Proses belajar sering melibatkan ketrampilan dan perilaku baru bagi
peserta didik. Apabila belajar bukan sekedar suatu proses pengumpulan informasi
baru maka peserta didik harus melibatkan diri secara total dalam pengalaman
belajar. Belajar bukanlah sekedar menerima informasi dari orang lain tentang
apa yang ingin diketahuinya. Belajar yang sesungguhnya memerlukan motivasi yang
tinggi dan suasana yang mendukung proses belajar. Untuk itu peserta didik memerlukan
classroom of life di mana di dalamnya
terdapat semangat self-directed learning atau pembelajaran mandiri (PM).
PM adalah suatu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta
didik (student-centred approach) di
mana proses dan pengalaman belajar diatur dan dikontrol oleh peserta didik
sendiri. Para peserta didik memutuskan sendiri
tentang “bagaimana, di mana, dan kapan belajar tentang suatu hal yang mereka
anggap merupakan hal yang penting”. Di dalam konteks problem-based learning (PBL), PM merupakan bagian yang melekat pada proses
pembelajaran. Dalam hal ini PM menuntut peserta didik untuk mengidentifikasi
berbagai masalah yang perlu dipelajari lebih jauh (investigation), tahu di mana harus mencari sumber-sumber belajar
yang berkaitan dengan masalah tadi, mampu menentukan prioritas dan merancang
penelusuran sumber belajar, mampu mempelajari materi yang ada di dalam sumber
belajar tadi, dan kemudian menghubungkan informasi yang telah terkumpul dengan
topik bahasan yang sedang dipelajarinya.
Ditinjau dari perspektif inovasi pendidikan, PM merupakan inovasi
dalam pembelajaran guna memperoleh efisiensi yang tinggi dan keefektivan yang
lebih bermakna sehingga peserta didik bukan hanya mencapai tujuan belajar yang
telah ditetapkan di dalam kurikulum melainkan juga mendapatkan tujuan belajar
yang lebih maju, lebih banyak, dan lebih bermanfaat baginya. Di dalam konteks PM,
batas ruang dan waktu menjadi tidak jelas karena batas tadi telah diterobos
oleh peserta didik.
Hakekat
PM
PM tidak bergantung pada
subyek ataupun metoda instruksional. PM bergantung pada siapa yang
belajar (peserta didik), mencakup siapa yang memutuskan tentang apa yang akan
dipelajari, siapa yang harus mempelajari sesuatu hal, metoda dan sumber apa saja yang akan dipegunakan, dan
bagaimana cara mengukur keberhasilan upaya belajar yang telah dilaksanakan.
Situasi
belajar
Belajar merupakan aktivitas yang bersifat plastis dan secara
biologis mudah dimodifikasi. Hal ini bertolak belakang dengan “mengajar” yang
secara sosial telah terstruktur sehingga bersifat lebih kaku dan lebih sulit
diubah. Seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi, yang secara spesifik
dikenal sebagai era elektronik, baik belajar maupun mengajar mengalami
perubahan yang cepat dan berarti.
Sebagai pembanding terhadap PM, uraian di bawah ini dapat memperjelas perbedaan
antara hakekat PM dengan belajar yang dikontrol oleh institusi:
- Belajar secara formal (formal learning): institusi, bukan
peserta didik, mengontrol tujuan belajar dan tatacara belajar peserta
didik
- Belajar secara nonformal (nonformal learning): peserta didik
mengontrol tujuan belajar, sementara itu institusi mengontrol tatacara
belajar peserta didik
- Belajar secara informal (informal learning): institusi mengontrol
tujuan belajar tetapi peserta didik mengontrol tatacara belajar mereka
sendiri
Dengan adanya era elektronik maka setiap peserta didik harus mampu
menyesuaikan dirinya dengan kemajuan dan perkembangan yang ada. Adaptasi ini sangat
diperlukan agar peserta didik dapat belajar dalam suasana yang nyaman dan
mempunyai gairah belajar yang tinggi. Dengan demikian proses belajar didorong
oleh dirinya sendiri dan bukan semata-mata dituntut dari pihak luar. Suasana
belajar demikian ini akan meningkatkan academic
atmosphere di Perguruan Tinggi yang pada akhirnya akan mempengaruhi sikap
dan perilaku para pengajar untuk dapat mengakomodasi PM yang tengah berkembang.
Pembelajaran
mandiri
PM merupakan suatu proses di mana peserta didik mengambil inisiatif
dengan atau tanpa bantuan pihak lain dalam mendiagnosis kebutuhan belajar,
membuat formulasi tujuan belajar, identifikasi sumber belajar (narasumber dan
materi belajar), memilih dan menjalani strategi belajar yang sesuai, serta
mengevaluasi hasil belajar (outcomes). PM merupakan proses dan sekaligus hasil (outcome).
Peserta didik memperoleh manfaat ketrampilan belajar selama aktif menjalani PM
sekaligus akan mengalami perubahan yang menguntungkan dalam sikap dan perilaku
belajar.
Ada banyak jenis program dan tata cara pelaksanaan PM; dengan
demikian ada beberapa pengertian yang sedikit berbeda tentang PM. Sebagai
contoh, PM adalah setiap upaya atau aktivitas untuk meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan, atau kinerja yang dilakukan oleh setiap peserta didik untuk mencapai cita-cita atau keinginannya
dengan menggunakan berbagai cara, di manapun, kapanpun, dan umur berapapun.
Konsep
kemandirian
Kemandirian (self-direction)
merupakan konsep organisasi untuk pendidikan tinggi; dengan demikian
kemandirian berkaitan erat dengan politik pendidikan. PM memiliki komitmen demokratis
terhadap perubahan posisi dan peran peserta didik di mana peserta didik
memegang kontrol yang lebih besar terhadap dirinya sendiri dalam hal
konseptualisasi, perancangan, pelaksanaan, dan evaluasi belajar serta penetapan
cara-cara pemanfaatan sumber belajar guna proses belajar lebih lanjut.
Independent learning
Konsep ini mempunyai konotasi belajar dalam keadaan “terisolasi”,
atau menggambarkan peserta didik belajar
“sendiri” yang seluruh kegiatannya (menentukan tujuan belajar, isi, usaha,
waktu, evaluasi, dan sebagainya) ditentukan sendiri olehnya. Bantuan dari pihak
lain dapat diterima atau ditolak oleh peserta didik sesuai dengan standar atau
kemauan peserta didik tersebut..
Distance learning
Konsep ini mempunyai konotasi jarak secara fisik antara peserta dan
seorang guru atau instruktur di mana peserta didik mengalami hambatan dalam
berbagai tingkat sehubungan dengan kurikulum.
Psychological control
Konsep ini mengandung konotasi pentingnya arti psychological independence dalam definisi PM daripada elemen sosial
atau kurikulum. Konsep ini ada dalam definisi berikut ini: PM adalah suatu
proses mental yang bertujuan, biasanya disertai dan disokong oleh aktivitas
perilaku yang terlibat di dalam identifikasi dan pencarian informasi. Individu
secara sadar menerima tanggung jawab untuk menentukan keputusan tentang tujuan
dan usaha, dan dengan demikian menjadi agen perubahan pembelajaran bagi diri
sendiri.
0 comments :
Post a Comment