yang bisa dicegah. Sedangkan banyak
sekali perilaku-perilaku yang menjadi penyebab
penyakit-penyakit tersebut mulai pada usia muda. Sebagai contoh, jika pada usia
remaja sering menggunakan produk tembakau maka akan lebih mungkin untuk dapat terkena penyakit jantung,
kanker atau stroke saat remaja itu berusia dewasa.
Permasalan akibat
perubahan fisik pada masa remaja, akan
banyak berpengaruh juga pada perilaku emosionalnya. Secara fisik mereka sudah
tumbuh besar, tapi secara mental ada beberapa hal yang harus mereka ketahui,
tapi ada juga yang masih dilarang. Larangan-larangan ini akan memicu dan
mendorong mentalnya untuk mengetahui, mencoba, memakai yang pada akhirnya
merusak diri dan jiwa. Lalu bagaimana cara remaja agar perubahan fisik itu
justru membuat mereka lebih mensyukuri nikmat yang diberikan Allah?
1. Hindari penggunaan produk tembakau jenis apapun (jangan merokok).
Cobalah untuk tidak menjadi perokok pasif dengan menghirup asap rokok dari
perokok lain.
4.
Selalu gunakan sabuk pengaman (keselamatan lalu lintas) disaat
mengendarai mobil
5. Jangan minum minuman keras (alkohol), obat-obatan terlarang dan
mengemudi saat mabuk. Jangan gunakan kendaraan umum dengan sopir yang sedang mabuk, minum alkohol atau menggunakan
obat-obatan terlarang.
6.
Gunakan pengaman kepala seperti helmet saat mengendarai kendaraan
bermotor, gunakan pelindung kepala saat berolahraga yang beresiko menimbulkan cedera kepala seperti
softball, kricket dan lain sebagainya.
7.
Jangan berenang sendirian. Jika tenggelam akan dapat mengancam keselamatan jiwa.
8. Bicarakan mengenai kondisi tubuh anda pada orang tua atau dokter jika anda merasa kondisi tubuh anda tidak sehat, sakit atau hal buruk lainnya
tentang diri anda.
Hal ini untuk mendeteksi secara dini adanya penyakit sehingga dapat diobati
dengan mudah dan mencegah berkembangnya penyakit lebih parah.
9.
Hindari situasi-situasi yang dapat membuat diri anda terluka atau cedera seperti kekerasan dan
perkelahian yang
dapat berdampak pada status kesehatan anda.
10. Hindari hubungan diluar nikah atau hal-hal
yang dapat memicu terjadinya hubungan tersebut (pacaran melebihi batas).
11. Lakukan konsultasi dengan dokter secara rutin.
C. Bagaimana
remaja menyikapi perubahan fisiknya dalam menjalankan kegiatan belajar
Belajar adalah proses dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti yang akhirnya
akan merubah perilaku tersebut. Proses dalam belajar hendaknya dimodali dengan
pendidikan agama, sebab akan memberikan dampak proses yang dapat membawa diri
selamat dunia dan akhirat. Perubahan fisik pada remaja akan berpengaruh pula pada motivasinya untuk mencapai prestasi belajar, baik belajar secara akademik maupun non akademik. Kebutuhan berprestasi erat kaitannya dengan status mereka. Apakah mereka termasuk remaja yang dibutuhkan kehadirannya atau remaja yang ditolak oleh lingkungannya. Apabila ia remaja yang dibutuhkan, mereka akan menggerakkan dan memprogram dirinya untuk dapat membanggakan diri dan lingkungannya sehingga prestasi itu akan mudah didapatkan, tapi kalau sebaliknya, ia akan mencela, mencelakai dri. Lalu bagaimana caranya agar remaja mampu menyikapi perubahan fisik, sehingga ia dapat berprestasi.
1.
Membagi waktu antara
kegiatan sekolah dan diluar sekolah
2.
Memilah kegiatan yang
penting dan kurang penting
3.
Mengisi waktu luang
dengan kegiatan positif
4.
Berusaha untuk
menanyakan pelajaran yang belum difahami pada teman, orang tua, guru les atau
guru di sekolah.
5.
Berusaha untuk
kosentasi pada kegiatan yang sedang diiukuti
6.
Berani untuk mengikuti
event demi bakat dan minat yang dipunyai
7.
Tidak patah semangat
8.
Selalu memohon pada
Allah dan menjalankan ibadah dengan baik
Masa
remaja disebut juga merupakan masa social hunger (kehausan sosial), yang
ditandai dengan adanya keinginan untuk bergaul dan diterima di lingkungan
kelompok sebayanya (peer group). Penolakan dari peer group dapat menimbulkan
frustrasi dan menjadikan dia sebagai isolated dan merasa rendah diri. Namun
sebaliknya apabila remaja dapat diterima oleh rekan sebayanya dan bahkan
menjadi idola tentunya ia akan merasa bangga dan memiliki kehormatan dalam
dirinya. Problema perilaku sosial remaja tidak hanya terjadi dengan kelompok
sebayanya, namun juga dapat terjadi dengan orang tua dan dewasa lainnya,
termasuk dengan guru di sekolah. Hal ini disebabkan pada masa remaja, khususnya
remaja awal akan ditandai adanya keinginan yang ambivalen, di satu sisi adanya
keinginan untuk melepaskan ketergantungan dan dapat menentukan pilihannya
sendiri, namun di sisi lain dia masih membutuhkan orang tua, terutama secara
ekonomis.
Perubahan
fisik remaja erat kaitannya dengan pengakuan dari lingkungan sekitarnya, terutama
lingkungan keluarga. Keharmonisan dalam lingkungan keluarga sangat mampu
membentuk perilaku remaja. Fungsi keluarga adalah
memberi pengayoman sehingga menjamin rasa aman. Keluarga juga dapat membentuk
akidahnya sehingga ia akan membentengi diri ketika akan berbuat kurang baik.
Lalu bagaimana remaja
bersikap terhadap perubahan fisiknya pada kehidupan social?
1. Komunikasikan
apa yang menjadi kesulitan pada orang terdekat (orang tua, teman, guru) atau
kalau tidak mampu tulislah pada buku daire
2. Pilihlah
teman yang mampu membawa diri kita pada keuntungan dunia akhirat.
3. Ikutilah
trend mode yang berkembang dengan tetap pada koridor agama, sehingga tidak
menjadi remaja yang jadul dan urakan.
4.
Meminimalkan
melamun dan menyendiri
5. Ikutilah
organisasi-organisasi social yang positif, karena akan mampu menampung dan membendung aspirasi yang meledak-ledak dan
kreativitas yang tidak terarah.
Dengan pandainya remaja menyikapi
perubahan fisiknya, maka remaja tersebut akan menjadi remaja yang HEBAT (Hadapi tantangan, Energi maksimal, Bangun motivasi, Asah keterampilan
dan Teguh berprinsip).
0 comments :
Post a Comment