Secara Umum
Secara umum tipe
kepemimpinan dapat digolongkan menjadi tipe,yaitu :
a. Tipe Otoriter
Tipe kepemimpinan
yang berpusat pada pekerjaan tanpa menghiraukan kepentingan anggota kelompok
sama sekali. Keputusan senantiasa berada ditangan pemimpin, anggota kelompok
cederung dijadikan sebagai alat untuk mengekploitir tujuan kelompok semata,
sehingga tipe ini mempunyai kekuasaan absolute.
b. Tipe Laizess Faire
Tipe Laizess faire ini memberikan kebebasan yang terlalu
luas bagi anggota kelompok, sehingga kelompok seolah-olah tidak mempunyai
seorang pemimpin, sehingga anggota kelompok cenderung memperlihatkan perilaku
agresif yang tinggi.
c. Tipe
Demokratis
Tipe demokratis merupakan pola kepemimpinan yang sama
mementingkan tercapainya tujuan kelompok seoptimal ,mungkin dengan mengikuti
sertakan seluruh partisipasi anggota, daya dan segenap kemampuan tanggung jawab
bersama. Itulah sebabnya ciri utama gaya kepemimpinan ini adalah
pendistribusian wewenang dan tanggung jawab pemimpin pada sejumlah anggota,
tanpa mengurangi partisipasi dan tanggung jawab terhadap kelompok secara
keseluruhan.
Tipe Kepemimpinan
Menurut Blake dan Mouton
Blake dan Mouton
mengemukakan lima tipe pemimpin, yaitu.
1. Tipe
Improverished
Merupakan
perilaku kepemimpinan dengan segala tindakannya yang kurang berkualitas baik
ditinjau dari segi kerjsamanya dengan anggota kelompok maupun dari segi
pencapaian tujuan kelompok itu sendiri. Kepemimpinan seperti ini dapat disebut
sebagai kepemimpinan plinplan.
2. Tipe Ujung
tombak Kelompok
Kepemimpinan yang
menganggap faktor manusia sebagai robot pekerja tujuan kelompok. Ciri-cirinya
adalah kejam, mengeksplottir anggota kelompok, tidak manusiawi, menstruktur
batas waktu kerja tak terbatas, memberikan sangsi beret terhadap kegagalan dan
kelalaian, bertipe hubungan impersonal.
3. Tipe
Manusiawi
Merupakan
pemimpin yang sangat mementingkan keharmonisan hubungan antar pribadi sesama
anggota dan mengesampingkan tujuan utama kelompok. Cirinya adalah sangat menghargai
eksis-tensi individu sebagai pribadi bersikap lunak, rumah dan penuh kesopanan,
penampilan sebagai manusia (penyayang manusia), rela berkorban demi kepentingan
anggota, punya tenggang rasa yang tinggi.
4. Tipe Team
Builder
Tipe ini sangat
mementingkan tujuan dan keharmonisan hubungan sosial anggota kelompok. Target
tujuannya harus tercapai dan hubungan sosial tetap terbina, harmonis dan penuh
keakraban. Tipe ini adalah yang paling baik dan tidak perlu disangsikan lagi
efektivitasnya, apalagi bila digabungkan dengan pola pendekatan situasional.
5. Tipe The Middle of the Roader
Tipe ini membuat
perilaku perimbangan antara tujuan dan hubungan sosial anggota kelompok.
Keduanya sama dianggap penting dan perlu dicapai secara bersamaan. Tipe ini tidak
jauh berbeda dengan gaya kepemimpinan demokratis kalau tidak boleh dikatakan
identik.
Tipe kepemimpinan menurut Sahertian
1. Tipe Nomothetic’s
Tipe ini,
pemimpin sangat menekankan pada persyaratan institusi yang ada dan konformitas
kelakuannay sesuai dengan yang diharapkan. Kalau perlu mengorbankan kepentingan
lainnya demi tujuan institusi yang bersangkutan. Pemimpin seperti ini memegang
teguh wewenangnya sebagai pemimpin dan kalau perlu memaksakan sangsi yang
ekstrinsik sifat-sifatnya.
2.Tipe
Ideoghraphis
Tipe ini
perhatian pemimpin terhadap individu lebih besar dibandingkan dengan tuntutan
organisasi. Wewenangn yang dimiliki oleh pemimpin dilihat sebagai yang
didelegasikan dan hubungannya anggota dijalin dengan orientasi terhadap
kebutuhan anggota lain.
3.Tipe
Transaksional
Merupakan
kombinasi antara gaya kepemimpina di atas. Pemimpin menekankan pentingnya
tujuan institusi dan pada saat yang bersamaan berharap pula kepribadian tidak
akan diperkosa dalam usaha mencapai tujuan tersebut.
Tipe
kepepimpinan menurut Max Weber
1.Tipe
Kharismatik
Pemimpin diangkat
berdasarkan atas suatu kepercayaan bahwa dia dapat memberikan berkat ilmu gaib
yang dimilikinya, untuk keselamatan masyarakat. Keberhasilan dan prestasi yang
dimilikinya menimbulkan orang lain kagum dan terpesona, sehingga dia dianggap
orang yang berilmu gaib. Charisma yang dimiliki oleh pemimpin itu sebenarnya
merupakan factor raditas yang dibawa sejak lahir.
2. Tipe
Tradisional
Tipe ini,
merupakan kepemimpinan yang diterima secara warisan dan dipercayai sepenuhnya
oleh masyarakat. Misalnya kepemimpinan dalam masyarakat "keraton Jawa,
ninik mamak dalarn masyarakat Minangkabau, ketua marga di Batak, dll. Pemilihan
pemimpin pada umumaya tidak mempertimbangkan syarat yang harus dipenuhi sebagaimana
layaknya, akan tetapi yang paling penting adalah menjaga kelestarian budaya
masyarakat. Mengangkat pemimpin baru menurut alur budaya setempat merupakan
suatu bentuk pelanggaran adat istiadat yang pada umumnya orang tidak berani
melanggarnya.
3. Tipe
Rasional-Legal
Tipe ini,
pemimpin yang dipilih berdasarkan pada dua prinsip, yaitu secara rasional dan
legal. Rasional, karena pemimpin dipilih berdasarkan kriteria tertentu,
misalnya tingkat pendidikan, kecakapan dan pengalaman, serta syarat lainnya.
Tipe Kepemimpinan Menurut Martin Conwav
1. Tipe Crowd-Compeller
Kepemimpinan yang muncul atas panggilan kewajiban. sehingga
dengan tanggung jawab moral seseorang menimbulkan sebagai pemegang amanah dan
golongan yang tertindas. Misalnya,
pejuang kemerdekaan, para kiyai dengan dorongan penyebaran agama dan sejenis
lainnya. Oleh karena sifatnya yang menyentuh aspirasi segenap lapisan masa,
maka dia sangat ampuh menggerakkan. massa tanpa memperhitungkan akibatnya
terlebih dahulu.
2. Tipe
Crowd Representative
Pemimpin dipilih
oleh golongan atau kelompok tertentu yang dijadikan sebagai ketua
mereka. Kedudukannya sebagai pemimpin tertinggi dalam kelompoknya,
hanya sepanjang dan selama didukung oleh golongan atau kelompoknya.
3. Tipe
Crowd Exponent
Pemimpin seperti
ini pada saat yang tepat dan muncul pada waktu yang sangat diperlukan mampu
menggerakkan masa yang sangat hebatnya dan diarahkannya untuk mencapai sasaran
dan maksud tertentu. Biasanya pemimpin seperti ini banyak ditemui dalam keadaan
posisi terjepit, merasa ditindas dan dirugikan, sehingga semua mereka nekad
bertindak sesuai yang diinstruksikan oleh pemimpin mereka. Pemimpin merupakan
kunci pembuka hati yang tertekan, tertutup dan tertindas, sehingga bila kunci
itu sudah terbuka akan menimbulkan suatu tenaga yang sangat besar dan tangguh.
Tipe-Tipe
Pemimpin
Sondang P.
Siagian membedakan tipe pemimpin sebagai berikut:
a) Tipe Aristokrat;
b) Tipe Militeristis;
c) Tipe Paternalistis;
d) Tipe Kharismatis;
e) Tipe Demokratis.
a. Tipe Aristokrat
Seorang pemimpin
yang bertipe aristokratis adalah pemimpin yang
- Menganggap organisasi sebagai milik
pribadi;
- Mengidentikan tujuan pribadi menjadi
tujuan organisasi;
- Menganggap bawahan sebagai alat
semata;
- Tidak mau menerima kritik, saran dan
pendapat; .
- Terlalu bergantung kepada kekuasaan
formalnya;
- Dalam tindakan penggerakkannya sering
mempergunakan approach yang mengandung unsur paksaan dan punishtif
(bersifat menghukum).
Sifat-sifat
tersebut di atas jelas terlihat, bahwa tipe pemimpin itu kurang tepat untuk
suatu organisasi modern, di mana hak-hak manusia itu harus dihormati.
b. Tipe Militeristis
Tipe seorang
pemimpin militeristis berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer.
Seorang pemimpin yang bertipe militeristis adalah seorang yang memiliki sifat:
- Dalam menggerakkan bawahan sistem
perintah yang lebih sering dipergunakan;
- Dalam menggerakkan bawahan senang
bergantung kepada pangkat dan jabatan;
- Senang kepada formalitas yang
berlebihan;
- Menuntut disiplin yang tinggi dan
kaku dari bawahan;
- Menggemari upacara untuk berbagai
keadaan.
Disini juga
terlihat, bahwa pemimpin yang bertipe militeristis ini juga merupakan bukan
tipe pemimpin ideal.
c. Tipe
Paternalistis
Seorang pemimpin
yang bertipe patnerlistis adalah seorang yang :
1. menganggap
bawahannya sebagai orang yang belum dewasa
2. bersikap terlalu
melindungi;
3. jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan dan
inisiatif;
4. jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan
daya kreasi dan fantasi;
5. sering bersikap maha
tahu.
Hendaknya diakui,
bahwa dalam keadaan tertentu pemimpin yang bertipe ini sangat diperlukan,
tetapi sifat negatifnya mengalahkan sifat positif.
d. Tipe Kharismatis,
Sampai saat ini para ahli belum berhasil menemukan penyebab
mengapa seorang pemimpin memiliki kharisma. Namun yang diketahui hanyalah bahwa
pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan umumnya
mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar. Meskipun para pengikutnya sering tidak dapat
menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin tersebut.
Kurang
pengetahuan tentang penyebab yang menjadikan pemimpin kharismatis,
sehingga sering hanya dikatakan pemimpin tersebut diberkahi kekuatan gaib
(supernatural power). Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak
dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk kharisma. Misalnya Mahatma Gandhi,
Iskandar Zulkarnin bukanlah seorang yang mempunyai fisik sehat; John F. Kennedy
adalah seorang pemimpin yang memiliki kharisma, meskipun umurnya masih muda
pada waktu terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat.
e. Tipe Demokratis,
1. dalam proses
menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat, bahwa manusia itu
adalah makhluk termulia di atas dunia ;
2. selalu
berusaha mensikronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan
kepentingan dan tujuan pribadi dari bawahannya;
3. senang
menerima saran, pendapat dan bahkan kritik dari bawahannya;
4. selalu
berusaha mengutamakan kerjasama dan team work dalam usaha mencapai tujuan;
5. dengan
ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat
kesalahan yang kemudian dibandingkan dan diperbaiki agar bawahan tidak lagi
berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang
lain;
6. selalu
berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses darinya;
7. berusaha
mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin (Syahriman
Dkk., 1991:105-108).
Kemudian Bogardus
(1918) mengajukan empat tipe pemimpin, yaitu:
1. Tipe
Otokratik, adalah orang yang berkuasa dalam organisasi yang kuat;
2. Tipe
Demokratik, adalah yang melambangkan interse dan kelompok;
3. Tipe
Eksekutif, adalah yang memperoleh kepemimpinnya, karena segala hal
dapat terlaksana;
4. Tipe
cerminan intelektual, adalah yang mendapat kesukaran dalam merebut
banyak pengikut.
Berbeda derigan
yang disampaikan di atas, ternyata Sanderson dan Nafe (1929) dalam (Syahriman
Dkk., 1991:108). mengajukan empat
tipe pemimpin, yaitu:
- Pemimpin Statis, merupakan orang yang profesional atau
cendikiawan yang bermartabat tinggi yang kerjanya mempengaruhi pikiran
orang lain;
- Pemimpin Eksekutif, melaksanakan kontrol melalui otoritas
dan kekuasaan dari posisi yang didudukinya;
- Pemimpin Profesional, berfungsi untuk merangsang para
pengikutnya untuk mengernbangkan dan menggunakan kemampuannya
masing-masing.
- Pemimpin Kelompok, bekerja demi kepentingan anggota
kelompok.
Setelah itu
Levine (1949) dalam (Syahriman Dkk., 1991:108) menyebutkan empat tipe pemimpin, yaitu:
1. Pemimpin
Kharismatik, sangat membantu kelompok dalam hal mendapat dukungan
dalam pencapaian tujuan bersama;
2. Pemimpin
Organisational, menitik beratkan kepada tindakan yang efektif dan
cenderung mendorong anggota kelompok;
3. Pemimpin
Intelektual, biasanya kurang terampil dalam menarik simpati anggota
kelompok;
4. Pemimpin Informal, cenderung
ingin menyesuaikan gaya penampilan yang sesuai dengan kebutuhan kelompok.
0 comments :
Post a Comment