Menurut Space
(Harjasujana, 1997:198) asumsi dasar penggunaan PBB ini adalah ekspresi bahasa
lisan siswa yang didasarkan pada pikiran, perasaan, dan pengalamannya sendiri
yang dapat ditulis dan dibca. Kegiatan ini dapat disamakan sebagaimana halnya
siswa membaca ide-ide orang lain yang telah dituangkan ke dalam wujud tulisan.
Prosedur Pendekatan Pengalaman
Berbahasa dalam pengajaran berbicara memiliki empat langkah sebagai berikut.
Menurut Huff
(Harjasujana, 1997:198) Pendekatan Pengalaman Berbahasa menganut pandangan
bahwa anak-anak akan lebih mudah mengenali tulisannya sendiri, karena kata-kata
yang tertuang dalam tulisan tersebut merupakan refleksi atau cerminan dari
kehidupannya sehari-hari. Bahasa yang digunakan merupakan bahasa yang akrab
dengan kehidupannya yaitu bahasa yang menggambarkan latar belakang pengalaman
pribadinya.
Pendekatan
Pengalaman Berbahasa merupakan suatu pendekatan yang bisa digunakan untuk
pengajaran berbicara yang diikuti oleh
keterampilan berbahasa yang lain yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis. Bahasa lisan anak merupakan landasan utama dalam pengelolaan
pembelajaran berbicara. Pendekatan Pengalaman berbahasa ini sangat menekankan
arti pentingnya kondisi awal pembelajar dalam hal kemampuan bahasa lisan.
Dengan demikian, pelaksanaan pembelajaran berbicara senantiasa diawali oleh
penggalian pengalaman berbahasa anak yang diungkapkan secara lisan, kemudian
direkam ke dalam bentuk tulisan maupun dalam bentuk kaset. Hasil rekaman inilah
yang kemudian dijadikan alat untuk pembelajaran berbicara. Dengan kata lain,
pendekatan Pengalaman Berbahasa menganut pandangan belajar dari anak, untk
anak, dan oleh anak.
Harapan dari
pembelajaran dengan pendekatan seperti inii adalah pembelajar akan lebih
berhasil manakala sejak awal si pembelajar meyakini dirinya mampu dan bisa
melakukan sesuatu. Dengan bahan ajar yang digali dari siswa sendiri, siswa
diharapkan lebih mudah memahami dalam pembelajaran. Dengan cara seperti ini
siswa akan memiliki rasa percaya diri dan menganggap semua yang dipelajari
adalah sesuatu yang bermakna (memiliki nilai guna).
1) Mengidentifikasi
minat, latar belakang pengalaman, dan fasilitas bahasa lisan anak.
Pada langkah ini, guru
berdialog atau mengadakan percakapan ringan
dengan anak. Misalnya bertanya tentang nama, kesukaan, tentang berita
atau kejadian aktual di sekitar lingkungan tempat tinggal atau lingkungan
sekolah. Langkah ini dimaksudkan untuk merancang dan membangkitkan skemata
anak, sehingga dia dapat mengeluarkan pikiran dan perasaannya pada saat guru
memintanya.
2) Merencanakan dan mendiskusikan pengalaman anak
atau topik tertentu yang dipilih anak.
Langkah ini dimaksudkan
untuk menggali pengalaman bahasa anak. Melalui rangsangan tertentu yang
kemudian dijadikan topik diskusi, guru membimbing anak untuk dapat
mengekspresikan pengalamannya melalui bahasa lisan.
3) Mencatat dan merekam bahasa (cerita) anak
Pembelajaran pada tahap
ini, siswa menuliskan ataupun membacakan hasil tulisannya di depan kelas. Hal
ini dimaksudkan bahwa bacaan-bacaan lain yang ditulis orang lain dihasilkan
melalui proses yang sama seperti yang dilihat dan dialaminya pada saat itu.
4) Mengembangkan keterampilan anak sesuai dengan
kebutuhan
Pada
langkah ini, barulah pembelajran yang sesungguhnya dimulai. Berdasarkan hasil
rekaman pengalaman berbahasa siswa, guru mengawali pembelajaran berbicara.
Dengan cara membacakan ataupun memperdengarkan hasil rekaman pada siswa, guru
mengajarkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan berbicara serta
melatih keterampilan berbicara siswa sampai
akhirnya siswa mempunyai keberanian dan keterampilan dalam menyampaikan
gagasan, pendapat, ide, dan menceritakan kembali kepada orang lain baik secara
lisan maupun secara tertulis.
0 comments :
Post a Comment