Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabbarakatuh
Selamat Siang
Terobosan terbaru di dunia pendidikan.
Sebagaimana berita yang admin kutip dari republika online bahwa program bertajuk bioskop sekolah yang digagas oleh Pidi Project baru saja diluncurkan dengan tujuan mengajarkan anak-anak untuk menonton film yang sesuai karakateristik dan usia anak guna memancing kemampuan anak-anak dalam menangkap pesan film serta tahu menyusun resensi hasil tontonan.
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menanamkan nilai edukasi positif kepada para pelajar sekolah dasar. Saat ini di Depok telah menginisiasi program bertajuk Bioskop Sekolah. Program yang digagas oleh Pidi Project ini hadir untuk menyemaikan nilai-nilai positif lokalitas, persahabatan dan petualangan khas anak-anak.
Sebagai awal dari peluncuran program ini, Pidi Project menggelar acaraoff-air di SDIT Miftahul Ulum, Cinere. Hadir dalam acara tersebut Wakil Walikota Depok, Idris Abdul Somad, serta artis pendukung film 'Galih Leo', Agus Kuncoro dan Chelsea Leaven.
''Saat ini kita memilih kota Depok karena kita melihat kota ini sudah menuju menjadi kota layak anak. Tapi sebenarnya juga program ini kita persiapkan bisa juga dilakukan ke beberapa kota lainnya di Indonesia,'' kata Suwandi, penggagas sekaligus produser dari production house (PH) Pidi Project, di Jakarta, Rabu (12/11).
Dalam kegiatan ini, Suwandi mengajak para pelajar untuk menyaksikan tontonan yang layak dengan usia mereka. Rencananya, film yang akan dihadirkan dalam Bioskop Sekolah ini akan diklasifikasikan berdasarkan tingkat pendidikan, mulai dari SD hingga SMA. ''Film dalam Bioskop Sekolah ini memiliki aturan bahwa film yang ditonton harus sesuai dengan karakteristik usia dari penontonnya.''
Untuk setiap acara off-air, Suwandi menjelaskan, pihaknya akan mengajak para pelajar untuk belajar di luar kelas. Lalu untuk memancing kemampuan anak-anak dalam menangkap pesan film, ia memberikan aturan bahwa setiap selesai menonton film setiap anak harus membuat resensi singkat.
''Kita juga memberikan mereka tiket. Tujuannya bagaimana membangun budaya antre dan menghargai karya. Tiket ini gratis. Lalu saat keluar, mereka dikasih satu lembar kertas untuk membuat resensi film apa adanya. Resensi ini akan dikumpulkan di kelasnya masing masing yang nanti dinilai sebagai output penilaian buat kurikulum sekolahnya,'' tuturnya.
Saat ini, Suwandi menargetkan bisa menyambangi hingga 408 sekolah. Sepuluh persen diantaranya, ia menargetkan bisa digelar acara off-air. Setiap sekolah yang disambangi, kata dia, hanya cukup menyediakan tempat. ''Tak ada dipungut biaya. Kegiatan ini juga tidak menggunakan sama sekali dana dari APBD maupun APBN. Ini adalah bentuk CSR kami,'' ujarnya. (sumber : republika online)
Selamat Siang
Terobosan terbaru di dunia pendidikan.
Sebagaimana berita yang admin kutip dari republika online bahwa program bertajuk bioskop sekolah yang digagas oleh Pidi Project baru saja diluncurkan dengan tujuan mengajarkan anak-anak untuk menonton film yang sesuai karakateristik dan usia anak guna memancing kemampuan anak-anak dalam menangkap pesan film serta tahu menyusun resensi hasil tontonan.
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menanamkan nilai edukasi positif kepada para pelajar sekolah dasar. Saat ini di Depok telah menginisiasi program bertajuk Bioskop Sekolah. Program yang digagas oleh Pidi Project ini hadir untuk menyemaikan nilai-nilai positif lokalitas, persahabatan dan petualangan khas anak-anak.
Sebagai awal dari peluncuran program ini, Pidi Project menggelar acaraoff-air di SDIT Miftahul Ulum, Cinere. Hadir dalam acara tersebut Wakil Walikota Depok, Idris Abdul Somad, serta artis pendukung film 'Galih Leo', Agus Kuncoro dan Chelsea Leaven.
''Saat ini kita memilih kota Depok karena kita melihat kota ini sudah menuju menjadi kota layak anak. Tapi sebenarnya juga program ini kita persiapkan bisa juga dilakukan ke beberapa kota lainnya di Indonesia,'' kata Suwandi, penggagas sekaligus produser dari production house (PH) Pidi Project, di Jakarta, Rabu (12/11).
Dalam kegiatan ini, Suwandi mengajak para pelajar untuk menyaksikan tontonan yang layak dengan usia mereka. Rencananya, film yang akan dihadirkan dalam Bioskop Sekolah ini akan diklasifikasikan berdasarkan tingkat pendidikan, mulai dari SD hingga SMA. ''Film dalam Bioskop Sekolah ini memiliki aturan bahwa film yang ditonton harus sesuai dengan karakteristik usia dari penontonnya.''
Untuk setiap acara off-air, Suwandi menjelaskan, pihaknya akan mengajak para pelajar untuk belajar di luar kelas. Lalu untuk memancing kemampuan anak-anak dalam menangkap pesan film, ia memberikan aturan bahwa setiap selesai menonton film setiap anak harus membuat resensi singkat.
''Kita juga memberikan mereka tiket. Tujuannya bagaimana membangun budaya antre dan menghargai karya. Tiket ini gratis. Lalu saat keluar, mereka dikasih satu lembar kertas untuk membuat resensi film apa adanya. Resensi ini akan dikumpulkan di kelasnya masing masing yang nanti dinilai sebagai output penilaian buat kurikulum sekolahnya,'' tuturnya.
Saat ini, Suwandi menargetkan bisa menyambangi hingga 408 sekolah. Sepuluh persen diantaranya, ia menargetkan bisa digelar acara off-air. Setiap sekolah yang disambangi, kata dia, hanya cukup menyediakan tempat. ''Tak ada dipungut biaya. Kegiatan ini juga tidak menggunakan sama sekali dana dari APBD maupun APBN. Ini adalah bentuk CSR kami,'' ujarnya. (sumber : republika online)
0 comments :
Post a Comment