PEMBELAJARAN MANDIRI SEBAGAI SALAH SATU PENDEKATAN PEMBELAJARAN STUDENT-CENTER

Written By putrajunio on Thursday, July 3, 2014 | 11:16 PM

Proses belajar sering melibatkan ketrampilan dan perilaku baru bagi peserta didik. Apabila belajar bukan sekedar suatu proses pengumpulan informasi baru maka peserta didik harus melibatkan diri secara total dalam pengalaman belajar. Belajar bukanlah sekedar menerima informasi dari orang lain tentang apa yang ingin diketahuinya. Belajar yang sesungguhnya memerlukan motivasi yang tinggi dan suasana yang mendukung proses belajar. Untuk itu peserta didik memerlukan classroom of life di mana di dalamnya terdapat semangat self-directed learning atau pembelajaran  mandiri (PM).

PM adalah suatu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student-centred approach) di mana proses dan pengalaman belajar diatur dan dikontrol oleh peserta didik sendiri. Para peserta didik memutuskan sendiri tentang “bagaimana, di mana, dan kapan belajar tentang suatu hal yang mereka anggap merupakan hal yang penting”. Di dalam konteks problem-based learning (PBL), PM merupakan bagian yang melekat pada proses pembelajaran. Dalam hal ini PM menuntut peserta didik untuk mengidentifikasi berbagai masalah yang perlu dipelajari lebih jauh (investigation), tahu di mana harus mencari sumber-sumber belajar yang berkaitan dengan masalah tadi, mampu menentukan prioritas dan merancang penelusuran sumber belajar, mampu mempelajari materi yang ada di dalam sumber belajar tadi, dan kemudian menghubungkan informasi yang telah terkumpul dengan topik bahasan yang sedang dipelajarinya.

Ditinjau dari perspektif inovasi pendidikan, PM merupakan inovasi dalam pembelajaran guna memperoleh efisiensi yang tinggi dan keefektivan yang lebih bermakna sehingga peserta didik bukan hanya mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan di dalam kurikulum melainkan juga mendapatkan tujuan belajar yang lebih maju, lebih banyak, dan lebih bermanfaat baginya. Di dalam konteks PM, batas ruang dan waktu menjadi tidak jelas karena batas tadi telah diterobos oleh peserta didik.

Hakekat PM
PM tidak bergantung pada  subyek ataupun metoda instruksional. PM bergantung pada siapa yang belajar (peserta didik), mencakup siapa yang memutuskan tentang apa yang akan dipelajari, siapa yang harus mempelajari sesuatu hal, metoda  dan  sumber apa saja yang akan dipegunakan, dan bagaimana cara mengukur keberhasilan upaya belajar yang telah dilaksanakan.

Situasi belajar
Belajar merupakan aktivitas yang bersifat plastis dan secara biologis mudah dimodifikasi. Hal ini bertolak belakang dengan “mengajar” yang secara sosial telah terstruktur sehingga bersifat lebih kaku dan lebih sulit diubah. Seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi, yang secara spesifik dikenal sebagai era elektronik, baik belajar maupun mengajar mengalami perubahan yang cepat dan berarti.

Sebagai pembanding terhadap PM, uraian  di bawah ini dapat memperjelas perbedaan antara hakekat PM dengan belajar yang dikontrol oleh institusi:
  • Belajar secara formal (formal learning): institusi, bukan peserta didik, mengontrol tujuan belajar dan tatacara belajar peserta didik
  • Belajar secara nonformal (nonformal learning): peserta didik mengontrol tujuan belajar, sementara itu institusi mengontrol tatacara belajar peserta didik
  • Belajar secara informal (informal learning): institusi mengontrol tujuan belajar tetapi peserta didik mengontrol tatacara belajar mereka sendiri
Dengan adanya era elektronik maka setiap peserta didik harus mampu menyesuaikan dirinya dengan kemajuan dan perkembangan yang ada. Adaptasi ini sangat diperlukan agar peserta didik dapat belajar dalam suasana yang nyaman dan mempunyai gairah belajar yang tinggi. Dengan demikian proses belajar didorong oleh dirinya sendiri dan bukan semata-mata dituntut dari pihak luar. Suasana belajar demikian ini akan meningkatkan academic atmosphere di Perguruan Tinggi yang pada akhirnya akan mempengaruhi sikap dan perilaku para pengajar untuk dapat mengakomodasi PM yang tengah berkembang.

Pembelajaran mandiri
PM merupakan suatu proses di mana peserta didik mengambil inisiatif dengan atau tanpa bantuan pihak lain dalam mendiagnosis kebutuhan belajar, membuat formulasi tujuan belajar, identifikasi sumber belajar (narasumber dan materi belajar), memilih dan menjalani strategi belajar yang sesuai, serta mengevaluasi hasil belajar (outcomes). PM merupakan proses dan sekaligus hasil (outcome). Peserta didik memperoleh manfaat ketrampilan belajar selama aktif menjalani PM sekaligus akan mengalami perubahan yang menguntungkan dalam sikap dan perilaku belajar.

Ada banyak jenis program dan tata cara pelaksanaan PM; dengan demikian ada beberapa pengertian yang sedikit berbeda tentang PM. Sebagai contoh, PM adalah setiap upaya atau aktivitas untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, atau kinerja yang dilakukan oleh setiap peserta didik  untuk mencapai cita-cita atau keinginannya dengan menggunakan berbagai cara, di manapun, kapanpun, dan umur berapapun.

Konsep kemandirian
Kemandirian (self-direction) merupakan konsep organisasi untuk pendidikan tinggi; dengan demikian kemandirian berkaitan erat dengan politik pendidikan. PM memiliki komitmen demokratis terhadap perubahan posisi dan peran peserta didik di mana peserta didik memegang kontrol yang lebih besar terhadap dirinya sendiri dalam hal konseptualisasi, perancangan, pelaksanaan, dan evaluasi belajar serta penetapan cara-cara pemanfaatan sumber belajar guna proses belajar lebih lanjut.

Independent learning
Konsep ini mempunyai konotasi belajar dalam keadaan “terisolasi”, atau menggambarkan  peserta didik belajar “sendiri” yang seluruh kegiatannya (menentukan tujuan belajar, isi, usaha, waktu, evaluasi, dan sebagainya) ditentukan sendiri olehnya. Bantuan dari pihak lain dapat diterima atau ditolak oleh peserta didik sesuai dengan standar atau kemauan peserta didik tersebut..

Distance learning
Konsep ini mempunyai konotasi jarak secara fisik antara peserta dan seorang guru atau instruktur di mana peserta didik mengalami hambatan dalam berbagai tingkat sehubungan dengan kurikulum.

Psychological control
Konsep ini mengandung konotasi pentingnya arti psychological independence dalam definisi PM daripada elemen sosial atau kurikulum. Konsep ini ada dalam definisi berikut ini: PM adalah suatu proses mental yang bertujuan, biasanya disertai dan disokong oleh aktivitas perilaku yang terlibat di dalam identifikasi dan pencarian informasi. Individu secara sadar menerima tanggung jawab untuk menentukan keputusan tentang tujuan dan usaha, dan dengan demikian menjadi agen perubahan pembelajaran bagi diri sendiri.

Bagikan ke :

Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit

Ditulis Oleh : putrajunio ~ The Secret Blog

Muh.Akram Anda sedang membaca artikel berjudul PEMBELAJARAN MANDIRI SEBAGAI SALAH SATU PENDEKATAN PEMBELAJARAN STUDENT-CENTER yang ditulis oleh The Secret Blog yang berisi tentang : Dan Maaf, Anda tidak diperbolehkan mengcopy paste artikel ini.

Blog, Updated at: 11:16 PM

0 comments :

Post a Comment

The Secret Blog © 2014. All Rights Reserved.
SEOCIPS Areasatu