BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pencemaran
air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup dan komponen lain yang
berasal dari alamiah atau aktivitas manusia ke dalam air sehingga tidak sesuai
lagi dengan peruntunannya. Indikator yang digunakan untuk
mendeteksi pencemaran air adalah cemaran logam berat didalamnya. Disebut logam
berat berbahaya karena umumnya memiliki rapat massa tinggi (5 gr/cm3) dan
sejumlah konsentrasi kecil dapat bersifat racun dan berbahaya. Di antara semua
unsur logam berat, Hg menduduki urutan pertama dalam hal sifat racunnya,
kemudian diikuti oleh logam berat antara lain Cd, Ag, Ni, Pb, As, Cr, Sn, dan
Zn.
Logam berat merupakan
komponen alami tanah. Logam berat masih
termasuk golongan logam dengan kriteria-kriteria yang sama dengan logam-logam
lain. Perbedaannya terletak dari pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini
berikatan dan atau masuk ke dalam tubuh organisme hidup. Sebagai contoh, bila
unsur logam besi (Fe) masuk kedalam tubuh, meski dalam jumlah agak berlebihan,
biasanya tidaklah menimbulkan pengaruh yang buruk terhadap tubuh. Karena unsur
besi (Fe) dibutuhkan dalam darah untuk mengikat oksigen. Sedangkan unsur logam
berat baik itu logam berat beracun yang dipentingkan seperti tembaga (Cu), bila
masuk kedalam tubuh dalam jumlah berlebihan akan menimbulkan pengaruh-pengaruh
buruk terhadap fungsi fisiologi tubuh. Jika yang masuk kedalam tubuh organisme
hidup adalah unsur logam berat beracun seperti hidragyrum(Hg) atau disebut juga
air raksa, maka dapat dipastikan bahwa organisme tersebut akan langsung
keracunan.
Sehingga dengan kata lain elemen ini tidak dapat didegradasi maupun
dihancurkan. Logam berat dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan,
air minum, atau udara. Logam berat seperti tembaga, selenium, atau seng
dibutuhkan tubuh manusia untuk membantu kinerja metabolisme tubuh. Akan tetapi,
dapat berpotensi menjadi racun jika konsentrasi dalam tubuh berlebih. Logam
berat menjadi berbahaya disebabkan sistem bioakumulasi, yaitu peningkatan
konsentrasi unsur kimia didalam tubuh manusia.
B.
Tujuan
1.
Mengetahui
pengertian logam berat dan pencemaran air.
2.
Mengetahui
sumber pencemaran air serta indikator terjadinya pencemaran air oleh logam
berat.
3.
Mengetahui
proses pencemaran air oleh logam berat.
4.
Mengetahui
dampak dan cara pengendalin pencemaran air oleh logam berat.
C.
Ruang
Lingkup
Makalah “Logam
Berat” ini merupakan ruang lingkup Pengendalian Pencemaran Lingkungan Fisik.
D.
Manfaat
Makalah
ini dapat menambah pengetahuan tentang pengendalian pencemaran lingkungan “Logam Berat” terhadap manusia dan lingkungan.
BAB II
TINJAUAN PUSATAKA
A.
Pengertian
Logam Berat
Logam berat masih
termasuk golongan logam dengan kriteria-kriteria yang sama dengan logam-logam
lain. Perbedaannya terletak dari pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini
berikatan dan atau masuk ke dalam tubuh organisme hidup. Sebagai contoh, bila
unsur logam besi (Fe) masuk kedalam tubuh, meski dalam jumlah agak berlebihan,
biasanya tidaklah menimbulkan pengaruh yang buruk terhadap tubuh. Karena unsur
besi (Fe) dibutuhkan dalam darah untuk mengikat oksigen. Sedangkan unsur logam
berat baik itu logam berat beracun yang dipentingkan seperti tembaga (Cu), bila
masuk kedalam tubuh dalam jumlah berlebihan akan menimbulkan pengaruh-pengaruh
buruk terhadap fungsi fisiologi tubuh. Jika yang masuk kedalam tubuh organisme
hidup adalah unsur logam berat beracun seperti hidragyrum(Hg) atau disebut juga
air raksa, maka dapat dipastikan bahwa organisme tersebut akan langsung
keracunan (Palar, 2004).
Istilah
logam berat sebetulnya telah dipergunakan secara luas, terutama dalam
perpustakaan ilmiah, sebagai suatu ilmiah yang menggambarkan bentuk dari logam
tertentu. Karakteristik dari kelompok logam berat adalah sebagai berikut :
a. Memiliki
spesifikasi graviti yang sangat besar (lebih dari 4).
b. Mempunyai
nomor atom 22-34 dan 40-50 serta unsur-unsur lantanida dan aktinida.
c. Mempunyai
respon biokimia khas (spesifik) pada organisme hidup.
Nierbor dan Richardson
menggunakan istilah logam berat untuk menggantikan pengelompokan ion-ion logam
kedalam 3 kelompok biologi dan kimia (bio-kimia) pengelompokan tersebut adalah
sebagai berikut ;
a. Logam-logam
yang dengan mudah mengalami reaksi kimia bila bertemu dengan unsur oksigen atau
disebur juga dengan oxygen-seeking metal.
b. Logam-logam
yang dengan mudah mengalami reaksi kimia bila bertemu dengan unsur nitrogen dan
atau unsur belerang (sulfur) atau disebut juga nitrogen/sulfur seeking metal.
c. Logam
antara atau logam transisi yang memiliki sifat khusus (spesifik) sebagai logam
pengganti (ion pengganti) untuk logam-logam atau ion-ion logam dari kelas A dan
logam dari kelas B.
Bio-kimia dapat
diartikan sebagai peranan kimia (unsure-unsur kimia) dalam kehidupan makhluk
hidup, di antaranya adalah unsure-unsur logam. Beberapa unsure logam sangat
dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk mempertahankan kehidupannya. Sebagai contoh
adalah unsure logam besi (Fe), unsure ini berkaitan dengan Hb darah membentuk
haemoglobin yang berfungi sebagai pengikat oksigen (O2) dalam darah.
Berbeda
dengan logam biasa, logam berat biasanya menimbulkan efek-efek khusus pada
makhluk hidup. Dapat dikatakan bahwa semua logam berat dapat menjadi racun yang
akan meracuni tubuh makhluk hidup. Sebagai contoh adalah logam air raksa (Hg),
kadmium (Cd), timah (Pb), dan khrom (Cr). Namun demikian, meski semua logam
berat dapat mengakibatkan hidup, keracunan atas makhluk hidup, sebagian dari
logam-logam berat tersebut tetap dibutuhkan oleh makhluk hidup.kebutuhan
tersebut berada dalam jumlah yang sangat sedikit. Tetapi bila kebutuhan dalam
jumlah yang sangat kecil itutidak terpenuhi, maka akan berakibat fatal terhadap
kelangsungan hidup dari setiap makhluk hidup. Karena tingkat kebutuhan sangat
dipentingkan maka logam-logam tersebut juga dinamakan sebagai logam-logam atau
mineral-mineral esensial tubuh. Ternyata kemudian, bila jumlah dari loga-logam
esensial ini masuk ke dalam tubuh dalam jumlah berlebihan, maka akan berubah
fungsi menjadi zat racun bagi tubuh. Contoh dari logam-logam berat esensial ini
adalah tembaga (Cu), seng (Zn), dan nikel (Ni).
B.
Sumber
Pencemaran
Sumber pencemaran logam berat adalah masuknya
material pencemar seperti partikel kimia, limbah industri, limbah pertanian dan
perumahan,industry bahan kimia,pertambangan (emas),yang masuk ke dalam perairan,
yang bisa merusak lingkungan khususnya perairan. Material berbahaya tersebut
memiliki dampak yang bermacam-macam dalam perairan. Ada yang berdampak
langsung, maupun tidak langsung.
Limbah kimia yang bersifat toxic
(racun) yang masuk ke perairan laut akan menimbulkan efek yang sangat
berbahaya. Kelompok limbah kimia ini terbagi dua, pertama kelompok racun yang
sifatnya cenderung masuk terus menerus seperti pestisida, furan, dioksin dan
fenol. Terdapat pula logam berat, suatu unsur kimia metalik yang memiliki kepadatan
yang relatif tinggi dan bersifat racun atau beracun pada konsentrasi rendah.
Contoh logam berat yang sering mencemari adalah air raksa, timah, nikel,
arsenik dan cadmium.
Ketika pestisida masuk ke dalam
ekosistem laut, mereka segera diserap ke dalam jaring makanan di laut. Dalam
jaring makanan, pestisida ini dapat menyebabkan mutasi, serta penyakit, yang
dapat berbahaya bagi hewan laut, seluruh penyusun rantai makanan termasuk
manusia. Racun semacam itu dapat terakumulasi dalam jaringan berbagai jenis
organisme laut yang dikenal dengan istilah bioakumulasi. Racun ini juga
diketahui terakumulasi dalam dasar perairan yang berlumpur. Bahan-bahan
ini dapat menyebabkan mutasi keturunan dari organisme yang tercemar serta
penyakit dan kematian secara massal seperti yang terjadi pada kasus yang
terjadi di Teluk Minamata.
Bahan kimia anorganik lain yang bisa
berbahaya bagi ekosistem laut adalah nitrogen, dan fosfor. Sumber dari limbah
ini umumnya berasal dari sisa pupuk pertanian yang terhanyut kedalam perairan,
juga dari limbah rumah tangga berupa detergent yang banyak mengandung fosfor.
Senyawa kimia ini dapat menyebabkan eutrofikasi, karena senyawa ini merupakan
nutrien bagi tumbuhan air seperti alga dan phytoplankton. Tingginya
konsentrasi bahan tersebut menyebabkan pertumbuhan tumbuhan air ini akan
meningkat dan akan mendominasi perairan, sehingga menganggu organisme lain
bahkan bisa mematikan.
C.
Indikator
Pencemaran Logam Berat dalam Air
Aspek-Aspek
Pencemaran Air
Ada beberapa aspek sebagai pengukuran tingkat
pencemaran air, apakah air tersebut termasuk air yang tercemar ataukah tidak
tercemar. Aspek-aspek pencemaran air yaitu terdiri dari aspek kimia-fisika
pencemran air dan aspek biokimia pencemaran. Adapun aspek kimia-fisika
pencemaran air itu adalah sebagai berikut :
a.
Nilai
pH, Keasaman dan Alkhalinitas.
Air normal yang
memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH sekitar 6,5 – 7,5. Air akan
bersifat asam atau basa tergantung besar kecilnya pH. Bila pH di bawah pH
normal, maka air tersebut bersifat asam, sedangkan air yang mempunyai pH di
atas pH normal bersifat basa. Air limbah dan bahan buangan industri akan
mengubah pH air yang akhirnya akan mengganggu kehidupan biota akuatik.
Alkalinitas berkaitan dengan kesadahan
air, yan merupakan salah satu sifat air. Adanya ion kalsium (Ca) dan magnesium
(Mg) di dalam air akan mengakibatkan sifat kesadahan air tersebut.
b.
Suhu
Air sering
digunakan sebagai medium pendingin dalam berbagai proses industri. Air
pendingin tersebut setelah digunakan akan mendapatkan panas dari bahan yang
didinginkan, kemudian dikembalikan ke tempat asalnya, ayitu sungai atau sumber
air lainnya. Air buangan lebih tingi dari pada air asalnya. Naiknya suhu air
akan menimbulkan akibat sebagai berikut :
- Menurunya
jumlah oksigen terlarut dalam air
- Meningkatkan
kecepatan reaksi kimia
- Mengganggu
kehidupan ikan dan hewan air alinya
- Jika bata suhu
yang mematikan terlampaui, ikan dan hewan air lainnya mungkin akan mati.
c. Oksigen
Terlarut
Untuk
mempertahankan hidupnya, makhluk yang tinggal di dalam air, baik tumbuhan
maupun hewan, bergantung kepada oksigen terlarut. Jada kadar oksigen terlarut
dapat dijadikan ukuran untuk menetukan kualitas air.
d.
Karbondioksida
Dalam Air
Kepekaan oksigen
terlarut dalam air bergantung kepda kepekaan karbondioksida yang ada. Jika
udara (yang mengandung 0,03% karbondioksida) bersentuhan dengna permukaan air
pada tekanan standar maka kelarytan karbondioksida terhadap perubahan suhu.
e.
Warna
dan Kekeruhan
Warna air yang
tidak normaal biasanya merupakan indikasi terjadinya pencemaran air. Warna air
dibedakan menjadi dua macam yaiti warna sejati (akibat bahan-bahan terlarut)
dan air semu (akibat bahan terlaru, bahan tersuspensi diantaranya yang bersifat
koloid.
Kekeruhan
menunjukan sifat toptis air, yang mengakibatkan pembiasan cahaya ke dalam air.
Kekruhan membatasi masukannya cahaya ke dalam iar. Kekurahan ini terjadi karena
adanya bahan terapung, dan terurainya zat tertentu, seperti bahan organik,
jasad renik, lumpur tanah liat dan benda yang terapung dan sangat halus sekali.
Semakin keruh air, semakin tinggi daya hantar listriknya dan semakin banyak
pula padatannya.
f.
Padatan
Pada dasarnya air yang tercemar selalu mengandung
padatan yang dapat dibedakan menjadi empat kelompok berdasarkan besar
partikelnya dan sifat-sfat lainnya, terutama kelarutannya, yaitu :
- Padatan terendap (sedimen)
- Padatan tersuspensi dan koloid
- Padatan terlarut total
- Minyak dan Lemak
g.
Nitrat
Jika kandungan nitrat tersebut akan berubah menjadi
nitrit di perut. Keracunan nitrit akan mengakibatkan wajah membiru dan
kematian.
h.
Posfor
Posfor memasuki air melalui berbagai jalan yaitu
kotoran, limbah, sisa pertanian, kotoran hewan dan sisa tumbuhan dan hewan yang
mati. Pencegahan pencemaran posfor dapat dilakukan dengan melarang penggunaan
ditergen yang mengandung posfat. Juga dengan mewajibkan pengolahan limbah
industri dengan memberikann air kapur atau aluminium sulfat agar posfatnya
mengendapa dan dapat dibuang.
Selain itu ada juga yang disebut dengan aspek
biokimia pencemaran air. Aspek ini menggunakan dua pengujian yang berhubungan
dengan kandungan oksigen dalam air yaitu :
a. Uji BOD (Biochemical Oxygen Demand Test = uji
kebutuhan oksigen biokimia).
b. Uji COD (Chemical Oxygen Demand = uji kebutuhan
oksigen kimia).
D.
Proses
Pencemaran Logam Berat dalam Air
Air laut adalah suatu
komponen yang berinteraksi dengan lingkungan daratan, di mana buangan limbah
dari daratan akan bermuara ke laut. Selain itu air laut juga sebagai tempat
penerimaan polutan (bahan cemar) yang jatuh dari atmosfir. Limbah tersebut yang
mengandung polutan kemudian masuk ke dalam ekosistem perairan pantai dan laut.
Sebagian larut dalam air, sebagian tenggelam ke dasar dan terkonsentrasi ke
sedimen, dan sebagian masuk ke dalam jaringan tubuh organisme laut (termasuk
fitoplankton, ikan, udang, cumi-cumi, kerang, rumput laut dan lain-lain). Kemudian,
polutan tersebut yang masuk ke air diserap langsung oleh
fitoplankton.Fitoplankton adalah produsen dan sebagai tropik level pertama
dalam rantai makanan. Kemudian fitoplankton dimakan zooplankton. Konsentrasi
polutan dalam tubuh zooplankton lebih tinggi dibanding dalam tubuh fitoplankton
karena zooplankton memangsa fitoplankton sebanyak-banyaknya. Fitoplankton dan
zooplankton dimakan oleh ikan-ikan planktivores (pemakan plankton) sebagai
tropik level kedua. Ikan planktivores dimangsa oleh ikan karnivores (pemakan
ikan atau hewan) sebagai tropik level ketiga, selanjutnya dimangsa oleh ikan
predator sebagai tropik level tertinggi.Ikan predator dan ikan yang berumur panjang
mengandung konsentrasi polutan dalam tubuhnya paling tinggi di antara seluruh
organisme laut. Kerang juga mengandung logam berat yang tinggi karena cara
makannya dengan menyaring air masuk ke dalam insangnya setiap saat dan
fitoplankton ikut tertelan. Polutan ikut masuk ke dalam tubuhnya dan
terakumulasi terus-menerus dan bahkan bisa melebihi konsentrasi yang di air. Polutan
tersebut mengikuti rantai makanan mulai dari fitoplankton sampai ikan predator
dan pada akhirnya sampai ke manusia. Bila polutan ini berada dalam jaringan
tubuh organisme laut tersebut dalam konsentrasi yang tinggi, kemudian dijadikan
sebagai bahan makanan maka akan berbahaya bagi kesehatan manusia. Karena
kesehatan manusia sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan. Makanan yang berasal
dari daerah tercemar kemungkinan besar juga tercemar. Demikian juga makanan
laut (seafood) yang berasal dari pantai dan laut yang tercemar juga mengandung
bahan polutan yang tinggi. Salah satu polutan yang paling berbahaya bagi
kesehatan manusia adalah logam berat. WHO (World Health Organization) atau
Organisasi Kesehatan Dunia dan FAO (Food Agriculture Organization) atau
Organisasi Pangan Dunia merekomendasikan untuk tidak mengonsumsi makanan laut
(seafood) yang tercemar logam berat. Logam berat telah lama dikenal sebagai
suatu elemen yang mempunyai daya racun yang sangat potensil dan memiliki
kemampuan terakumulasi dalam organ tubuh manusia. Bahkan tidak sedikit yang
menyebabkan kematian. Beberapa logam berat yang berbahaya adalah :
a. Mercury
Air Raksa atau Mercury
(Hg) adalah salah satu logam berat dalam bentuk cair. Terjadinya pencemaran
mercury di perairan laut lebih banyak disebabkan oleh faktor manusia dibanding
faktor alam. Meskipun pencemaran mercury dapat terjadi secara alami tetapi
kadarnya sangat kecil. Pencemaran mercury secara besar-besaran disebabkan
karena limbah yang dibuang oleh manusia. Manusia telah menggunakan mercury
oksida (HgO) dan mercury sulfida (HgS) sebagai zat pewarna dan bahan kosmetik
sejak jaman dulu. Dewasa ini mercury telah digunakan secara meluas dalam produk
elektronik, industri pembuatan cat, pembuatan gigi palsu, peleburan emas,
sebagai katalisator, dan lain-lain. Penggunaan mercury sebagai elektroda dalam
pembuatan soda api dalam industri makanan seperti minyak goreng, produk susu,
kertas tima, pembungkus makanan juga kadang mencemari makanan tersebut.
Pencemaran logam mercury (Hg) mulai mendapat perhatian sejak munculnya kasus minamata di Jepang pada tahun 1953. Pada saat itu banyak orang mengalami penyakit yang mematikan akibat mengonsumsi ikan, kerang, udang dan makanan laut lainnya yang mengandung mercury. Kasus minamata yang terjadi dari tahun 1953 sampai 1975 telah menyebabkan ribuan orang meninggal dunia akibat pencemaran mercury di Teluk Minamata Jepang. Industri Kimia Chisso menggunakan mercury khlorida (HgCl2) sebagai katalisator dalam memproduksi acetaldehyde sintesis di mana setiap memproduksi satu ton acetaldehyde menghasilkan limbah antara 30-100 gr mercury dalam bentuk methyl mercury (CH3Hg) yang dibuang ke laut Teluk Minamata.
Pencemaran logam mercury (Hg) mulai mendapat perhatian sejak munculnya kasus minamata di Jepang pada tahun 1953. Pada saat itu banyak orang mengalami penyakit yang mematikan akibat mengonsumsi ikan, kerang, udang dan makanan laut lainnya yang mengandung mercury. Kasus minamata yang terjadi dari tahun 1953 sampai 1975 telah menyebabkan ribuan orang meninggal dunia akibat pencemaran mercury di Teluk Minamata Jepang. Industri Kimia Chisso menggunakan mercury khlorida (HgCl2) sebagai katalisator dalam memproduksi acetaldehyde sintesis di mana setiap memproduksi satu ton acetaldehyde menghasilkan limbah antara 30-100 gr mercury dalam bentuk methyl mercury (CH3Hg) yang dibuang ke laut Teluk Minamata.
Methyl mercury ini masuk
ke dalam tubuh organisme laut baik secara langsung dari air maupun mengikuti
rantai makanan. Kemudian mencapai konsentrasi yang tinggi pada daging
kerang-kerangan, crustacea dan ikan yang merupakan konsumsi sehari-hari bagi
masyarakat Minamata. Konsentrasi atau kandungan mercury dalam rambut beberapa
pasien di rumah sakit Minamata mencapai lebih 500 ppm. Masyarakat Minamata yang
mengonsumsi makanan laut yang tercemar tersebut dalam jumlah banyak telah terserang
penyakit syaraf, lumpuh, kehilangan indera perasa dan bahkan banyak yang
meninggal dunia.
b. Kadmium
Kadmium (Cd) menjadi
populer sebagai logam berat yang berbahaya setelah timbulnya pencemaran sungai
di wilayah Kumamoto Jepang yang menyebabkan keracunan pada manusia. Pencemaran
kadmium pada air minum di Jepang menyebabkan penyakit “itai-itai”. Gejalanya
ditandai dengan ketidak-normalan tulang dan beberapa organ tubuh menjadi mati.
Keracunan kronis yang disebabkan oleh Cd adalah kerusakan sistem fisiologis tubuh
seperti pada pernapasan, sirkulasi darah, penciuman, serta merusak kelenjar
reproduksi, ginjal, jantung dan kerapuhan tulang.
Kadmium telah digunakan secara meluas pada berbagai industri antara lain pelapisan logam, peleburan logam, pewarnaan, baterai, minyak pelumas, bahan bakar. Bahan bakar dan minyak pelumas mengandung Cd sampai 0,5 ppm, batubara mengandung Cd sampai 2 ppm, pupuk superpospat juga mengandung Cd bahkan ada yang sampai 170 ppm. Limbah cair dari industri dan pembuangan minyak pelumas bekas yang mengandung Cd masuk ke dalam perairan laut serta sisa-sisa pembakaran bahan bakar yang terlepas ke atmosfir dan selanjutnya jatuh masuk ke laut. Konsentrasi Cd pada air laut yang tidak tercemar adalah kurang dari 1 mg/l atau kurang dari 1 mg/kg sedimen laut.Konsentrasi Cd maksimum dalam air minum yang diperbolehkan oleh Depkes RI dan WHO adalah 0,01,mg/l. Sementara batas maksimum konsentrasi atau kandungan Cd pada daging makanan laut yang layak bagi kesehatan yang direkomendasikan FAO dan WHO adalah lebih kecil dari 0,95 mg/kg. Sebaliknya Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan merekomendasikan tidak lebih dari 2,0 mg/kg.
Kadmium telah digunakan secara meluas pada berbagai industri antara lain pelapisan logam, peleburan logam, pewarnaan, baterai, minyak pelumas, bahan bakar. Bahan bakar dan minyak pelumas mengandung Cd sampai 0,5 ppm, batubara mengandung Cd sampai 2 ppm, pupuk superpospat juga mengandung Cd bahkan ada yang sampai 170 ppm. Limbah cair dari industri dan pembuangan minyak pelumas bekas yang mengandung Cd masuk ke dalam perairan laut serta sisa-sisa pembakaran bahan bakar yang terlepas ke atmosfir dan selanjutnya jatuh masuk ke laut. Konsentrasi Cd pada air laut yang tidak tercemar adalah kurang dari 1 mg/l atau kurang dari 1 mg/kg sedimen laut.Konsentrasi Cd maksimum dalam air minum yang diperbolehkan oleh Depkes RI dan WHO adalah 0,01,mg/l. Sementara batas maksimum konsentrasi atau kandungan Cd pada daging makanan laut yang layak bagi kesehatan yang direkomendasikan FAO dan WHO adalah lebih kecil dari 0,95 mg/kg. Sebaliknya Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan merekomendasikan tidak lebih dari 2,0 mg/kg.
c. Timbal
Timbal (Pb) juga salah
satu logam berat yang mempunyai daya toksitas yang tinggi terhadap manusia
karena dapat merusak perkembangan otak pada anak-anak, menyebabkan penyumbatan
sel-sel darah merah, anemia dan mempengaruhi anggota tubuh lainnya. Pb dapat
diakumulasi langsung dari air dan dari sedimen oleh organisme laut. Dewasa ini
pelepasan Pb ke atmosfir meningkat tajam akibat pembakaran minyak dan gas bumi
yang turut menyumbang pembuangan Pb ke atmosfir. Selanjutnya Pb tersebut jatuh
ke laut mengikuti air hujan. Dengan kejadian tersebut maka banyak negara di
dunia mengurangi tetraeil Pb pada minyak bumi dan gas alam untuk mengurangi
pencemaran Pb di atmosfir.
E.
Dampak
Pencemaran Logam Berat dalam Air
·
Dampak
Pada Lingkungan
1.
Dampak
pencemaran air di lingkungan sekitar
Pencemaran air berdampak luas, misalnya dapat
meracuni sumber air minum, meracuni makanan hewan, ketidakseimbangan ekosistem
sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam, dan sebagainya. Di badan
air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat (dari kegiatan pertanian) telah
menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali (eutrofikasi
berlebihan). Ledakan pertumbuhan ini menyebabkan oksigen, yang seharusnya
digunakan bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang.Ketika
tanaman air tersebut mati, dekomposisi mereka menyedot lebih banyak oksigen.
Sebagai akibatnya, ikan akan mati, dan aktivitas bakteri menurun.
Dampak pencemaran air pada umumnya
dibagi atas 4 kelompok, yaitu :
-
Dampak terhadap kehidupan biota air
-
Dampak terhadap kualitas air tanah
-
Dampak terhadap kesehatan
-
Dampak terhadap estetika lingkungan
2.
Dampak terhadap kehidupan biota air
Banyaknya zat pencemaran pada air limbah akan
menyebabkan menurunnya kadar oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga
mengakibatkan kehidupan dalam air membutuhkan oksigen terganggu serta
mengurangi perkembangannya. Akibat
matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah yang
seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan air limbah yang sulit
terurai. Panas dari industri juga akan membawa dampak bagi kematian organisme,
apabila air limbah tidak didinginkan terlebih dahulu.
3.
Dampak terhadap kualitas air tanah
Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur
dengan faecal coliform telah terjadi dalam skala yang luas, hal ini dibuktikan
oleh suatu survey sumur dangkal di Jakarta. Banyak penelitian yang
mengindikasikan terjadinya pencemaran tersebut.
4.
Dampak terhadap kesehatan
Peran air sebagai pembawa penyakit menular
bermacam-macam antara lain :
Air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen,Air
sebagai sarang insekta penyebar penyakit,Jumlah air yang tersedia tidak cukup,
sehingga manusia bersangkutan tak dapat membersihkan diri,Air sebaga media
untuk hidup vector penyakit.
5.
Dampak terhadap estetika lingkungan
Dengan semakin banyaknya zat organik yang dibuang ke
lingkungan perairan, maka perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya
ditandai dengan bau yang menyengat disamping tumpukan yang dapat mengurangi
estetika lingkungan. Masalah limbah minyak atau lemak juga dapat mengurangi
estetika lingkungan.
·
Dampak
Pada Manusia
Bahaya yang Dapat
Ditimbulkan oleh Logam Berat di dalam Tubuh Manusia :
1. Barium (Ba): Dalam bentuk serbuk, mudah
terbakar pada temperatur ruang. Jangka panjang, menyebabkan naiknya tekanan
darah dan terganggunya sistem syaraf.
2. Cadmium (Cd): Dalam bentuk serbuk mudah terbakar.
Beracun jika terhirup dari udara atau uap.Dapat menyebabkan kanker.Larutan dari
kadmium sangat beracun. Jangka panjang, terakumulasi di hati, pankreas, ginjal
dan tiroid, dicurigai dapat menyebabkan hipertensi.
3. Kromium (Cr): Kromium hexavalen bersifat
karsinogenik dan korosif pada jaringan tubuh. Jangka panjang, peningkatan
sensitivitas kulit dan kerusakan pada ginjal.
4. Timbal (Pb): Beracun jika termakan atau
terhirup dari udara atau uap. Jangka panjang, menyebabkan kerusakan otak dan ginjal;
kelainan pada kelahiran.
5. Raksa (Hg): Sangat beracun jika terserap
oleh kulit atau terhirup dari uap. Jangka panjang, beracun pada sistem syaraf
pusat, dapat menyebabkan kelainan pada kelahiran.
6. Perak (Ag): Beracun. Jangka panjang,
pelunturan abu-abu permanen pada kulit, mata dan membran mukosa (mucus).
F.
Menanggulangi
Pencemaran Air oleh Logam Berat
Pengolahan limbah industri sebelum dibuang ke tempat
pembuangan, dialirkan ke sungai atau selokan hendaknya dikumpulkan di suatu
tempat yang disediakan, kemudian diolah, agar bila terpaksa harus dibuang ke
sungai tidak menyebabkan terjadinya pencemaran air. Bahkan kalau dapat setelah
diolah tidak dibuang ke sungai melainkan dapat digunakan lagi untuk keperluan
industri sendiri.
Pencemaran air yang telah terjadi secara alami
misalnya adanya jumlah logam-logam berat yang masuk dan menumpuk dalam tubuh
manusia, logam berat ini dapat meracuni organ tubuh melalui pencernaan karena
tubuh memakan tumbuh-tumbuhan yang mengandung logam berat meskipun diperlukan
dalam jumlah kecil. Penumpukan logam-logam berat ini terjadi dalam
tumbuh-tumbuhan karena terkontaminasi oleh
limbah industri. Untuk menanggulangi agar tidak terjadi penumpukan logam-logam
berat, maka limbah industri hendaknya dilakukan pengolahan sebelum dibuang ke
lingkungan.
Proses pencegahan terjadinya pencemaran lebih baik
daripada proses penanggulangan terhadap pencemaran yang telah
terjadi.Usaha-usaha tersebut dapat dilakukan, diantaranya melalui menjaga air
tanah agar tetap bersih misalnya :
·
Menempatkan
daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau pemukiman
·
Pembuangan
limbah industri diatur sehingga tidak mencermari lingkungan atau ekosistem
·
Pengawasan
terhadap penggunaan jenis–jenis pestisida dan zat–zat kimia lain yang dapat
menimbulkan pencemaran
·
Memperluas
gerakan penghijauan
·
Tindakan
tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan
·
Memberikan
kesadaran terhadap masyaratkat tentang arti lingkungan hidup sehingga manusia
lebih lebih mencintai lingkungan hidupnya
·
Melakukan
intensifikasi pertanian
Pencegahan adalah lebih baik dari
pengobatan. Artinya, ini kembali pada soal koordinasi unsur-unsur masyarakat
terkait. Khususnya untuk kasus PETI (Penambangan Emas Tanpa Izin), kebijakan
publik, Gubernur, Bupati, dan Departemen Pertambangan sangat menentukan dalam
mengurangi pencemaran sungai. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan
penyuluhan-penyuluhan pada masyarakat penambang.
Peran
pemerintah untuk melakukan AMDAL terhadap suatu perusahaan yang menggunakan air
raksa harus dilakukan dengan benar dan sanksi yang tegas apabila AMDALnya
membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan.
Pengendalian/penanggulangan pencemaran
air di Indonesia telah diatur melalui Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air.
Salah satu upaya serius yang telah
dilakukan Pemerintah dalam pengendalian pencemaran air adalah melalui Program
Kali Bersih (PROKASIH).
Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk
menanggulangi pencemaran, yaitu penanggulangan secara non-teknis dan secara
teknis. Penanggulangan secara non teknis yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran
lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundangan yang dapat
merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan
teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran. Peraturan perundangan ini
hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan industri yang
akan dilaksanakan, misalnya meliputi AMDAL, pengaturan dan pengawasan kegiatan
dan menanamkan perilaku disiplin. Sedangkan penanggulangan secara teknis
bersumber pada perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya, misalnya
dengan mengubah proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu yang dapat
mengurangi pencemaran.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Contoh
Kasus
·
Pencemaran
laut.
Semua pencemar, baik berasl udara, air dan tanah
seagian besar akan tersalurkan air dan masuk ke dalam laut. Penelitian di
Kepulauan Seribu menunjukkan bahwa konsentrasi beberapa logam berat sudah
melampaui standar yang berlaku. 6 jenis ikan yang biasa di makan turis,
ternyata juaga mengandung Cd, Cu, Pb, Zn, dan Hg dalam konsentrasi yang jauh
lebih besar dari yang diperolehkan. Hal ini diperkirakan akibat dari proses
biokonsentrasi. Factor biokonsentrasi ( BCF ) yang diperkirakan untuk
logam-logam tersebut sangat bervariasi, muali dari yang terkecil 11,20 untuk Pb
sampai 65.196.50 untuk Zn ( Kunaefi dan Herto, 2000 ). Patut dicatat disini ,
bahwa Teluk Jakarta menerima air dari 13 sungai. Sekalipun demikian, belum ada
peraturan yang menentukan bagian laut mana saja yang boleh dieksploitasi
produknya, sehingga tidak meracuni mayarakat. Penelitian lain di Pantai Utara
Tangerang yang menerima air 12 sungai, menunjukkan kualitas air sudah tidak
lagi memenuhi syarat bagi perikanan, biota laut, dan pariwisata ( berenang dan
menyelam ), standar yang berlaku telah di lampaui sebanyak 45% sampai 91 % (
Djuangsih, 2000 ).
B.
Pembahasan
Kasus
1. Analisa Kasus
Di Kepulauan Seribu, konsentrasi
beberapa logam berat sudah melampaui standar yang berlaku dan sebagian besar
tersalurkan air ke dalam laut.
2. Dampak
Kasus
Kepulauan Seribu menunjukkan bahwa konsentrasi
beberapa logam berat sudah melampaui standar yang berlaku. 6 jenis ikan yang
biasa di makan turis, ternyata juaga mengandung Cd, Cu, Pb, Zn, dan Hg dalam
konsentrasi yang jauh lebih besar dari yang diperolehkan. Hal ini diperkirakan
akibat dari proses biokonsentrasi.
Sehingga kualitas air sudah tidak lagi
memenuhi syarat bagi perikanan, biota laut, dan pariwisata ( berenang dan
menyelam ), standar yang berlaku telah di lampaui.
3. Pengendalian
dari kasus
Untuk logam-logam berat seperti Hg, Cd, Cu, Zn, Pb,
dan lain-lain dalam pemakaiannya diperhatikan menurut standar yang berlaku dan
limbah yang dihasilkan diolah melalui pengolahan sehingga tidak mencemari
lingkungan khususnya air. Dan untuk masyarakat yang mengalami keracunan
seharusnya di tindak lanjuti lebih dini.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut
dapat disimpulkan bahwa:
1.
Pencemaran
air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup dan komponen lain yang
berasal dari alamiah atau aktivitas manusia ke dalam air sehingga tidak sesuai
lagi dengan peruntunannya.( PP
No. 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran
Air
2.
Sumber-sumber
pencemaran adalah partikel kimia, limbah industri,
limbah pertanian dan perumahan,industry bahan kimia,pertambangan (emas),yang
masuk ke dalam perairan, yang bisa merusak lingkungan khususnya perairan. Sedangkan indikator terjadinya pencemaran lingkungan dapat dilihat dari aspek kimia-fisika pencemran
air dan aspek biokimia pencemaran.
3.
Proses
pencemaran air oleh logam berat melalui interaksi suatu komponen lingkungan daratan, di
mana buangan limbah dari daratan akan bermuara ke laut.
4.
Cara pengendalian
pencemaran air oleh logam berat dengan Pengolahan limbah industri sebelum dibuang ke tempat
pembuangan,
B.
Saran
Saran yang penyusun sampaikan adalah pemerintah
untuk melakukan AMDAL terhadap suatu perusahaan yang menggunakan air raksa
harus dilakukan dengan benar dan sanksi yang tegas apabila AMDALnya
membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan.
0 comments :
Post a Comment