1. Titik (.)
a. Titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan
atau seruan.
Contoh: - Aku membaca buku.
b. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam
satu bagan dan daftar.
Contoh:
III. Depaertemen Dalam Negeri
A. Direktorat Jenderal
Pembangunan Masyarakat Desa
B. Direktorat Jenderal Agama
c. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka yang
menunjukkan waktu.
Contoh: pukul 2.47.23 (pukul 2 lewat 47 menit 23 detik)
d. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka yang
menunjukkan jangka waktu.
Contoh: 1.32.12 (1 jam, 32 menit, 12 detik)
e. Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul
tulisan.
Contoh: Muslich, Masnur. 2008. Tata Bentuk Bahasa Indonesia.
Jakarta: Bumi Aksara.
f. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan
ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh: Kota itu berpenduduk 13.000 orang.
g. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan
kepala karangan.
Contoh: Teori Pengkajian Fiksi
h. Tanda titik tidak dipakai di belakang nama, alamat dan
tanggal surat.
Contoh:
- Yth. Sdr. Abi Natan
- Jalan Solo 9.
- Yogyakarta, 9 Juli 2009.
2. Koma (,)
a. Tanda koma dipakai di antara suatu perincian atau
pembilangan.
Contoh: satu, dua, tiga!
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang
satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi dan melainkan.
Contoh: Saya ingin pergi, tetapi adik melarang.
c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari
induk kalimat jika anak kalimat mendahului induk kalimatnya.
Contoh: Kalau saya mendapatkan uang, saya akan pergi ke
Bali.
d. Tanda koma dipakai di belakang ungkapan penghubung
antarkalimat yang terdapat
pada awal kalimat.
Contoh: Jadi, kita harus patuh pada guru.
e. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata o, ya, wah,
aduh, kasihan, dari kata lain.
Contoh: Aduh, kakiku sakit!
f. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari
bagian lain.
Contoh: Kata Ibu, “Ibu akan membeli baju.”
g. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii)
bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, (iv) nama tempat dan wilayah atau
negeri yang ditulis berurutan.
Contoh: Sdr. Rianto, Jalan Pahlawan 3, Malang
h. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang
dibalik dalam susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh:
Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Teori Peng-kajian Fiksi. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
i. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar
akademik.
Contoh: Ristanti, S. E.
j. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di
antara rupiah dan sen.
Contoh:
- 13,5
- Rp 50,25
k. Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan tambahan
yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh: Guru saya, Bu Intan, baik sekali.
l. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di
belakang keterangan.
Contoh: Dalam pembinaan bahasa, kita memerlukan sikap yang
bersungguh-sungguh.
m. Tanda koma tidak digunakan untuk memisahkan petikan
langsung berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
Contoh: “Mengapa Ibu pergi?” tanya Nina.
3. Titik Koma (;)
a. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian
kalimat yang sejenis.
Contoh: Malam makin larut; dia belum pulang juga.
b. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata
penghubung untuk memisahkan kalimat setara dalam kalimat majemuk.
Contoh: Ibu memasak di dapur; Adik membaca buku di kamar;
Kakak menyiram tanaman.
4. Titik Dua (:)
a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap
jika diikuti rangkaian.
Contoh: Kita memerlukan perabotan rumah tangga: meja, kursi,
dan lemari.
b. Tanda titik dua tidak dipakai jika merupakan pelengkap
yang mengakhiri pernyataan.
Contoh: Ibu berbelanja sayur, daging dan beras.
c. Tanda titik dua dipakai setelah kata yang memerlukan pemerian.
Contoh: Tempat : Ruang C.104
d. Tanda titik dua dipakai pada teks drama yang menunjukkan
pelaku percakapan.
Contoh: Ibu: (meletakkan tas berisi barang belanja) “Bawa
barang ini ke dapur, Nak.”
e. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor
dan halaman, (ii) antara bab dan ayat dlam kitab suci, (iii) antara judul dan
anak judul suatu karangan, (iv) nama kota dan penerbit buku dalam karangan.
Contoh: Karangan Masnur Muslich, Tata Bentuk Bahasa Indonesia:
Kajian ke Arah Tatabahasa Deskriptif
5. Tanda Hubung (-)
a. Tanda hubung menyambung suku-suku dasar yang terpisah
oleh pergantian baris.
Contoh: Selain bentuk itu, ada juga bentuk yang lain.
b. Tanda hubung menyambung awalan dengan kata belakangnya
atau akhiran dengan kata di depannya pada pergantian baris.
Contoh:
- Kini engkau harus memilih.
- Semuanya demi kebaikan kita.
c. Tanda hubung menyambung pengulangan.
Contoh: siswa-siswa, kehijau-hijauan
d. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu
dan bagian-bagian tanggal.
Contoh: h-i-d-u-p; 31-10-1986
e. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (i) se- dengan
kata berikutnya yang diawali dengan huruf kapital, (ii) ke- dengan angka, (iii)
angka dengan –an, (iv) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, (v)
nama jabatan rangkap.
Contoh:
- se-Indonesia - ulang tahun ke-23
- tahun ’70-an - mem-PHK-kan
f. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa
Indonesia dengan asing.
Contoh: di-smash
6. Tanda Pisah ( )
a. Tanda pisah membatasi penyisipan kata di luar bangun
kalimat.
Contoh: Kemerdekaan bangsa itu-saya yakin akan tercapai-diperjuangkan
oleh bangsa sendiri.
b. Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau
yang lain sehingga lebih jelas.
Contoh:
Rangkaian temuan ini-evolusi, teori kenisbian, dan kini juga
pembelahan atom-telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
c. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal
dengan arti ‘sampai’.
Contoh: tanggal 3-5 Agustus 2009
7. Tanda Elipsis
(...)
a. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Contoh: Kalau begitu...aku menurut saja padamu.
b. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat ada
bagian yang dihilangkan.
Contoh: Sebab-sebab keterbelakangan...akan diteliti lebih
lanjut.
8. Tanda Tanya (?)
a. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat.
Contoh: Apakah kau mengetahuinya?
b. Tanda tanya digunakan dalam tanda kurung untuk menyatakan
keraguan.
Contoh: Dia memiliki 34 orang anak (?)
9. Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai pada kalimat perintah, ketidakpercayaan, atau
rasa emosi yang kuat.
Contoh:
- Sungguh menyedihkan peristiwa
itu!
- Pergilah dari sini!
10.Tanda Kurung (
(...) )
a. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan.
Contoh: Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK
(Daftar Isian Kegiatan) kantor itu.
b. Tanda kurung mengapit keterangan yang bukan merupakan
bagian pokok pembicaraan.
Contoh: Keterangan itu (lihat Tabel 9) menunjukkan arus
perkembangan.
c. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang di dalam teks
dapat dihilangkan.
Contoh: Orang itu berasal dari (negara) Jerman.
d. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci
satu urutan keterangan.
Contoh: Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b)
tenaga kerja, dan (c) modal.
11.Tanda Kurung Siku
([...])
a. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata sebagai koreksi
atau tambahan pada kalimat yang ditulis orang lain.
Contoh: Sang Sapurba men[d]engar bunyi itu.
b. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat
penjelas yang sudah bertanda kurung. Contoh:
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya [lihat halaman 41-43]
tidak dibicarakan) perlu dibentangkan di sini.
12.Tanda Petik
(“...”)
a. Tanda petik mengapit petikan langsung pembicaraan atau
naskah.
Contoh: “Saya belum makan,” kata Fitri, “tunggu sebentar!”
b. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku
yang dipakai dalam kalimat.
Contoh:
- Sajak “Berdiri Aku” terdapat
pada halaman 25 buku ini.
- Bacalah ”Bola Lampu” dari buku
Dari Suatu Masa, dari suatu Tempat.
c. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal
yang mempunyai arti khusus.
Contoh: Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara “coba dan
ralat” saja.
d. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri
petikan langsung.
Contoh: Kata Tina, “Saya ingin ikut.”
e. Tanda baca penutup kalimat ditempatkan di belakang tanda
petik yang mengapit kata atau ungkapan.
Contoh: Karena warna kulitnya, Andi mendapat julukan “Si Hitam”.
13. Tanda Petik
Tunggal (‘...’)
a. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di
dalam petikan lain.
Contoh: Tanya Dani, “Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
b. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan,atau
penjelasan kata ungkapan asing.
Contoh: feed-back ‘balikan’
14.Tanda Garis Miring
( / )
a. Tanda garis miring dipakai pada nomor dan penandaan masa
tahun takwim.
Contoh:
- No. 6/PK/2008 - Jalan Supeno
IV/9
- Tahun anggaran 2007/2008
b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan,
atau, atau tiap.
Contoh: harganya Rp 1000,00/biji
15.Tanda Penyingkatan
atau Apostrof (‘)
Tanda penyingkat atau apostrof menunjukkan penghilangan
bagian kata atau bagian angka tahun.
Contoh:
- Tami ‘kan ku jemput. (‘kan = akan)
- 11 Januari ’08 (’08 = 2008)
0 comments :
Post a Comment