BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Indonesia dari tahun ke tahun dapat dikatakan
mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Misalnya kurikulum pendidikan yang ideal, sarana prasarana yang memadai
di setiap sekolah dan yang tidak kalah penting dari semua faktor tersebut ialah
faktor pengajar atau kinerja guru.
Kinerja guru dalam proses pembelajaran dapat mempengaruhi
perkembangan pendidikan. Hal ini karena tidak semua guru dapat mengajar peserta
didiknya dengan baik atau profesional.
Ditetapkannya Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan membawa implikasi terhadap sistem dan
penyelenggaraan pendidikan termasuk pengembangan dan pelaksanaan kurikulum.
Pada kenyataannya masih banyak tenaga pendidik yang merasa kesulitan dalam
menerapkan kurikulum tersebut. Dalam hal ini, pendidik harus mengetahui bagaimana
cara mendidik yang benar dengan cara mengelola beberapa keterampilan dasar
dalam mengajar agar tercapainya tujuan pembelajaran. Keterampilan dasar
mengajar adalah keterampilan yang harus dimiliki guru dari semua bidang studi.
Keterampilan dasar mengajar (generic teaching skill) atau keterampilan dasar
teknik intruksional yaitu keterampilan yang bersifat generik atau mendasar atau
umum yang harus dikuasai oleh setiap guru, terlepas dari tingkat kelas dan
bidang studi yang diajarkannya.
Keterampilan dasar mengajar merupakan keterampilan yang
kompleks, yang pada dasarnya merupakan pengintegrasian utuh dari berbagai
keterampilan yang jumlahnya sangat banyak. Dengan demikian keterampilan dasar
mengajar berkenaan dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang bersifat
mendasar dan harus dikuasai oleh tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas
mengajarnya.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mengajukan
makalah yang berjudul “Keterampilan Dasar Mengajar Guru Mempengaruhi Perkembangan
Pendidikan” yang nantinya dapat memperjelas pengertian dan tujuan
keterampilan dasar mengajar guru, termasuk didalamnya jenis-jenis keterampilan
dasar mengajar guru.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian keterampilan dasar
mengajar?
2. Apakah tujuan dari keterampilan dasar
mengajar?
3. Apa saja keterampilan dasar mengajar
yang harus dimiliki seorang guru?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui, memahami,
dan memaparkan pengertian keterampilan dasar mengajar.
2. Untuk mengetahui dan
memahami tujuan keterampilan dasar mengajar.
3. Untuk mengetahui, memahami,
dan memaparkan keterampilan dasar mengajar; membuka dan menutup pelajaran,
menjelaskan, bertanya, dan pengelolaan kelas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar
Guru merupakan sosok yang digugu dan ditiru, begitulah
falsafah yang sering kita dengar. Program kelas tidak akan berarti bilamana
tidak diwujudkan menjadi kegiatan. Untuk itu, peranan guru sangat menentukan
karena kedudukannya sebagai pemimpin pendidikan diantara murid-murid suatu
kelas. Secara etimologi atau dalam arti sempit, guru yang berkewajiban
mewujudkan suatu program kelas adalah orang yang kerjanya mengajar atau
memberikan pelajaran di sekolah atau kelas. Secara lebih luas, guru berarti
orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung
jawab dalam membantu anak-anak untuk mencapai kedewasaan masing-masing dalam
berpikir dan bertindak. Guru dalam pengertian terakhir bukan sekedar orang
yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan materi pengetahuan
tertentu, akan tetapi adalah anggota masyarakat yang harus ikut aktif dan
berjiwa bebas serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didik nya
menuju sebuah cita-cita luhur mereka. Untuk mencapai hal tersebut diatas maka
dibutuhkan keterampilan-keterampilan dasar seorang guru dalam mengajar.
Keterampilan dasar mengajar merupakan keterampilan dasar
yang perlu dimiliki oleh guru dari semua bidang studi. Jika dipertimbangkan
bahwa bidang-bidang studi yang bermacam-macam mempunyai ciri-ciri pengajaran
yang khas, keterampilan mengajar untuk bidang-bidang studi khusus perlu
dikembangkan. Perkembangan dunia pendidikan menggunakan media dan teknologi
saat ini menyebabkan kekhasan ciri pengajaran dari masing-masing studi makin tampak,
dan perbedaannya dengan pengajaran bidang studi lain makin nyata.
Keterampilan dasar mengajar (generic teaching skill) atau
keterampilan dasar teknik intruksional yaitu keterampilan yang bersifat generik
atau mendasar atau umum yang harus dikuasai oleh setiap guru, terlepas dari
tingkat kelas dan bidang studi yang diajarkannya.
Keterampilan dasar mengajar merupakan keterampilan yang
kompleks ,yang pada dasarnya merupakan pengintegrasian utuh dari berbagai
keterampilan yang jumlahnya sangat banyak.
Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) adalah
kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional
behaviors) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau widyaiswara
agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan profesional
(As. Gilcman,1991). Dengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan
dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus
dikuasai oleh tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya.
1. Menguasai materi atau bahan ajar yang
akan diajarkan (what to teach)
2. Menguasai metodologi atau cara untuk
membelajarkannya (how to teach)
Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek nomor dua
yaitu cara membelajarkan siswa. Keterampilan dasar mengajar mutlak harus
dimiliki dan dikuasai oleh tenaga pengajar karena dengan keterampilan dasar
mengajar dapat memberikan pengertian lebih dalam mengajar. Mengajar bukan hanya
sekedar proses menyampaikan materi saja, tetapi menyangkut aspek yang lebih
luas seperti pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan, dan nilai-nilai.
B. Tujuan Keterampilan Dasar Mengajar
Tujuan dari keterampilan dasar mengajar guru yaitu supaya
guru atau tenaga pendidik dapat memahami
hakikat keterampilan dasar mengajar yang dapat dipratikkan di dalam
kelas, mengidentifikasi jenis-jenis keterampilan dasar mengajar dan terampil
menerapkan setiap jenis keterampilan dasar mengajar untuk meningkatkan kuaitas
proses dan hasil pembelajaran. Dengan memiliki pemahaman ini seorang guru akan
mempunyai persiapan mengajar yang baik dalam menguasai bahan pengajaran, mampu
memilih metode yang tepat serta bisa
memberikan penguasaan kelas yang baik.
Tujuan yang lain yaitu untuk membekali tenaga pendidik
beberapa keterampilan dasar mengajar dan pembelajaran. Bagi calon tenaga
pendidik hal ini akan memberi pengalaman mengajar yang nyata dan latihan
sejumlah keterampilan dasar mengajar secara terpisah, sedangkan bagi calon
tenaga pendidik hal ini dapat mengembangkan keterampilan dasar mengajarnya
sebelum mereka melaksanakan tugas sebagai tenaga pendidik. Memberikan
kemungkinan calon tenaga pendidik untuk mendapatkan bermacam keterampilan dasar
mengajar serta memahami kapan dan bagaimana menerapkan dalam program
pembelajaran sehingga pada akhir masa kuliah mahasiswa diharapkan memiliki
kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan nilai–nilai dasar atau sikap yang
direfleksikan dalam berfikir dan bertindak) sebagai calon guru sehingga
memiliki pengalaman melakukan pembelajaran dan kesiapan untuk melakukan praktek
pendidikan di sekolah/lembaga/klub.
C. Jenis Keterampilan Dasar Mengajar
Keterampilan dasar mengajar yang harus ada pada seorang
tenaga pengajar atau pendidik dapat dibedakan menjadi 8 jenis keterampilan.
Keterampilan dasar mengajar tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran,
2.
Keterampilan Menjelaskan,
3.
Keterampilan Bertanya,
4.
Keterampilan Mengelola Kelas,
5.
Keterampilan Mengadakan Variasi,
6.
Keterampilan Memberi Penguatan,
7.
Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil,
8.
Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan.
Namun dalam pembahasan ini, hanya akan dibahas empat
keterampilan dasar yaitu keterampilan membuka dan menutup pelajaran,
keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya, dan keterampilan mengelola
kelas.
1 Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
a. Membuka pelajaran
Membuka pelajaran adalah usaha yang dilakukan oleh guru
dalam kegiatan pelajaran untuk menciptakan pra kondisi bagi siswa agar mental
maupun perhatian terpusat pada pengalaman belajar yang disajikan sehingga akan
mudah mencapai kompetensi yang diharapkan. Dengan kata lain, membuka pelajaran
itu adalah mempersiapkan mental dan perhatian siswa agar siswa terpusat pada
hal-hal yang akan dipelajarai.
Secara khusus tujuan membuka pelajaran adalah:
1. Menarik perhatian siswa, yang dapat
dilakukan dengan:
· Meyakinkan siswa bahwa
materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan berguna untuk dirinya.
· Melakukan hal-hal yang
dianggap aneh bagi siswa, misalnya dengan menggunakan alat bantu.
· Melakukan interaksi yang menyenangkan
2. Menumbuhkan motivasi belajar siswa,
yang dapat dilakukan dengan:
· Membangun suasana akrab
sehingga siswa merasa dekat, misalnya menyapa dan berkomunikasi secara
kekeluargaan.
· Menimbulkan rasa ingin tahu,
misalnya mengajak siswa untuk mempelajari suatu kasus yang sedang hangat
dibicarakan.
· Mengkaitkan materi atau
pengalaman belajar yang akan dilakukan dengan kebutuhan siswa.
3. Memberikan acuan atau rambu-rambu
tentang pembelajaran yang akan dilakukan, yang dapat dilakukan dengan :
· Mengemukakan tujuan yang
akan dicapapi serta tugas-tugas yang harus dilakukan dalam hubungannya dengan
pencapaian tujuan.
· Menjelaskan langkah-langkah
atau tahapan pembelajaran, sehingga siswa memahami apa yang harus dilakukan.
· Menjelaskan target atau
kemampuan yang harus dimiliki setelah pembelajaran berlangsung.
b. Menutup pelajaran
Menutup pelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang
dilakukan guru untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk memberikan gambaran
menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa serta keterkaitannya dengan
pengalaman sebelumnya, mengetahui tingkat keberhasilan siswa, serta
keberhasilan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Menutup pelajaran dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
1. Merangkum atau membuat garis-garis
besar persoalan yang baru dibahas, sehingga siswa memperoleh gambaran
yang menyeluruh dan jelas tentang pokok-pokok persoalan.
2. Mengonsolidasikan perhatian terhadap
hal-hal pokok agar informasi yang telah diterima dapat membangkitkan minat
untuk mempelajari lebih lanjut.
3. Mengorganisasikan kegiatan yang telah
dilakukan untuk membentuk pemahaman baru tentang materi yang telah
dipelajarinya.
4. Memberikan tindak lanjut serta
saran-saran untuk memperluas wawasan yang berhubungan dengan materi pelajaran
yang telah dibahas.
Adapun tujuan membuka dan menutup pelajaran adalah sebagai
berikut:
· Menimbulkan perhatian dan
motivasi siswa terhadap tugas-tugas yang akan dihadapi
· Memungkinkan siswa
mengetahui batas-batas tugasnya yag akan dikerjakan
· Siswa dapat mengetahui
pendekatan-pendekatan yang akan digunakan dalam mempelajari bagian-bagian
pelajaran.
· Memungkinkan siswa
mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman yang dikuasai dengan hal-hal
baru yang akan dipelajari.
· Memberikan kemungkinan
kepada siswa untuk menggabungkan fakta-fakta, keterampilan-keterampilan,
konsep-konsep yang tercakup dalam suatu peristiwa.
· Memungkinkan siswa dapat
mengatahui tingkat keberhasilannya dalam pelajaran.
Dalam keterampilan membuka dan menutup pelajaran ada
beberapa prinsip yang perlu dipertimbangkan oleh guru, yaitu:
· Kebermaknaan
Dalam usaha menarik perhatian siswa atau memotivasi siswa,
guru harus memilih cara yang relevan dengan isi dan tujuan pelajaran.
· Berurutan dan
Berkesinambungan
Aktivitas yang ditempuh guru dalam mengenalkan dan merangkum
kembali pokok-pokok penting pelajaran hendaknya merupakan bagian yang utuh
(merupakan suatu kebulatan). Kaitan antara bagian yang satu dengan yang lain
atau dengan pengalaman siswa harus jelas.
2 Keterampilan menjelaskan
a. Pengertian keterampilan menjelaskan
Keterampilan menjelasakan adalah suatu keterampilan
menyajikan bahan belajar yang diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu
kesatuan yang berarti, sehingga mudah dipahami para peserta didik.
b. Tujuan kegiatan menjelaskan
· Membantu siswa memahami
berbagai konsep, hukum, dalil, dan sebagainya secara objektif dan bernalar.
· Membimbing siswa menjawab
pertanyaan “mengapa” yang muncul dalam proses pembelajaran.
· Meningkatkan keterlibatan
siswa dalam memecahkan berbagai masalah melalui cara berfikir yang sistematis.
· Mendapatkan balikan dari
siswa tentang tingkat pemahamannya terhadap konsep yang dijelaskan dan untuk
mengatasi salah pengertian.
· Memberi kesempatan kepada
siswa untuk menghayati proses penalaran dalam penyelesaian ketidakpastian.
c. Komponen-Komponen
keterampilan menjelaskan
· Keterampilan merencanakan
penjelasan
Merencanakan isi pesan, meliputi menganalisis terlebih
dahulu terhadap masalah secara keseluruhan, jenis hubungan yang ada antara
unsur-unsur yang dibicarakan, memahami terlebih dahulu tentang penerapan hukum,
rumus atau generalisasi yang sesuai dengan masalah yang ada.
· Menganalisis karakteritik
penerima pesan
Merencanakan suatu penjelasan harus mempertimbangkan
penerima pesan. Penjelasan yang disampaikan tersebut sangat bergantung pada
kesiapan audiens yang mendengarkannya. Hal ini berkaitan erat dengan jenis
kelamin, usia, kemampuan, latar belakang sosial dan lingkungan belajar. Oleh
karena itu, dalam merencanakan suatu penjelasan harus selalu mempertimbangan
faktor-faktor tersebut di atas.
· Keterampilan menyajikan penjelasan
1. Kejelasan
2. Penggunaan contoh dan ilustrasi
3. Pemberian tekanan
4. Balikan
d. Prinsip-prinsip menjelaskan
Penjelasan harus disesuaikan dengan kemampuan dan
karakteristik peserta didik. Penjelasan harus diselingi tanya jawab dan materi
penjelasan harus dikuasai secara baik oleh guru. Penjelasan harus sesuai dengan
tujuan pembelajaran serta harus bermanfaat dan bermakna bagi peserta didik.
Dalam menjelaskan harus disertai dengan contoh-contoh yang kongkrit dan
dihubungkan dengan kehidupan.
e. Aspek-aspek yang
harus diperhatikan dalam menjelaskan
· Bahasa yang digunakan dalam
menjelaskan harus sederhana, terang, dan jelas.
· Bahan yang akan diterangkan
dipersiapkan dan dikuasai terlebih dahulu.
· Pokok-pokok yang diterangkan
harus disimpulkan.
· Dalam menjelaskan sertai
dengan contoh dan ilustrasi.
· Adakan pengecekan terhadap
tingkat pemahaman peserta didik melalui pertanyaan-pertanyaan.
3. Keterampilan bertanya
a. Pengertian Keterampilan Bertanya
Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam proses
komunikasi, termasuk dalam komunikasi pembelajaran. Keterampilan bertanya
merupakan ucapan atau pertanyaan yang dilontarkan guru sebagai stimulus untuk
memunculkan atau menumbuhkan jawaban (respon) dari peserta didik.
b. Empat
Alasan Guru perlu menguasai keterampilan bertanya karena:
· Guru
cenderung mendominasi kelas dengan ceramah,
· Siswa
belum terbiasa mengajukan pertanyaan,
· Siswa
harus dilibatkan secara mental-intelektual secara maksimal, dan
· Adanya
anggapan bahwa pertanyaan hanya berfungsi untuk menguji pemahaman siswa.
c. Fungsi
pertanyaan yang baik
· Mendorong
siswa untuk berpikir,
·
Meningkatkan keterlibatan siswa,
· Merangsang
siswa untuk mengajukan pertanyaan,
·
Mendiagnosis kelemahan siswa,
· Memusatkan
perhatian siswa pada satu masalah, dan
· Membantu
siswa mengungkapkan pendapat dengan bahasa yang baik
d. Komponen-Komponen keterampilan bertanya
1. Keterampilan bertanya dasar
·
Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat, artinya pertanyaan harus
dibuat dengan struktur kalimat yang sederhana.
· Pemberian
Acuan, artinya sebelum bertanya guru perlu memberikan acuan berupa informasi
yang perlu diketahui siswa.
· Pemusatan,
artinya memfokuskan perhatian siswa pada inti masalah tertentu.Contoh:
- Sebutkan macam-macam ikan!
- Di antara
banyaknya ikan, ikan apa saja yang hidup di air tawar?
·
Pemindahan Giliran, artinya satu pertanyaan dijawab secara bergilir oleh
beberapa orang siswa. Jadi, setelah siswa memberi jawaban, maka guru meminta
jawaban lagi kepada siswa kedua melengkapi jawaban tersebut, dan kemudian
meminta jawaban lagi kesiswa ketiga dan seterusnya.
·
Penyebaran, artinya beberapa pertanyaan berbeda ditujukan kepada siswa berbeda
pula.
·
Pemberian waktu berfikir, artinya setelah mengajukan pertanyaan guru hendaknya
menunggu beberapa saat sebelum meminta atau menunjuk siswa untuk menjawabnya.
·
Pemberian Tuntunan, artinya guru harus memberikan tuntunan saat jawaban siswa
tidak sesuai harapan sehingga secara bertahap siswa mampu memberikan jawaban.
Tuntunan dapat diberikan dengan cara mengungkapkan kembali pertanyaan dengan
bahasa yang sederhana (memparafrase), mengajukan pertanyaan lain, mengulangi
penjelasan materi.
2. Keterampilan Bertanya
Lanjut
Keterampilan bertanya lanjut dibentuk berdasarkan penguasaan
keterampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan
kemampuan berpikir siswa, memperbesar partisipasi, dan mendorong siswa agar
dapat berinisiatif sendiri. Adapun komponennya terdiri atas:
· Pengubahan susunan tingkat
kognitif dalam menjawab pertanyaan, artinya pertanyaan yang diajukan guru harus
mengundang siswa untk berpikir.
· Pengaturan urutan
pertanyaan, artinya guru hendaknya mengatur urutan pertanyaan.
· Penggunaan pertanyaan
pelacak, artinya guru dapat mengajukan pertanyaan pelacak yang dapat membimbing
siswa untuk mengembangkan jawaban yang diberikan. Contohnya, seperti meminta
klarifikasi, meminta siswa memberi alasan, meminta kesepakatan pandangan siswa,
meminta ketepatan jawaban, meminta jawaban yang relevan, meminta contoh, dan
meminta jawaban yang lebih kompleks.
3. Peningkatan
terjadinya interaksi
Dalam menerapkan keterampilan bertanya dasar dan lanjut,
guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
· Kehangatan dan keantusiasan.
· Menghindari kebiasaan
mengulang pertanyaan sendiri, mengulangi jawaban siswa, menjawab pertanyaan
sendiri, mengajukan pertanyaan yang mengundang jawaban serempak, mengajukan pertanyaan ganda, dan menunjuk
siswa sebelum mengajukan pertanyaan.
· Memberikan waktu berpikir
· Mempersiapkan pertanyaan
pokok yang akan diajukan
· Menilai pertanyaan yang
telah diajukan
e. Jenis-jenis
pertanyaan
1.
Pertanyaan langsung, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada salah satu peserta
didik.
2.
Pertanyaan umum dan terbuka, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada seluruh
kelas.
3.
Pertanyaan retorik, yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban pertanyaan
faktual, yaitu pertanyaan untuk menggali fakta dan informasi.
4.
Pertanyaaan yang diarahkan kembali, yaitu pertanyaan yang dikembalikan kepada
peserta didik atas pertanyaan peserta didik lain.
5. Pertanyaan
memimpin (Leading Question) yaitu pertanyaan yang jawabannya tersimpul dalam
pertanyaan itu sendiri.
4 Keterampilan mengelola kelas
a. Pengertian
keterampilan mengelola kelas
Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan guru
untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikan
ke kondisi yang optimal jika terjadi gangguan, baik dengan cara mendisiplinkan
ataupun melakukan kegiatan remedial.
b. Tujuan keterampilan
mengelola kelas
Penggunaan komponen dalam kelas mempunyai beberapa tujuan,
antara lain:
· Mendorong siswa
mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya.
· Membantu siswa untuk
mengerti tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas, dan memahami bahwa
teguran guru merupakan suatu peringatan, dan bukan kemarahan
· Menimbulkan rasa kewajiban
melibatkan siri dalam tugas serta bertingkah laku yang sesuai dengan aktivitas
kelas.
· Keterampilan yang berkaitan
dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal.
c. Prinsip-prinsip
keterampilan mengelola kelas
Beberapa prinsip yang diperhatikan dalam melaksanakan
komponen keterampilan mengelola kelas adalah:
· Kehangatan dan keantusiasan.
· Penggunaan bahan-bahan yang
menantang akan meningkatkan gairah belajar siswa.
· Perlu dipertimbangkan
penggunaan variasi media, gaya mengajar, dan pola interaksi.
· Diperlukan keluwesan tingkah
laku guru dalam mengubah strategi mengajarnya untuk mencegah gangguan-gangguan
yang timbul.
· Penekanan hal-hal yang
positif dan menghindari pemusatan perhatian siswa pada hal-hal negatif.
· Mendorong siswa untuk
mengembangkan disiplin diri sendiri dengan cara memberi contoh dalam perbuatan
guru sehari-hari.
d. Komponen-komponen
keterampilan mengelola kelas
Komponen-komponen keterampilan mengelola kelas, antara lain:
1. Keterampilan yang berkaitan dengan
penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.
· Menunjukkan sikap tanggap:
Melalui perbuatan sikap tanggap ini siswa merasakan bahwa “guru hadir
bersama dengan mereka” dan “ tahu apa yang mereka perbuat”. Kesan
ini dapat ditunjukkan dengan cara memandang kelas secara seksama, gerak
mendekati, memberikan pernyataan, dan memberikan reaksi terhadap gangguan serta
kekacauan.
· Membagi perhatian: Pengelola
kelas yang efektif ditandai dengan pembagian perhatian yang efektif pula.
Perbuatan membagi perhatian dapat dikerjakan secara visual dan verbal.
· Memusatkan perhatian
kelompok: Perbuatan ini penting untuk mempertahankan perhatian siswa dari waktu
ke waktu dan dapat dilaksanakan dengan cara menyiagakan siswa, dan menuntut
tanggung jawab siswa.
· Memberikan petunjuk-petunjuk
yang jelas.
· Menegur: Teguran verbal yang
efektif harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: (1) tegas, jelas tertuju
kepada siswa yang mengganggu dan tingkah laku yang harus dihentikan; (2)
menghindari peringatan yang kasar atau yang mengandung penghinaan; (3)
menghindari ocehan yang berkepanjangan.
· Memberi penguatan: pemberian
penguatan dapat dilakuakn kepada siswa yang suka mengganggu jika pada suatu
saat dia “tertangkap” melakukan perbuatan yang positif. Dapat pula
kepada siswa yang bertingkah laku wajar sebagai contoh.
2. Keterampilan yang berkaitan dengan
pengambilan kondisi belajar yang optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan
respon guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru
dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang
optimal. Beberapa strategi yang dapat digunakan oleh guru adalah:
· Memodifikasi tingkah laku.
Beberapa langkah yang dipergunakan untuk mengorganisasi tingkah laku ialah: (1)
merinci tingkah laku yang menimbulkan gangguan; (2) memilih norma yang
realistis untuk tingkah laku yang menjadi tujuan dalam program remedial; (3)
bekerja sama dengan rekan atau konselor; (4) memilih tingkah laku yang akan
diperbaiki; dan (5) memvariasikan pola penguatan yang tersedia misalnya dengan
cara meningkatkan tingkah laku yang diinginkan, mengajarkan tingkah laku baru,
mengurangi dan menghilangkan tingkah laku yang tidak diinginkan dengan teknik
tertentu, misalnya penghapusan penguatan, memberi hukuman, membatalkan kesempatan,
dan mengurangi hak.
· Pengelolaan kelompok:
pendekatan pemecahan masalah kelompok dapat dikerjakan oleh guru sebagai salah
satu alternatif dalam mengatasi masalah-masalah pengelolaan kelas. Keterampilan
yang diperlukan antara lain: (1) memperlancar tugas; (2) memelihara kegiatan
kelompok.
· Menemukan dan memecahkan
tingkah laku yang menimbulkan masalah: Seperangkat tingkah laku yang
dikerjakan, menurut shall, adalah: (1) pengabaian yang direncanakan; (2) campur
tangan dengan isyarat; (3) mengawasi dari dekat; (4) menguasai perasaan yang
mendasari terjadinya suatu perbuatan yang negative; (5) mengungkapkan perasaan
siswa; (6) memindahkan masalah yang bersifat mengganggu; (7) menyusun kembali
rencana belajar; (8) menghilangkan ketegangan dengan humor; (9) memindahkan
penyebab gangguan; (10) pengekangan fisik; (11) pengasingan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Keterampilan dasar mengajar (generic teaching skill) atau
keterampilan dasar teknik intruksional yaitu keterampilan yang bersifat generik
atau mendasar atau umum yang harus dikuasai oleh setiap guru, terlepas dari
tingkat kelas dan bidang studi yang diajarkannya.
Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) adalah
kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional
behaviors) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau widyaiswara
agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan profesional
(As. Gilcman,1991). Dengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan
dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus
dikuasai oleh tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya.
Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh tenaga
pengajar karena dengan keterampilan dasar mengajar dapat memberikan pengertian
lebih dalam mengajar.
Tujuan dari keterampilan dasar mengajar guru yaitu supaya
guru atau tenaga pendidik dapat memahami
hakikat keterampilan dasar mengajar yang dapat dipratikkan di dalam
kelas, mengidentifikasi jenis-jenis keterampilan dasar mengajar dan terampil
menerapkan setiap jenis keterampilan dasar mengajar untuk meningkatkan kuaitas
proses dan hasil pembelajaran. Tujuan yang lain yaitu untuk membekali tenaga
pendidik beberapa keterampilan dasar mengajar dan pembelajaran.
Keterampilan dasar mengajar yang harus ada pada seorang
tenaga pengajar atau pendidik dapat dibedakan menjadi 8 jenis keterampilan.
Keterampilan dasar mengajar tersebut adalah sebagai berikut:
1. Keterampilan Membuka dan Menutup
Pelajaran,
2. Keterampilan Menjelaskan,
3. Keterampilan Bertanya,
4. Keterampilan Mengelola Kelas,
5. Keterampilan Mengadakan Variasi,
6. Keterampilan Memberi Penguatan,
7. Keterampilan Membimbing Diskusi
Kelompok Kecil,
8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil
dan Perorangan.
0 comments :
Post a Comment