TIPS MENUMBUHKAN DAN MENINGKATKAN MINAT SERTA MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Written By putrajunio on Tuesday, July 29, 2014 | 8:37 PM

Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor dari luar dan dari dalam diri siswa. Faktor dari dalam diri siswa diantaranya adalah faktor psikologis. Ketika siswa memiliki minat dan motivasi yang cukup tinggi akan mempengaruhi proses pengajaran dan pembelajaran. Pengaruh itu menyebabkan prestasi belajar yang diraih siswa akan memuaskan.

Dalam pembelajaran matematika perlu diterapkan konsep-konsep yang tepat untuk memberikan respon positif terhadap materi. Menurut Dahar (Hera Lestari Mikarsa, 2007 : 6.11) konsep-konsep itu menyediakan skema-skema terorganisir untuk mengasimilasikan stimulus-stimulus baru, dan untuk menentukan hubungan didalam dan antara kategori-kategori.

Menurut pendapat Ausabel (Hera Lestari Mikarsa, 2007 : 6.12) individu memperoleh konsep-konsep melalui dua cara yaitu melalui formasi konsep dan asimilasi konsep. Formasi konsep diperoleh individu sebelum ia masuk sekolah. Karena proses perkembangan konsep-konsep semasa kecil termodifikasi oleh pengalaman-pengalaman sepanjang perkembangan individu. Sedangkan asimilasi konsep terjadi setelah anak bersekolah. Asimilasi konsep secara deduktif, anak biasanya diberi atribut sehingga mereka belajar konseptual misalnya kumpulan binatang berkaki dua, anak akan berpikir ayam, bebek, burung dan lain-lainnya.

Klausmeier (Hera Lestari Mikarsa, 2007 : 6.12), mengemukakan empat tngkatan pencapaian konsep yaitu :
a.  Tingkat Kongkrit
Ditandai adanya pengenalan anak terhadap suatu benda yang pernah ia kenal.
b.  Tingkat Identitas
Seseorang telah mencapai tingkat ini yaitu jika ia mengenal sesuatu obyek setelah selang waktu tertentu.
c.  Tingkat Klasifikatori
Pada tingkatan ini anak sudah mampu mengenal persamaan dari suatu contoh yang berbeda dari kelas yang sama.
d.  Tingkat Formal
Anak sudah mampu membatasi suatu konsep dengan konsep yang lain.

Pembelajaran matematika memerlukan daya nalar yang baik untuk memahami suatu konsep yang diajarkan guru, namun anak memiliki keterbatasan. Seperti apa yang dikatakan Gibson dan Miteher (Hera Lestari Mikarsa, 2007 : 12.21) bahwa anak memiliki daya nalar yang belum sepenuhnya berkembang, memiliki daya konsentrasi yang masih terbatas pada jangka pendek, mudah memiliki sikap dan minat terhadap sesuatu.

Daya nalar yang baik berimplikasi pada daya serap memahami konsep dan pengajaran yang menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan memecahkan masalah yang memerlukan kecerdasan . Hal ini diperkuat oleh pendapat Gatner (Hera Lestari Mikarsa, 2007 : 7.26) bahwa kecerdasan matematika logika adalah kapasitas menggunakan angka secara efektif.
Pengajaran hendaknya memberi kesempatan kepada anak untuk melakukan aktivitas dan bekerja sendiri. Asas bekerja sendiri ditujukan untuk membimbing anak ke arah berdiri sendiri atas tanggung jawab sendiri (Depdikbud, 1993 : 8) Ini berarti, anak dibina untuk percaya kepada diri sendiri, mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dengan kemampuan sendiri, penuh inisiatif, kreatif dan berpikir kritis serta tanggung jawab.

Tugas yang diberikan sedikit menantang berdampak memacu respon yang berkualitas tinggi. Guthrie (Ngalim Purwanto, 1997 : 92) mengemukakan bahwa tingkah laku manusia itu secara keseluruhan dapat dipandang sebagai deretan-deretan tingkah laku yang terdiri dari unit-unit. Unit-unit tingkah laku ini merupakan reaksi atau respon sebelumnya, dan kemudian menimbulkan respon bagi unit tingkah laku yang berikutnya. Ulangan atau latihan  yang berkali-kali memperkuat asosiasi yang terdapat antara unit tingkah laku yang satu dengan tingkah laku yang berikutnya. Peningkatan frekwensi latihan dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan seseorang terhadap bidang latihan.

Dengan demikian minat belajar matematika dapat diartikan sebagai keterlibatan diri secara penuh dalam melakukan aktivitas belajar matematika baik di rumah, di sekolah, dan di masyarakat. Siswa yang mempunyai minat belajar matematika berarti mempunyai usaha dan kemauan untuk mempelajari matematika.
Berkaitan dengan penjelasan diatas, berikut beberapa tips yang bisa digunakan oleh guru dalam menumbuhkan motivasi dan minat belajar siswa khususnya untuk mata pelajaran matematika.
1. Pernyataan penghargaaan secara verbal.
Pernyataan verbal terhadap prilaku yang baik atau hasil kerja atau hasil belajar siswa yang baik merupakan cara yang paling mudah dan efektif untuk meningkatkan motif belajar siswa kepada hasil belajar yang baik. Pernyataan seperti “Bagus sekali“, “Hebat”, “menakjubkan”, disamping menyenangkan siswa, pernyataan verbal mengandung makna interaksi dan pengalaman pribadi yang langsung antara siswa dan guru dan penyampaiannya kongkret sehingga suatu persetujuan atau pengakuan sosial, apalagi kalau penghargaan verbal itu diberikan di depan orang yang banyak.
2. Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan.
Pengetahuan atas hasil pekerjaan, merupakan cara untuk meningkatkan motif belajar siswa.
3. Menimbulkan rasa ingin tahu.
Rasa ingin ditimbulkan oleh suasana yang dapat mengejutkan, keragu-raguan, ketidaktentuan, adanya kontradiksi, menghadapi masalah yang sulit dipecahkan, menemukan suatu hal yang baru, menghadapi teka-teki. Hal tersebut menimbulkan semacam konflik konseptual sehingga membuat siswa merasa penasaran, dengan sendirinya menyebabkan siswa tersebut berusaha keras untuk memecahkannnya. Dalam upaya yang keras itulah motif belajar siswa bertambah besar.
4. Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa.
Dalam upaya itupun, guru sebenarnya bermaksud untuk menimbulkan rasa ingin tahu siswa.
5. Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa.
Hal ini memberikan semacam hadiah bagi siswa pada tahap pertama belajar yang memungkinkan siswa bersemangat untuk belajar selanjutnya.
6. Mengggunakan materi yang dikenal oleh siswa sebagai contoh dalam belajar.
Sesuatu yang telah dikenal siswa dapat diterima dan diingat lebih mudah. Jadi, gunakanlah hal-hal yang telah diketahui siswa sebagai wahana untuk menjelaskan sesuatu yang baru atau belum dipahami oleh siswa.
7. Memunculkan sesuatu yang unik, aneh dan tak tertuga
Gunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu konsep dan prinsip yang sudah dipahami. Sesuatu yang unik, tak terduga, dan aneh dan lebih dikenang oleh siswa daripada sesuatu yang biasa-biasa saja.
8. Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang sudah dipelajari sebelumnya.
Dengan jalan itu, selain siswa belajar menggunakan hal-hal yang telah dikenalnya, dia juga dapat menguatkan pemahaman atau pengetahunannya tentang hal-hal yang telah dipelajarinya.
9. Menggunakan simulasi dan permainan.
Simulasi merupakan upaya untuk menerapkan sesuatu yang dipelajari atau sesuatu yang sedang dipelajari melalui tindakan langsung. Baik simulasi maupun permainan merupakan proses yang sangat menarik bagi siswa. Suasana yang sangat menarik menyebabkan proses belajar menjadi lebih bermakna secara efektif atau emosional bagi siswa. Sesuatu yang bermakna akan lestari diingat, dipahami atau dihargai.
10. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kemahirannya di depan umum.
Hal itu akan menimbulkan rasa bangga dan dihargai oleh umum. Pada gilirannya suasana tersebut akan meningkatkan motif belajar siswa.
11. Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar.
Hal-hal positif dari keterlibatan siswa dalam belajar hendaknya ditekankan, sedangkan hal-hal yang berdampak negatif seyogyanya dikurangi.
12. Memahami iklim sosial dalam sekolah.
Pemahaman iklim dan suasana sekolah merupakan pendorong kemudahan berbuat bagi siswa. Dengan pemahaman itu siswa dapat memperoleh bantuan yang tepat dalam mengatasi masalah atau kesulitan.
13. Memanfaatkan kewibawaan guru secara tepat.
Guru seyogyanya memahami sacara tepat bilamana dia harus menggunakan berbagai manifestasi kewibawaaanya pada siswa untuk meningkatkan motif belajarnya. Jenis–jenis pemanfaatan itu adalah memberi ganjaran, dalam pengendalian prilaku siswa, kewibawaan berdasarkan hukum, kewibawaan sebagai rujukan dan kewibawaan karena keahlian.
14. Memperpadukan motif-motif yang kuat.
Seorang siswa giat belajar mungkin karena latar belakang motif berprestasi sebagai motif yang kuat. Dia dapat pula belajar karena ingin menonjolkan diri dan memperoleh penghargaan atau karena dorongan untuk memperoleh kekuatan. Apabila motif-motif kuat seperti itu dipadukan, maka siswa memperoleh penguatan motif yang jamak, dan kemauan untuk belajar pun bertambah besar, sampai mencapai keberhasilan yang tinggi
15. Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai.
Diatas telah dikemukakan bahwa seorang anak akan berbuat lebih baik dan berhasil apabila memahami yang harus dikerjakannya dan yang dicapai dengan perbuatannya itu. Makin jelas tujuan yang dicapai, makin terarah upaya untuk mencapainya.
16. Merumuskan tujuan-tujuan sementara.
Tujuan belajar adalah rumusan yang sangat luas dan jauh untuk dicapai. Agar upaya mencapai tujuan itu lebih terarah, maka tujuan-tujuan belajar yang umum itu seyogyanya dipilah menjadi menjadi tujuan sementara yang lebih jelas dan lebih mudah dicapai.
17. Memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai.
Dalam belajar hal ini dapat dilakukan dengan selalu memberitahukan nilai ujian atau niai pekerjaan rumah. Dengan mengetahui hasil yang telah dicapai, maka motif belajar siswa lebih kuat, baik itu dilakukan karena ingin mempertahankan hasil belajar yang telah baik, maupun untuk memperbaiki hasil belajar yang kurang memuaskan.
18. Membuat suasana persaingan yang sehat diantara para siswa.
Suasana ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengukur kemampuan dirinya melalui kemampuan orang lain. Lain dari pada itu belajar dengan bersaing menimbulkan upaya belajar yang sungguh-sungguh, disini digunakan pula prisip-prinsip keinginan individu untuk selalu lebih baik dari orang lain.
19. Mengembangkan persaingan dengan diri sendiri.
Persaingan semacam ini dilakukan dengan memberikan tugas dalam berbagai kegiatan yang harus dilakukan sendiri. Dengan demikian, siswa akan dapat membandingkan keberhasilannya dalam melakukan berbagai tugas.
20. Memberikan contoh yang positif.
Banyak guru yang mempunyai kebiasaan untuk membebankan pekerjaan pada siswa tanpa kontrol. Biasanya dia memberikan suatu tugas kepada kelas, dan guru meninggalkan untuk melaksanakan pekerjaan, keadaan ini bukan saja tidak baik, tetapi dapat merugikan siswa. Untuk menggiatkan belajar siswa guru tidak cukup untuk dengan memberikan tugas saja, melainkan harus dilakukan pengawasan dan pembimbingan yang memadai selama siswa mengerjakan tugas kelas. Selain itu dalam mengontrol dan membimbing siswa dalam mengerjakan tugas. Guru seyogyanya memberikan contoh yang baik.
Sekian dan terimakasih sudah berkunjung dan membaca artikel ini.

Bagikan ke :

Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit

Ditulis Oleh : putrajunio ~ The Secret Blog

Muh.Akram Anda sedang membaca artikel berjudul TIPS MENUMBUHKAN DAN MENINGKATKAN MINAT SERTA MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA yang ditulis oleh The Secret Blog yang berisi tentang : Dan Maaf, Anda tidak diperbolehkan mengcopy paste artikel ini.

Blog, Updated at: 8:37 PM

1 comments :

  1. Terima kasih infonya. Semoga kita bisa menjadi guru yang bisa memberi semangat belajar pada para siswa.

    ReplyDelete

The Secret Blog © 2014. All Rights Reserved.
SEOCIPS Areasatu